Koresh Agung
pendiri Kekaisaran Akhemeniyah / From Wikipedia, the free encyclopedia
Koresh II[lower-alpha 2] (atau Koresy II; bahasa Persia Kuno: 𐎤𐎢𐎽𐎢𐏁 Kūruš;[6] bahasa Persia Modern: کورش Kūroš), dikenal dengan Koresh Agung, adalah Raja Diraja (Kaisar) Iran yang berkuasa sampai tahun 530 SM. Pandangan tradisional menyatakan bahwa dia adalah seorang anggota Dinasti Akhemeniyah, sehingga kekaisarannya disebut Kekaisaran Akhemeniyah.[7] Sebelum menjadi Raja Diraja Iran, Koresy adalah raja daerah Persia, sebuah kawasan di Iran selatan, sehingga negaranya juga disebut Kekaisaran Persia oleh bangsa non-Iran.
Koresh Agung | |||||
---|---|---|---|---|---|
Raja Diraja Iran Raja Media | |||||
Berkuasa | 550–530 SM | ||||
Pendahulu | Astyages | ||||
Penerus | Kambisus II | ||||
Raja Persia | |||||
Berkuasa | 559–530 SM[lower-alpha 1] | ||||
Pendahulu | Kambisus I | ||||
Penerus | Kambisus II | ||||
Raja Lidia | |||||
Berkuasa | 547–530 SM | ||||
Pendahulu | Kroisos | ||||
Penerus | Kambisus II | ||||
Raja Babilonia | |||||
Berkuasa | 539–530 SM | ||||
Pendahulu | Nabonidus | ||||
Penerus | Kambisus II | ||||
Kelahiran | kira-kira 600 SM[2] Ansyan, Persia | ||||
Kematian | 4 Desember 530 SM[3] (70 tahun) Sepanjang Sungai Syr Darya | ||||
Pemakaman | |||||
Pasangan | Kassandana | ||||
Keturunan | Kambisus II Bardiya Artastuna Atosa Roxane[4] | ||||
| |||||
Wangsa | Akhemeniyah | ||||
Ayah | Kambisus I | ||||
Ibu | Mandana |
Pada masa kekuasaannya, dia menyatukan berbagai peradaban di Timur Dekat Kuno, termasuk menaklukkan Media, Lydia, dan Babilonia. Kekaisarannya membentang dari Laut Tengah di barat sampai Sungai Indus di timur. Koresy terkemuka, baik atas perannya sebagai negarawan maupun prajurit. Atas infrastruktur politik yang dia ciptakan, Kekaisaran Akhemeniyah bertahan lama setelah kematiannya.
Koresy Agung menghormati adat istiadat dan agama di tanah yang dia taklukkan,[8] menjadi percontohan yang berhasil untuk administrasi terpusat dan pembangunan pemerintahan yang bekerja untuk keuntungan rakyatnya.[7] Koresy juga terkenal karena capaiannya dalam hak asasi manusia, politik, dan strategi militer, serta pengaruhnya terhadap peradaban Timur dan Barat.
Koresy juga disebut dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen) terkait titahnya untuk mengembalikan orang-orang buangan, termasuk bangsa Yahudi, kembali ke tanah air mereka masing-masing, serta mengizinkan bangsa Yahudi membangun kembali Bait Suci di Yerusalem.[9][10][11] Titah itu ditulis antara lain dalam Silinder/Tabung Koresy, yang ditulis tahun 539 SM dan saat ini disimpan di British Museum, London. Sebagian ulama Muslim modern berpendapat bahwa sosok Dzulqarnain yang disebut dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam) adalah Koresy.[12][13]