Loading AI tools
Perwira SS Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Joachim Peiper (30 Januari 1915-13 Juli 1976) sering dikenal dengan nama panggilan Jochen Peiper, adalah salah seorang perwira senior Waffen-SS selama Perang Dunia II dan diajukan sebagai penjahat perang di Belgia dengan hukuman 12 tahun penjara setelah berakhirnya perang Perang Dunia II. Dia juga dituduh atas kejahatan serupa di Italia namun dengan keputusan tidak terdapat cukup bukti untuk menghukumnya. Dengan berakhirnya karier militernya pada tahun 1945, Peiper tercatat sebagai kolonel resimen termuda dalam Waffen-SS, menjabat sebagai SS-Standartenführer. Dia juga ajudan pribadi Heinrich Himmler periode April 1938 sampai dengan Agustus 1941.
Joachim Peiper | |
---|---|
Julukan | Jochen |
Lahir | Berlin, Kekaisaran Jerman | 30 Januari 1915
Meninggal | 14 Juli 1976 61) Traves, Haute-Saône, Prancis | (umur
Dikebumikan | St Anna's Church Schondorf, Jerman |
Pengabdian | Jerman Nazi |
Dinas/cabang | Waffen-SS |
Lama dinas | 1933–1945 |
Pangkat | SS-Obersturmbannführer |
NRP | SS #132,496 |
Kesatuan | SS Division Leibstandarte |
Perang/pertempuran | World War II |
Penghargaan | Knight's Cross of the Iron Cross with Oak Leaves and Swords |
Pekerjaan lain | Porsche and Volkswagen |
Setelah kebebasan dari penjara, Peiper bekerja untuk Porsche dan Volkswagen, sebelum pindah ke Prancis untuk menerjemahkan "Rainer Buschmann". Peiper ditemukan mati dalam kebakaran di Prancis pada Juli 1976.
Peiper lahir dari kelas menengah di Silesia, Jerman. Ayahnya, Kapten Waldemar Peiper, berdinas di Tentara Kerajaan Jerman dan ikut serta dalam beberapa kampanye di Afrika Utara.[1]. Pada tahun 1915, ia pensiun dari ketentaraan atas alasan kesehatan setelah terkena malaria. Setelah pepertangan, Waldemar Peiper bergabung dalam Freikorps dan bergabung dalam pemberontakan Silesia. [2]
Peiper tidak memenuhi persyaratan untuk masuk kuliah. [1] Pada tahun 1926, ia mengikuti kakaknya Horst (lahir 1912) dan bergabung dalam gerakan kepanduan, dan kemudian menjadi tertarik dengan karier militer. [3] Horst bergabung dengan SS, dengan pangkat Hauptsturmführer.[4]. Horst ikut dalam Pertempuran Prancis dengan Divisi Ketiga SS Totenkopf, sebelum dipindah ke Polandia, di mana ia terbunuh dalam kecelakaan.[5]
Peiper berulangtahun tepat ke 18 tahun saat Hitler diangkat menjadi Kanselir Jerman. Ia bergabung menjadi sukarelawan Hitler Youth (bahasa Jerman: Hitlerjugend), bersama kakaknya Horst.[6] (Kakak tertua Peiper, Hasso, lahir 1910). Peiper ingin bergabung dengan divisi kavaleri Jerman, Reichswehr. Untuk itu ia harus belajar berkuda, sehingga mengikuti saran salah satu rekan keluarganya, Jenderal Walther von Reichenau, bergabung dalam Divisi 7 SS, Reiterstandarte, pada 12 Oktober 1933. Pada 23 Januari 1934, ia dipromosikan menjadi SS-Mann dengan nomor keanggotaan SS 132.496. [7] Pada 1934, saat pengerahan tahunan di Nuremberg, ia dipromosikan menjadi Sturmmann dan akhirnya mendapat perhatian Heinrich Himmler. Pada tahun 1935 ia menulis, "Sebagaimana nasihat Himmler, Reichsfuchrer dari SS, aku memutuskan karier sebagai perwira senior SS yang aktif. [8]
Januari 1935, ia dikirimkan ke kamp untuk Hitler Youth, SA dan SS di Juterborg.[9] Setelah menyelesaikan kursusnya, ia dipromosikan menjadi Unterscharführer.[10] Peiper melewati pendidikan di SS Junkerschule (pelatihan perwira) di Braunscwheig semenjak 24 April 1935 hingga 30 Maret 1936. [11] Sekolah perwira SS ini didirikan oleh Paul Hausser. Sehubungan dengan pendirian sekolah perwira di Braunschweig, Hausser mengadakan program reformasi di sekolah perwira SS di Bad Tölz.[12] Setelah lulus dari Junkerschule, Peiper mengikuti pelatihan di Dachau concentration camp sejak Februari hingga Maret 1936. [13] Pada 20 April 1936, Peiper dipromosikan menjadi Untersturmführer dan ditempatkan sebagai Leibstandarte SS Adolf Hitler di bawah komando Sepp Dietrich. [14] Ia bertahan di sana sampai Juni 1938. [1]
Pada 4 Juli 1938, Peiper ditempatkan di pos administratif sebagai ajudan Heinrich Himmler, di bawah komando Karl Wolff. [15] Peiper bekerja di anteroom milik Himmler di SS-Hauptamt di Prinz-Albrecht-Straße. Sebagai anggota Reichsführer-SS, Peiper sangat dekat dengan berbagai perwira tinggi SS. Ia menjadi ajudan favorit Himmler. Peiper kemudian menjadi staf personal Himmler dan ikut mengiringinya ke Italia.[16]
Pada ulang tahunnya ke 24, Peiper dipromosikan menjadi Obersturmführer. Pada saat ini, ia bertemu Sigurd (Sigi) Hinrichsen, sekretaris personal staf Himmler dan teman dekat Hedwig Potthast, selir Himmler. Peiper dan Hinrichsen menikah 26 Juni 1939 dalam sebuah perayaan bertema SS. Pasangan ini tinggal di Berlin hingga pengeboman Berlin pada Perang Dunia Kedua, saat Sigi dikirim ke Rottach, Upper Bavaria, di dekat kediaman kedua Himmler. Mereka memiliki anak bernama Hinrich, Elke dan Silke.
