Kandidat pemilu non-manusia ditemukan di sejumlah negara. Seringkali, kandidat tersebut menjadi alat suara protes atau memplesetkan sistem politik. Selain itu, kandidat tersebut juga dijadikan hiburan.
Terpilih untuk menjabat
Pada 1922, Ioiô (Yo-yo), seekor kambing jantan, terpilih menjadi konselor kota Fortaleza, Ceará, Brasil[1]
Boston Curtis, seekor anak keledai coklat, ditawarkan sebagai kandidat untuk kursi Partai Republik di Milton, Washington pada 1938, memenangkan suara 51 banding nol.[2][3]
Pada 1967, sebuah perusahaan bedak kaki Ekuador mengiklankan produknya, Pulvapies, sebagai kandidat wali kota di kota Picoazá. Secara mengejutkan, bedak kaki tersebut memenangkan suara mayoritas.[4]
Bosco, seekor anjing campuran Labrador-Rottweiler hitam, terpilih menjadi wali kota Sunol, California (1981–1994).[5][6]
Pada 1997, seekor kucing bernama Stubbs terpilih menjadi wali kota Talkeetna, Alaska.[7]
Pada Agustus 2014, Duke, anjing berusia tujuh tahun memenangkan sebuah pemilu dan menjadi wali kota baru Cormorant, Minnesota.[8][9][10][11][12] Duke mati pada 22 Februari 2019.[13]
Pada Juli 2018, seekor kucing bernama Sweet Tart (kelahiran 2009) memenangkan gelar wali kota Omena, Michigan.
Pada Maret 2019, seekor kambing Nubia berusia 3 tahun bernama Lincoln terpilih menjadi wali kota Fair Haven, Vermont, mengalahkan seekor anjing Samoyed bernama Sammie dengan selisih dua suara.[14][15]
Tidak terpilih
Catmando, seekor kucing politik, menjadi pemimpin bersama dari Official Monster Raving Loony Party (OMRLP) Inggris sejak 1999 hingga 2002, bersama dengan pemiliknya, Howling Laud Hope.