Matsumae Oshima
pulau di Jepang / From Wikipedia, the free encyclopedia
Matsumae Ōshima (松前大島code: ja is deprecated ) atau hanya disebut sebagai Ōshima (大島code: ja is deprecated ) adalah sebuah pulau vulkanis tak berpenghuni di Laut Jepang, 50 kilometer (31 mi) ke arah barat dari kotapraja Matsumae dan merupakan titik paling barat Hokkaido. Secara administrasi, pulau ini adalah bagian dari Subprefektur Oshima di Hokkaido, Jepang. Untuk membedakan Ōshima dari pulau lain dengan nama yang sama, terkadang dikenal sebagai Oshima Ōshima (渡島大島code: ja is deprecated ).
Nama lokal: Matsumae Ōshima (松前大島) 大島, Ōshima | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Geografi | |||||||||||
Lokasi | Asia Timur | ||||||||||
Koordinat | 41°30′N 139°23′E | ||||||||||
Kepulauan | Jepang | ||||||||||
Luas | 9,73 km2 | ||||||||||
Lebar | 4 km | ||||||||||
Titik tertinggi | Gunung Era (732,4 m) | ||||||||||
Pemerintahan | |||||||||||
Negara | Jepang | ||||||||||
Prefektur | Hokkaido | ||||||||||
Subprefektur | Subprefektur Oshima | ||||||||||
Distrik | Distrik Matsumae | ||||||||||
Kotapraja | Matsumae | ||||||||||
Info lainnya | |||||||||||
|
Dengan luas 9,73 kilometer persegi (3,76 sq mi), Matsumae Ōshima adalah pulau tak berpenghuni terbesar di bawah kedaulatan Jepang. Pulau ini merupakan kaldera ganda dengan bukit skoria menjulang di tengahnya. Pulau ini merupakan puncak dari dua gunung berapi kerucut yang tumpang tindih dan kaldera yang terkait, yaitu Gunung Higashi dan Gunung Nishi.[1] Puncak tertinggi, Gunung Era (江良岳code: ja is deprecated , Era-dake) pada ketinggian 737 meter (2.418 ft),[2] merupakan bagian dari gunung berapi rangkap tiga. Puncaknya naik mendekati 2.000 meter (6.600 ft) dari dasar laut. Pulau ini terdiri dari batuan vulkanik alkali mafik dan non-alkali, berusia kurang dari 18.000 tahun.[3]
Di sisi selatan pulau di Aidomari (北風泊code: ja is deprecated , Aidomari), terdapat mercusuar dan heliport yang dioperasikan oleh Penjaga Pantai Jepang.
Karena aktivitas gunung berapi dan konservasi alam, pendaratan di pulau tersebut memerlukan persetujuan dari Badan Urusan Budaya Jepang.