Pada 1 September 1939, Jerman menginvasi Polandia. Sebagai salah satu ajudannya, Peiper turut serta dalam kunjungan Himmler dalam kereta spesial SS, Reichsführer. Peiper juga ada bersama Himmler pada 20 September di Bydgoszcz Blomberg, saat mereka menyaksikan eksekusi 20 orang Polandia. [17] Peiper menulis bahwa pengalaman membuat Himmler tak mampu berkata-kata selama beberapa hari. [18] Sebagaimana dikatakan Peiper ke Ernst Schäfer, Hitler telah memerintahkan Himmler menghabisi intelektual Polandia. [18]
Setelah kekalahan Polandia, Peiper membantu Himmler membangun peraturan dan perencanaan untuk mengontrol populasi orang Polandia.[19] Selanjutnya, Peiper menemani Himmler dalam perayaan Feldherrnhalle di Munich pada 9 Oktober 1939. Pada 13 Desember 1939, Peiper dan Himmler menyaksikan pembunuhan melalui gas beracun terhadap penghuni fasilitas psikiatris di Owińska di dekat Poznań. Dalam interogasi, Peiper menggambarkan pengalaman tersebut secara terpisah dari emosinya, dalam gaya faktual. [20]
Pada April 1940, Peiper menemani Himmler dalam perjalanan ke Buchenwald dan Flossenbürg concentration camp, diiringi kunjungan ke Polandia untuk menemui pemimpin SS dan Polisi, Wilhelm Rediess dan Brigadeführer Otto Rasch. Pada awal Mei, Himmler, ditemani Peiper, bertemu Pemimpin SS dan Polisi, Odilo Globocnik di Lublin, dengan Peiper menyadari bahwa perjanjian pertemuan Himmler mencatat adanya rencana Globocnik untuk menggunakan tenaga paksa Yahudi untuk membangun tembok pertahanan yang masif. Pada 17 Mei 1940, Peiper menemani Himmler saat mengikuti pasukan Waffen-SS pada pertempuran Prancis. Di Hasselt, Peiper mendapat izin mengikuti unit pertempuran dan menjadi pemimpin pleton di Batalion ketiga dari 11th Company dari Divisi Pertama Leibstandarte SS Adolf Hitler (LSSAH). Setelah merampas artileri di perbukitan Wattenberg, Peiper dianugerahi Salib Besi dan dipromosikan menjadi Hauptsturmführer.[21]
Peiper kembali menjadi ajudan Himmler pada 21 Juni 1940. Pada 10 Juli 1940, dia menemani Himmler ke Berghof, di mana para pemimpin Reich mendiskusikan perang dan rencana Hitler.[22]
Pada bulan Oktober 1940, Peiper menemani Himmler ke Madrid, di mana ia bertemu Franco. Setelah melewati Metz, mereka berhenti di Dax, di mana Himmler bertemu Theodor Eicke, komandan SS divisi Totenkopf. Tak lama, pada 14 November 1940, Peiper diangkat menjadi ajudan pertama Himmler.[23] Pada Januari 1941, Peiper menemani Himmler saat ia menginspeksi kamp konsentrasi Ravensbrück dan Dachau.[24] Pada bulan Maret 1941, bersama Karl Wolff dan Fritz Bracht, mereka mengunjungi Auschwitz.[25]
Himmler dan stafnya kemudian berjalan ke Norwegia, Austria, Polandia, Balkan, dan Yunani. [26] Perjalanan ini termasuk ke ghetto Łódź, yang dituliskan oleh Peiper "Ini adalah pemandangan yang mengerikan: Kami menyaksikan bagaimana polisi ghetto Yahudi, yang menggunakan topi tanpa tepian dan dipersenjatai gada kayu, tak mampu menyisakan ruangan cukup untuk kami. Tetua Yahudi di sana juga menghadiahi Himmler dengan sebungkusan bunga."[26]
Pada Februari 1941, Himmler menceritakan rencana Jerman kepada Peiper, sebuah Operasi Barbarossa, untuk menginvasi Uni Soviet [24]. Operasi ini dimulai 22 Juni 1941. Di belakang lini terdepan, Einsatzgruppen, di bawah kontrol Reichssicherheitshauptamt (Reich Main Security Office), menyatakan perang terhadap "Untermenschen", komunis pembunuh, Yahudi, gipsi, dan partisan.[27][28] Tugas Peiper sebagai ajudan pertama adalah salah satunya menyajikan statistik dari unit Einsatzgruppen tentang pembunuhan massal di front timur.[29]
Pada akhir musim panas 1941, Werner Grothmann menjadi ajudan pertama Himmler. Meskipun Peiper dipindah ke unit pertempuran, ia tetap dekat dengan Himmler. Dalam suratnya kepada Peiper, Himmler memanggilnya dengan sebutan "Jochenku tersayang".[27]
Walau sudah tidak lagi jadi ajudan pertama, Peiper tetap menulis dalam diari Himmler hingga pertengahan September 1941. Peiper mungkin sudah diutus ke LSSAR sebelumnya sebagai pengamat dari Reichsführer-SS,[30], namun tersedia catatan yang memperlihatkan bahwa ia secara resmi dipindah ke LSSAH sebelum Oktober 1941. Saat ia bergabung kembali ke LSSAH, unit ini sedang bertempur di front timur, dekat Laut Hitam. Peiper menghabiskan waktu beberapa hari di kantor pusat saat seorang komandan unit terluka yang memungkinkan Peiper mengambil alih komando 11th Company. [30]
