![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/da/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Technische_Hogeschool_aan_het_IJzermanpark_te_Bandung_Java_TMnr_10002359.jpg/640px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Technische_Hogeschool_aan_het_IJzermanpark_te_Bandung_Java_TMnr_10002359.jpg&w=640&q=50)
Kampus ITB Ganesha
From Wikipedia, the free encyclopedia
Kampus utama Institut Teknologi Bandung yang berlokasi di Jl. Ganeća 10, Bandung, Jawa Barat, Indonesia dengan luas 286.830 meter persegi (28,68 hektar) merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia, yaitu Technische Hoogeschool te Bandoeng yang mulai dibangun pada tahun 1919 dan terus mengalami perluasan dan penambahan fasilitas. Dengan dipindahkannya lapangan dan fasilitas olahraga kampus pada awal tahun 1990an ke kawasan Lembah Siliwangi, maka Lembah Siliwangi menjadi satu kesatuan dengan kampus ITB sehingga luasnya menjadi 330.646 meter persegi (33,06 hektar).[1]
Kampus Utama Institut Teknologi Bandung | |
---|---|
![]() Kampus ITB dilihat dari Taman Ganesha (masa kolonial) | |
![]() | |
Nama sebelumnya | Technische Hoogeschool te Bandoeng |
Nama lain | Kampus Ganesha On-G campus |
Informasi umum | |
Alamat | Jl. Ganeća 10 |
Kota | Bandung |
Negara | Indonesia |
Koordinat | 6°53′27.25″LS,107°36′37.36″BT[note 1] |
Ketinggian | 775 m (2.543 ft)[note 1] |
Peletakan batu pertama | 4 Juli 1919 |
Mulai dibangun | 1919 |
Dibuka | 3 Juli 1920 |
Diresmikan | 3 Juli 1920 |
Pemilik | Kemenristekdikti |
Tuan tanah | Direktorat Pengembangan, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB |
Luas tanah | 330.646 meter persegi[note 2] |
Desain dan konstruksi | |
Arsitek | Ir. Henri MacLaine Pont |
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f9/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Technische_Hogeschool_in_Bandoeng_TMnr_10028375.jpg/640px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Technische_Hogeschool_in_Bandoeng_TMnr_10028375.jpg)
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/9/9e/1920_Altim_interior.jpg/320px-1920_Altim_interior.jpg)
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/a/aa/Foto_udara_TH_Bandoeng_1923.jpg/640px-Foto_udara_TH_Bandoeng_1923.jpg)
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/3/31/Foto_udara_TH_Bandoeng_1924.jpg/640px-Foto_udara_TH_Bandoeng_1924.jpg)
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/83/Foto_udara_TH_Bandoeng_1930.jpg/640px-Foto_udara_TH_Bandoeng_1930.jpg)
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/3/3c/Foto_udara_TH_Bandoeng_1939.jpg/640px-Foto_udara_TH_Bandoeng_1939.jpg)
Menyadari akan keterbatasan lahan Kampus Ganesha dikaitkan dengan meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana untuk mewujudkan visi akademiknya, maka pada sekitar tahun 2010 diterapkanlah kebijakan ITB multikampus yang memunculkan istilah "On-G campus" dan "Off-G campus". Istilah "On-G campus" merujuk pada Kampus ITB Ganesha sedangkan kampus-kampus ITB di luar itu disebut sebagai "Off-G campus". Kampus ITB Off-G yang sudah terwujud dan mulai dibangun adalah Kampus ITB Jatinangor dengan luas 47 hektar (lebih dari 1 ½ kali luas "ITB On-G campus"). Masuknya Kampus ITB Jatinangor langsung meningkatkan total aset tanah ITB menjadi seluas 795.646 meter persegi, termasuk Kantor Pusat ITB Jl. Tamansari 64; Komplek Masjid Salman; Villa Merah; Hotel Sawunggaling; Observatorium Bosscha; dan tiga puluhan lokasi lainnya.[2]:9 "ITB Off-G campus" lainnya yang sedang direncanakan adalah Kampus ITB Bekasi dan Kampus ITB Walini.
Keunikan wajah Kampus ITB Ganesha atau "On-G campus" dengan bangunan-bangunan lamanya dan kerimbunan pepohonannya, tetap dapat dinikmati hingga saat ini. Bangunan utama kampus pada masa kolonial, yakni Aula Barat dan Aula Timur yang dirancang oleh Ir. Henri MacLaine Pont merupakan sebuah eksperimen seni bangunan dalam memadukan langgam arsitektur tradisional nusantara dengan kemajuan teknik konstruksi modern. Langgam ini dikenal sebagai Arsitektur Indisch.[3]:11 Meskipun di beberapa bagian kampus telah terjadi penambahan dan pembuatan gedung-gedung baru sebagai bagian dari upaya mengakomodasi kebutuhan baru dalam kegiatan belajar mengajar, suasana unik kampus masih tetap terjaga. Rentang sejarah kampus ini dapat terlihat dari beragam gaya arsitektur bangunan gedung sesuai zamannya yang dapat dibagi menjadi beberapa periode yaitu:
- Periode 1920-1942
- Periode 1942-1950
- Periode 1950-1959
- Periode 1959-1973
- Periode 1973-1983
- Periode 1983-1990
- Periode 1990-2001
- Periode 2001-2011
- Periode 2011-sekarang
Walaupun dibangun dalam bermacam gaya, ada beberapa konsep yang masih dipegang teguh dalam pengembangan kampus ITB sesuai rancangan awal master plan yang dibuat Ir. Henri MacLaine Pont - arsitek pertama kampus ini yaitu:
- Sumbu imajiner poros utara-selatan yang membagi dua kampus dengan vista ke arah Gunung Tangkuban Parahu;
- Selasar penghubung bangunan dengan jejeran kolom berbentuk silinder;
- Penggunaan batu alam pelapis dinding dan kolom selasar, serta penutup atap dengan sirap berbentuk "julang ngapak" pada gedung-gedung yang dibangun di kawasan pelestarian;
- Fleksibilitas penggunaan ruang/gedung tertentu.