Konflik Tiongkok-Vietnam 1979–1991
From Wikipedia, the free encyclopedia
Konflik Tiongkok-Vietnam 1979–1991 (atau Konflik Sino-Vietnam 1979–1991) adalah serangkaian bentrokan di wilayah perbatasan dan maritim antara Republik Rakyat Tiongkok dengan Republik Sosialis Vietnam setelah pecah Perang Tiongkok-Vietnam pada 1979. Bentrokan ini berlangsung sejak akhir Perang Tiongkok-Vietnam sampai normalisasi hubungan pada 1991.
Konflik Sino–Vietnam 1979-1991 | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Tiongkok-Vietnam dan Perang Dingin | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Tiongkok | Vietnam | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Deng Xiaoping Ye Jianying Ketua SCNPC (1979–83) Li Xiannian Presiden (1983–88) Yang Shangkun Presiden (1988–91) Yang Dezhi Xu Shiyou |
Lê Duẩn Sekretaris Umum (1979–86) Trường Chinh Sekretaris Umum (1986) Ketua CS (1981–87) Nguyễn Văn Linh Sekretaris Umum (1986–91) Tôn Đức Thắng Presiden (1979–80) Nguyễn Hữu Thọ Presiden (1980–81) Võ Chí Công Ketua CS CS (1987–91) Văn Tiến Dũng Đàm Quang Trung Vũ Lập | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
~200.000[1]–400.000[2] | ~600.000[2]–800.000[1] (termasuk unit yang tidak biasa) |
Ketika Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) mengundurkan diri dari Vietnam setelah perang pada Maret 1979, Tiongkok mengumumkan bahwa mereka tidak berambisi untuk merebut "satu inci persegi wilayah Vietnam".[3] Namun, pasukan Tiongkok menduduki tanah yang diperebutkan seluas 60 km² yang dikuasai oleh Vietnam sebelum terjadi bentrokan.[4] Di beberapa tempat seperti daerah di sekitar Gerbang Persahabatan dekat kota Lạng Sơn, pasukan Tiongkok menduduki wilayah yang secara militer kecil nilainya tetapi memiliki nilai simbolis yang penting. Di tempat lain, pasukan Tiongkok menduduki posisi yang strategis dan penting bagi militernya guna dijadikan sebagai batu loncatan untuk menyerang Vietnam.[5]
Pendudukan Tiongkok atas wilayah perbatasan membuat Vietnam marah sehingga menyebabkan serangkaian konflik perbatasan antara Vietnam dan Tiongkok untuk mengendalikan wilayah tersebut. Konflik-konflik terus berlanjut hingga 1988, sempat memuncak pada 1984–1985.[6] Awal 1990-an, bersamaan dengan penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja dan pembubaran Uni Soviet (Rusia), hubungan antara kedua negara ini secara bertahap kembali normal. Pada 1991, kedua negara secara resmi mengumumkan normalisasi hubungan diplomatik mereka, sekaligus mengakhiri konflik perbatasan.