11th Company bertempur di Mariupol dan Rostov-on-Don. Peiper dikenal dengan semangat tempurnya, walaupun unitnya banyak mati akibat taktiknya yang agresif. Pasukan ini membunuh beberapa tahanan perang.[31]
Selama aksi peperangan, LSSAH diikuti oleh Einsatzgruppe D, yang bertanggung jawab mengatur pemusnahan Yahudi dan Komunis. Einsatzgruppe D melanjutkan operasinya bahkan pada saat musim dingin menghentikan operasi militer aktif. Musim dingin yang sama dialami Taganrog di Laut Azov seperti juga LSSAH dan dalam beberapa kesempatan, divisi ini membantu Einsatzgruppe D dengan operasinya.[32]
Pada Mei 1942, Peiper mempelajari kematian kakaknya, Hans-Hasso. Dalam bulan yang sama, LSSAH dipindah ke Prancis, untuk beristirahat dan memulihkan diri. [32] Dalam perjalanan ke Prancis, Peiper meninggalkan unitnya dan bertemu Himmler di kantor pusat pada 1 Juni. Pertemuan ini diikuti pula sekretaris Himmler, Rudolf Brandt dan Heinz Lammerding, anggota dari staf kantor pusat Divisi SS Totenkopf. Juli 1942, Peiper bertemu lagi dengan Himmler dan tidak bergabung lagi dengan batalionnya sampai Agustus 1942. [33]
Selama di Prancis, LSSAH diatur ulang menjadi divisi Panzergrenadier dan Peiper dipromosikan menjadi komandan Batalion ketiga. [34] Pada akhir 1942, Peiper mendapat izin bertemu keluarganya. Pada 30 Januari 1943, ia dipromosikan menjadi Obersturmbannführer-SS.[34] Sementar itu, di front timur, Jerman dalam situsi mengkhawatirkan, terutama Pertempuran Stalingrad. Batalion Peiper meninggalkan kantor pusatnya di Prancis pada 31 Januari 1943 ke Lyubotin, dekat Kharkiv. Pasukan ini langsung ditugaskan ke front pertempuran.[35]
Selama Pertempuran Kharkov Ketiga, Peiper memimpin batalion ketiga dari Resimen Panzergrenadier Kedua, yang merusak 48 kilometer (30 mi) lini Soviet untuk menyelamatkan Divisi Infantri yang terkepung. Memimpin ambulans kembali ke lini Jerman, ia menemukan rutenya diblokir oleh batalion ski Soviet yang menghancurkan jembatan utama di Sungai Udy. Unitnya bertempur di kota dan memperbaiki jembatan tersebut, mengamankan jalan bagi ambulans-ambulans kembali ke lini Jerman.[36] Jembatan yang diperbaiki, bagaimanapun, tak sanggup menahan unit berat dan senjata penyerang. Peiper memerintahkan orang-orangnya untuk berjaga di belakang lini Soviet dan menemukan jalan keluar lain. Mereka lalu berhasil kembali ke lini Jerman dengan angka kematian rendah.[37]
Penyelamatan ini berujung pertempuran besar dengan pasukan Soviet di pedesaan di Krasnaya Polyana. Saat memasuki desa, menemukan hal mengerikan. Semua orang di detasemen medis yang ditinggal di sana telah terbunuh dan dimutilasi. Seorang Sersan SS dalam pasukan suplai Peiper, Otto Sierk, menyatakan bahwa Peiper merespon bahwa "Di desa, dua truk BBM dibakar dan 25 orang Jerman dibunuh partisan dan tentara Soviet Sebagai pembalasan, Peiper memerintahkan pembakaran keseluruhan desa dan penembakan penghuninya".[38] (Pengakuan Sierk didapat pada 17 November 1944 oleh sekutu barat, dan dirahasiakan).[39]
Pada 6 Mei 1943, Peiper dianugerahi German Cross in Gold untuk pencapaiannya pada Februari 1943 di sekitar Kharkov, di mana unitnya mendapat julukan "Batalion Obor Las". Dilaporkan bahwa julukan ini didapat dari pembakaran dan pembantauan dua desa Uni Soviet, di mana penduduknya ditembak atau dibakar.[40][41][42] Sumber dari Ukrainia, termasuk Ivan Kiselev yang berumur 14 tahun saat selamat dari pembantaian, mendeskripsikan pembunuhan di desa Yefremovka dan Semyonovka pada 17 Februari 1943. Pada 12 Februari pasukan Waffen-SS dari LSSAH menguasai dua desa, di mana pasukan Soviet melukai dua tentara Jerman saat mundur. Sebagai balas dendam, lima hari kemudian LSSAH membunuh 872 laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Sekitar 240 di antaranya dibakar hidup-hidup di Gereja di Yefremovka. [43]
Agustus 1944, saat Sturmbannführer Jacob Hanreich tertangkap di selatan Falaise di Prancis dan diinterogasi sekutu, menyatakan bahwa Peiper "tentu dengan bersemangat mengeksekusi perintah pembakaran". Hanreich berdinas sebagai Leibstandarte namun bergabung bersama SS Division Hitlerjugend saat penangkapan.[44] Obor las dijadikan simbol tak resmi unit ini, dan digambarkan di kendaraan batalion[36]
Pada 9 Maret 1943, Peiper dianugerahi penghargaan tertinggi Jerman, Knight's Cross of the Iron Cross. Himmler mengirim ucapan selamat personal melalui radio, "Penghargaan dari hati terdalam untuk Knight's Cross, Jochen tersayang! Aku bangga padamu!" [45]. Dalam periode ini, propaganda Nazi memuji Peiper sebagai pemimpin luar biasa. Surat kabar resmi Waffen-SS, Das Schwarze Korps ("Korps Hitam"), menggambarkan aksi Peiper di Kharkiv dalam istilah yang menggelora seperti "master dalam berbagai situasi" dan memuja Peiper atas "kecepatan dalam pengambilan keputusan", sikap "kepedulian" dan "perintah yang tegas dan tak lazim", di dukung pula oleh "kerja intelektual dan keamanan yang instingtif". Paper tersebut menuliskan bahwa "kepercayaan tanpa syarat dari pasukannya" dan menekankan bahwa ia "terlahir sebagai pemimpin, dipenuhi rasa tanggung jawab luar biasa, atas tiap nyawa anak buahnya", namun juga "bisa keras jika diperlukan." [46]
Deskripsi skil taktisnya melejitkan Peiper sebagai ikon Waffen-SS pada masanya, dengan mantan anggota batalionnya menggambarkannya dalam bahasa yang luar biasa.[47] Peiper dianggap sebagai perwira yang mematuhi perintah tanpa banyak mulut dan mengharapkan hal serupa dari anak buahnya.[48]
Pada Juli 1943, LSSAH ambil bagian dalam Operasi Citadel di Kursk, dengan unit Peiper membedakan dirinya sendiri dalam pertemputan. [49] Setelah kegagalan operasi, pada 17 Juli, LSSAH ditarik mundur dari Front Timur dan dipindah ke Cuneo di Utara Italia[50]
Setelah tentara Italia dihancurkan sekutu, LSSAH dipindah ke Italia untuk dua bulan, membantu melucuti militer Italia dan mencegah mereka menyerang tentara Jerman. Pada awal Agustus, kantor pusat batalion Peiper berada di Cuneo. Pada 10 September, mereka mendapat perintah melucuti garisun di Alessandria dan Asti. [51]
Pada 19 September, tentara partisan Italia di Desa Boves menangkap dua orang Peiper.[52] Faustino Dolmazzo, penasihat partisan, melaporkan bahwa saat Peiper sampai di Boves pasukan Jerman menunjuk dua orang Italia, satunya pendeta Italia, untuk mengatur pembebasan kedua orang tersebut. Peiper berjanji Jerman tidak akan terlibat dalam pembalasan. Dua orang dibebaskan, namun pasukan Jerman membakar perumahan dan membunuh 22 orang saat mencoba lari. Mayat dua orang Italia penengah yang terbunuh ditemukan di antara tubuh korban.[53]
Peiper sendiri melaporkan aksinya, yang diketahui sebagai pembantaian Boves. "Saya berpendapat aksi kita membebaskan rekan kita yang terkepung dalam aksi, di tengah serangan tentara Italia, karena tentara telah runtuh dan taka ada serangan dilancarkan atas Cuneo atau Turin. Bagaimanapun penyesalan dari konsekuensi dari aksi kita adalah untuk penduduk Boves, tidak boleh diabaikan bahwa intervensi sewaktu yang kita buat telah mencegah jatuhnya korban lebih lanjut yang merupakan hasil serangan orang-orang Italia.' Pada 1968, an pengadilan Italia menyimpulkan bahwa "...kecurigaan tidak cukup atas aktivitas kejahatan dari dari segala tuduhan." Pada 23 Desember 1968, pengadilan distrik Jerman di Stuttgart sampai kepada kesimpulan yang sama, menghentikan potensi prosekusi Peiper saat beraktivitas di Italia[54]
Awal November 1943, unitnya tiba kembali di Front Timur, dan mengambil bagian dalam pertempuran di arra Zhytomyr. Pada 20 November, Georg Schönberger terbunuh, dan Peiper mengambil alih kepemimpinan Resimen Pertama SS Panzer; posisi yang dipertahankannya hingga akhir perang.[55] Di bawah komandonya, resimen ini bertempur dalam musim dingin dan terlibat dalam serangan kejutan malam hari melawan Red Army. Unit panzernya memainkan peranan penting dalam meruntuhkan serangan Soviet di area Zhytomyr. Peiper memimpin aksi menyerang lini belakang lawan dan menguasai empat kantor pusat divisi.[56] Atas aksi ini dia dianugerahi The Oak Leaves of the Knight's Cross.[57]
Keagresifan dan perintah komando resimen Peiper menyebabkan beberapa pembangkangan terhadapnya..[58] Pada saat yang sama, pertempuran brutal melibatkan unitnya terus berlangsung. Pada 5 dan 6 Desember 1943, unitnya membunuh 2.280 tentara Soviet dan hanya menahan tiga orang.[57] Saat pertempuran besar, desa di Pekartschina terbakar total dengan flamethrowers dan penghuninya dibunuh.[57]
Pada 20 Januari 1944, Peiper ditarik dari front depan dan meninggalkan unitnya. He langsung ke markas Hitler, yang menganugerahinya Oak Leaves untuk ditambahkan ke Knight's Cross yang sudah lebih dulu diterima. Tak lama setelahnya, pada ulang tahun ke 29, Peiper dipromosikan ke pangkat Obersturmbannführer. Hanya saja, Peiper sudah kelelahan mental maupun fisik. Pengamatan medis oleh dokter SS di Dachau memperlihatkan ia butuh istirahat. Ia lalu menemui istrinya di Bavaria.[59]
Pada Maret 1944, LSSAH ditarik dari Front Timur. Pemindahan keseluruhan unit tidak diselesaikan sampai 24 Mei. Peiper bergabung kembali ke unitnya pada bulan April. Pertempuran di timur telah menyebabkan habisnya tenaga dan materi.[60] Rekrutmen baru tidak sekaliber dengan sukarelawan pra perang, yang dulu direkrut dengan kriteria ketat.[60]
Di Belgia, lima rekrutmen muda yang dituduh mencuri ayam dan ham dari penduduk dihukum mati dalam pengadilan militer. Keputusan ini terlihat berlebihan jika dibandingkan dengan pelanggarannya, terutama jika dibandingkan dengan kasus serupa. Peiper memerintahkan lima orang tersebut ditembak 28 Mei 1944 dan prajurit muda lainnya berjalan berbaris di atasnya, namun eksekusi ini malah berdampak negatif terhadap moral resimen.[60] Keberadaan mereka di Limburg, Belgia, kebanyakan untuk latihan dan penyegaran yang dipersulit oleh sulitnya bahan bakar dan gas.[61]
Operation Overlord di Normandia oleh sekutu menyebabkan kebutuhan kembalinya LSSAHke front barat. Pada 17 Juni, divisi ini memulai gerakan di daerah Caen, namun beberapa resimen panser harus tetap di Belgia, menunggu kedatangan tank baru. Seluruh divisi tidak sampai ke penempatan barunya hingga 6 Juli 1944.[61] Pada 28 Juni, Resimen Panzer Regiment SS I milik Peiper sampai di front pertempuran dan langsung terlibat. [62] Sebagaimana unit Jerman lannya di sana, mereka memainkan pertempuran bertahan sampai dimulainya Operasi Kobra pada akhir Juli dan awal Agustus. Maju bersama 19.618 orang, the LSSAH kehilangan 25 persen tenaganya dan seluruh tank.[63] Bersama seluruh Waffen SS yang terlibat di Normandia, LSSAH kehilangan kemampuan operasional tempur dan dideskripsikan oleh meja perwira yang dipersiapkan OKW pada 16 September 1944 bukan lagi sebagai divisi, namun Kampfgruppe (setara tiga sampai empat squadron).
Peiper tidak dalam rantai komando resimen panzernya saat Operation Luttich terjadi di Avranches. Mengalami tekanan mental, ia secara rahasia dievakuasi ke rumah sakit militer sekitar Sées, 70 km dari lini depan. Berdasarkan diagnosis resmi, ia menderita penyakit kuning. Ia langsung dikirim ke garis belakang dan mulai September 1944 dirawat di rumah sakit militer di Tegernsee di Bavaria Atas, tidak jauh dari rumahnya.[64]Ia dirawat sampai 7 Oktober.[65]
Selama musim gugur, pasukan Jerman harus menahan upaya sekutu melintasi Westwall, sementara Hitler mencari kesempatan untuk menguasai inisiatif di Front Barat.[66] Hasilnya adalah Operasi Wacht am Rhein. Dalam upaya putus asa dalam mengalahkan sekutu di Front Barat, Jerman berusaha menembus lini Amerika Seikat di Ardennes, untuk menyeberangi Sungai Meuse dan mengambil alih Antwerp, memotong dua kekuatan sekutu. [67]
Peran utama dari upaya terobosan dilakukan oleh Pasukan Panzer Keenam di bawah komando Sepp Dietrich. Ia harus menusuk lini Amerika antara Aachen dan Schnee Eifel dan merampas jembatan di Sungai Meuse di kedua sisi Liège.[68] Di Di antara peran penyerangan Pasukan Panzer Keenam, peran penyerangan berpindah diserahkan kepada (LSSAH) di bawah komandoOberführer-SS Wilhelm Mohnke.[68] Divisi ini dipisah menjadi empat Kampfgruppe dengan Peiper memimpin kekuatan paling substansial, termasuk seluruh bagian yang paling dilindungi di dalamnya.[69] Peiper diberikan tank paling baru, Tiger II 70 Ton atau King Tiger, yang terlibat dalam pertempuran ketiga di front barat sejak awal pengenalannya, dengan perisai 7 inchi, membuatnya sulit ditembus senjata anti tank sekutu. Hanya saja konsumsi BBM nya boros (setengah mil untuk setiap galon) bersama beberapa cacat mekanis (biasanya suspensi tank), yang tersembunyi di balik kemampuan Peiper untuk meraih objektif pertempurannya di Operasi Wacht am Rhein. Unitnya berniat menembus lini Amerika melalui jalur B Spa, Belgia, dan menguasai jembatan di Sungai Meuse di antara Liege dan Huy.[69]
Pada Januari 1945, sebuah pedang ditambahkan ke medali Knight's Cross Peipers.[70] Penghargaan ini diajukan oleh Wilhelm Mohnke. Popularitas Peiper sebagai komandan Waffen SS selama Pertempuran Bulge telah lahir.[71] Akhir Januari 1945, Peiper ada di sekitar Berlin. Pada 4 Februari, ia bertemu terakhir kalinya dengan Himmler di markasnya. Peiper kemudian pergi ke sekolah Panzergrenadier di Krhanice sampai 14 Februari. Dari sana ia bergabung dengan uninya di barat daya dari Farnad.[72] Unitnya mengambil peran dalam Operation Spring Awakening yang gagal. Meski unit Peiper menghasilkan kerugian besar bagi musuh, ia sendiri yang kelewat agresif juga kehilangan banyak pasukan dan rekan lama..[73]
Pada 1 Mei, sebagaimana unit lainnya, LSSAH terpaksa mundur ke Austria, para prajurit mendapat informasi kematian Adolf Hitler. Beberapa hari kemudian, semua unit SS diperintahkan mundur ke barat. Pada 8 Mei, LSSAH mendapat perintah meneyebrangi Sungai Enns dan menyerah ke tentara Amerika Serikat. [74] Ditemani Paul Gühl, Peiper berusaha meloloskan diri dari penahanan dan pulang ke rumahnya. Pada 22 Mei, Peiper dan Gühl tertangkap di dekat Schliersee. Sekitar Juli 1945 ia ditahan di kamp tahanan perang di Feuchtwangen, Bavaria.[75] Meskipun ia secara aktif dikejar oleh tentara Amerika (karena keterlibatan di Pembantaian Malmedy, Peiper tidak dapat ditemukan hingga 21 Agustus 1945. Inilah hari di mana ia dipindah ke kamp interogasi di Tentara USA ketiga di Freising.[76]
Peiper, di luar sikapnya yang kooperatif dan sopan selama sidang, dituduh terlibat dalam berbagai kejahatan perang.
Selama gerak maju Divisi Pertama Panzer pada 17 Desember 1944, unit berperisai beratnya bertempur melawan konvoi berperisai ringan yang terdiri atas 30 kendaraan Amerika Serikat di persimpangan Baugnez dekat Malmedy. Pasukan tersebut, kebanyakan bagian dari Batalion Observasi ke 285 dari Artilleri Darat, dengan cepat kalah dan tertangkap.[77] Bersama tahanan Amerika lainnya, mereka diminta berdiri dan tanpa alasan jelas, tentara Jerman menembak dengan senapan mesin, membunuh 84 prajurit lalu meninggalkannya begitu saja di atas salju. Mereka yang berhasil bertahan dan lolos ke lini Amerika menyebarkan cerita tersebut keesokan harinya.
Penulis Richard Gallagher melaporkan bahwa selama briefing sebelum operasi, Peiper menyatakan dengan jelas tidak boleh ada sejengkal pun boleh lolos atau seorang tahanan pun yang boleh ditahan dan tidak ada belas kasihan terhadap penduduk sipil Belgia.[78] Namun, Letkol Hal McCown, komandan Resimen Infantri ke 119 dari Batalion Kedua Amerika Serikat, bersaksi bahwa unitnya ditangkap oleh Kampfgruppe Peiper pada 21 Desember di Froidcour antara La Gleize dan Stoumont. McCown berkata bahwa ia bertemu langsung dengan Peiper dan berdasarkan pengamatannya, diperlakukan dengan baik oleh SS dan makanan diberikan sama enaknya dengan yang dinikmati Jerman.[79]
Prajurit bawahan Peiper terlibat dalam beberapa pembunuhan tawanan. Di Honsfeld, anak buah Peiper membunuh beberapa tawanan dari Amerika.[80][81]
Beberapa pembunuhan tawanan dan rakyat sipil lain dilaporkan terjadi di Büllingen,[80] Ligneuville,[82][83] Stavelot,[Note 1] Cheneux, La Gleize, Stoumont, dan Wereth pada 17, 18, 19 and 20 Desember.[85] Pada 19 Desember 1944, di daerah sekitar Stavelot dan Trois-Ponts, saat Jerman berusaha meraih kontrol atas jembatan Sungai Amblève (penting untuk memungkinkan bantuan dan suplai datang), beberapa orang anak buah Peipermembunuh rakyat sipil Belgia. Kampfgruppe di bawah Peiper diumumkan bertanggung jawab atas kematian 362 tahanan perang dan 111 rakyat sipil.[86]
Setelah penyerahan diri tentara Jerman, beberapa kejahatan perang dalam Pertempuran Bulge diarahkan kepada Kampfgruppe pimpinan Peiper, mengakibatkan Amerika segera mencari orang-orangnya di kamp tahanan perang.[80] Dipenjarakan di Freising, Bavaria Atas, Peiper melalui interogasi pertamanya.[87] Investigator segera menemukan bahwa orang-orang SS, termasuk Peiper, meskipun prajurit tangguh, tak terlatih untuk menghadapi interogasi.[87] Beberapa orang dengan mudahnya memberikan informasi yang diminta, sementara yang lain diperkirakan melewati beberapa siksaan seperti pukulan, ancaman, dan dipermalukan.[87] Peiper mengambil tanggung jawab komando untuk anak buahnya.
Pada Desember 1945, Peiper dipindah ke penjara di Schwäbisch Hall, di mana 1.000 orang bekas anggota Leibstandarte berkumpul.[87] Pada 16 April 1946, sekitar 300 tahanan dipindah dari Schwäbisch Hall ke Dachau, semuanya dihadapkan ke pengadilan.[87]
Pengadilan ini berlangsung di Dachau dari 16 Mei hingga 16 Juli 1946, di bawah pengadil militer yang terdiri dari perwira senior Amerika, dibentuk di bawah Pengadilan Militer Internasional Nuremberg.
Ketujuh terdakwa, termasuk Oberstgruppenführer-SS Sepp Dietrich, Jenderal pemimpin Tentara Panzer Keenam, Kepala Staf Brigadeführer-SS Fritz Krämer, Gruppenführer-SS Hermann Prieß, Komandan Korps Panzer SS Pertama, dan Joachim Peiper, komandan resimen SS Panzer Pertama, unit yang dituduhkan kejahatan perang ini.
Sebelum pengadilan, mengklasifikasi ulang terdakwa dari awalnya tahanan perang menjadi civilian internee.[88] Tuntutan sebagian besar didasarkan pernyatan di bawah sumpah dan tertulis yang dibuat oleh para terdakwa di Schwäbisch Hall. Untuk melawannya, pengacara para terdakwa, Letkol Willis M. Everett mencoba menunjukkan bahwa pengakuan yang ada tidak didapat dengan cara yang tepat.[89]
Everett memanggil Letkol Hal McCown untuk bersaksi mengenai pasukan di bawah Peiper terhadap tawanan perang di La Gleize. McCown, whoyang tertangkap Peiper di La Gleize, bersaksi bahwa perlakuan medis terhadap tentara Amerika yang terluka sama saja dengan tentara Jerman. Ia juga bersaksi bahwa selama menguasai kota, Peiper bersikap ramah dan profesional.
Everett kemudian memutuskan hanya memanggil Peiper untuk bersaksi. Hanya saja, terdakwa yang lain, didukung oleh pengacara-pengacara mereka, juga ingin memberi kesaksian. Ini merupakan blunder yang buruk, karena hasil pengecekan silang antar terdakwa malah memperlihatkan mereka berkelakuan seperti "sekumpulan tikus yang tenggelam... ...mereka saling tuding satu sama lain."[89] Menurut Everett, testimoni ini memberi alasan yang cukup kuat bagi pengadilan untuk menjatuhkan hukuman mati.[89]
Pengadilan militer tak bisa teryakinkan oleh kesaksian Peiper tentang pembunuhan tawanan perang di bawah kontrol Kampfgruppe yang ia pimpin.[89] Selama sidang, beberapa saksi menyatakan ada dua kejadian yang memperlihatkan Peiper memerintahkan pembunuhan tawanan.[90] Saat ditanyakan tuduhan itu, Peiper menolak tuduhan dengan alasan pengakuan didapat melalui penyiksaan.[91] Saat ditanya mengenai pembunuhan rakyat sipil Belgia, Peiper berkelit bahwa mereka adalah partizan.[92] Walau pengadilan tidak mampu membuktikan Peiper yang memerintahkan pembunuhan, namun ia dianggap bertanggung jawab terhadap tindakan bawahannya.[93]
Bersama 42 terdakwa lain, Joachim Peiper dijatuhi hukuman mati dengan digantung pada 16 Juli 1946.
Hukuman ini menciptakan kontroversi luar biasa di lingkaran orang Jerman, termasuk gereja, membuat komandan Amerika Serikat menurunkan beberapa di antaranya menjadi hukuman seumur hidup. Sebagai tambahan, pengacara Jerman, Letkol Willis M Everett, mengajukan keberatan kepada mahkamah agung Amerika Serikat, mengklaim bahwa terdakwa terbukti bersalah melalui pengakuan yang tidak sah dan menipu, dan telah menjadi pengadilan pura-pura. Keributan yang meningkat membuat Sekretaris Tentara, Kenneth Royall, menciptakan komisi yang diketuai Hakim Hordon A Simpson dari Texas untuk menginvestigasi. Komisi ini tertarik terhadap pengadilan pembantaian Malmedy dan beberapa kasus lainnya di Dachau.
Komisi ini mendarat di Eropa pada 30 Juli 1948 dan menyusun laporannya pada 14 September. Dalam laporannya, direkomendasikan bahwa 12 hukuman mati yang tersisa seharusnya diturunkan menjadi penjara seumur hidup. Komisi ini mengkonfirmasi akurasi dari tuduhan Everett atas pengadilan palsud dan tidak menentang tuntuntannya atas penyiksaan terdakwa. Komisi ini mengekspresikan opininya bahwa investigas pra peradilan tidak dilakukan dengan benar dan anggotanya merasa tidak seharusnya hukuman mati dilakukan saat ada keraguan.
Sebagai respon, Jenderal Lucius Clay menurunkan enam hukuman mati menjadi penjara seumur hidup. Namun ia menolak enam yang lainnya termasuk Peiper. Meski demikian, eksekusinya ditunda. Keributan yang disebabkan oleh laporan komisi ini menyebabkan Senat Amerika turun tangan menginvestigasi pengadilan ini.
Investigasi dimulai awal 1950, melibatkan beberapa komite senat, salah satunya Joseph McCarthy, yang waktu itu bersiap meluncurkan kariernya yang sensasional. Mendapat masukan dan dorongan dari sayap kanan dan lingkaran anti semit, McCharty mendominasi proses investigasi dan menjadi perhatian media. Ia juga mungkin dipengaruhi hakim berpandangan sayap kanan dan anti semit, LeRoy ban Roden, yang melihat pengadilan ini sebagai upaya balas dendam Yahudi atas Jerman. [94]
Dalam ivestigasi, senat menyimpulkan bahwa adanya prosedur pra peradilan yang tidak tepat, termasuk pengadilan palsu tapi tidak ada bukti penyiksaan. Namun tidak ada atau sedikit keraguan bahwa beberapa orang terdakwa memang bersalah.[95]
Ex-Jenderal Wehrmacht yang populer Heinz Guderian, berkampanye dengan aktif untuk Peiper. Misalnya ia menulis urat kepada salah satu bawahannya pada 1951:[96]
"Pada saat ini aku bernegosiasi dengan Jenderal Handy [Heidelberg] karena ia ingin menggantung Peiper yang malang. McCloy tak berdaya, karena pengadilan untuk kejadian Malmedy diselenggarakan Eucom, yang bukan bawahan McCloy. Hasilnya saya memutuskan untuk meminta langsung kepada Presiden Truman, dan bertanya apakah ia menyadari kebodohan ini."
Tuntutan atas kejadian Malmedy adalah penjara seumur hidup dan layanan selamanya. Keputusan atas Peiper adalah penjara 35tahun pada 1954 dan dibebaskan Desember 1966, terdakwa terakhir dari Malmedy yang dibebaskan.[94] Ia dipenjara 11,5 tahun.
HIAG, organisasi yang terdiri dari bekas anggota Waffen SS, telah menolong istrinya mencari pekerjaan di sekitar Penjara Landsberg. Mereka kemudian mengupayakan pembebasan bersyarat untuk Peiper. Untuk meraih kebebasannya, Peiper harus membuktikan ia mampu mendapat pekerjaan. Melalui jasa Dr. Albert Prinzing, bekas Hauptsturmführer-ss di Sicherheitsdienst, dia mendapat pekerjaan di perusahaan mobil Porsche.[97]
Menetap di Prancis sejak 1972, Peiper menghabiskan sisa hidupnya dalam ketenangan. Hanya saja ia masih menggunakan nama asli. Pada 1974, ia dipergoki oleh salah satu mantan anggota perlawanan Komunis di daerah tersebut yang melapor kepada Parati Komunis Prancis. Pada 1976, berkasnya ditemukan oleh seorang sejarahwan komunis, yang menyelidiki arsip gestapo.[98]. Pada 1976, kehadirannya terungkap di Traves. Sehari setelahnya, sebuah artikel dari sayap kanan, L'Humanité, membuka keberadaan Peiper di Traves dan ia mendapat ancaman bahwa rumahnya akan dibakar dan anjingnya dibunuh.[99]
Atas ancaman ini, Peiper, yang bertahan di Traves, mengirim keluarganya kembali ke Jerman. Pada malam 13-14 Juli 1976, pada hari Bastille, rumah Peiper diserang. Di reruntuhan rumah, mayat Peiper yang hangus ditemukan memeluk pistol dan senapan kaliber .22. Penyerangnya tidak pernah ketahuan.[99]
Investigasi menemukan bahwa penyusup memotong pagar kabel antara rumah ke rumah. Ketiga anjing Peiper terluka. Bekas tembakan dan selongsong peluru konsisten dengan senapan, shotgun, dan revolver yang digunakan sesuai dengan jejak yang ada di luar, menunjukkan bahwa Peiper sudah menembak penyusup sejak dari luar. Tapi jika mereka punya senjata sendiri, mungkin mereka tidak menembak Peiper karena tidak ada bekas peluru di rumah Peiper.[99]
Sebaliknya, penyerang melempar bom api, termasuk satu molotov, ke arah rumah, sehingga kebakaran terjadi, yang ditemukan oleh ahli arson, ditemukan di tiga tempat bersamaan. Di luar rumah, mereka menemukan beberapa pakaian milik istri Peiper dan berapa paper personal, termasuk surat terakhir untuk istrinya dan sebuah teropong.[99]
Berdasarkan bukti, penyelidik menyimpulkan bahwa Peiper menyadari masuknya penyusup ke rumahnya dan meninggalkan rumahnya untuk menembak mereka. Saat hal itu tidak menghentikan serangan api, ia masuk ke rumah untuk menyelamatkan barang berharga ia dan istrianya, dengan melemparnya ke jendela, sambil terus menembak penyerangnya. Meski tubuhnya terbakar hebat, disimpulkan bahwa kematiannya akibat menghirup asap, bukan karena dibunuh penyerangnya.[99]
Erwin Ketelhut, bekas kapten artileri Leibstandarte yang menyewakan rumahnya untuk komandan perangnya, mengidentifikasi sisa jenazah pada pagi harinya Sigurd Peiper ingin tubuh suainya dimakamkan di Jerman, agar dipindah ke sana, sehingga mau tak mau otopsi harus dilakukan sesuai hukum setempat. Kepalanya hilang, dan kemudian ditemukan sudah terpotong-potong beberapa bagian, yang membuat giginya terpotong-potong. Joachim Peiper dikuburkan di kuburan keluarga di Gerja St. Anna's Churchdi desa Schondorf am Ammersee, Bavaria.[99]
Sebuah group yang menamai dirinya The Avengers, mengklaim tanggung jawab kematiannya. Sisa rumah yang hangus menjadi atraksi pengunjung. Sebab-sebab kematiannya membuat munculnya perkiraan bahwa kematiannya dipalsukan.[99]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.