![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/23/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Locomotief_met_vrachtwagons_van_de_Probolinggo_Stoomtram_Maatschappij_bij_de_bocht_langs_de_kust_bij_Bentar_Oost-Java_TMnr_10014038.jpg/640px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Locomotief_met_vrachtwagons_van_de_Probolinggo_Stoomtram_Maatschappij_bij_de_bocht_langs_de_kust_bij_Bentar_Oost-Java_TMnr_10014038.jpg&w=640&q=50)
Jalur kereta api Probolinggo–Paiton
jalur kereta api di Indonesia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Jalur kereta api Probolinggo–Paiton adalah jalur kereta api nonaktif yang menghubungkan Stasiun Probolinggo dengan Stasiun Paiton dengan panjang lintasan 36 Km. Jalur ini dibangun dari tahun 1897-1912 oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, Probolinggo Stoomtram Maatschappij.
Jalur kereta api Probolinggo–Paiton | |
---|---|
![]() Serangkaian trem uap PBSM melintas pinggiran Pantai Bentar. | |
Ikhtisar | |
Jenis | Lintas Cabang |
Sistem | Jalur kereta api rel ringan |
Status | Tidak beroperasi |
Terminus | Stasiun Probolinggo Stasiun Paiton |
Stasiun | 23 |
Operasi | |
Dibangun oleh | Probolinggo Stoomtram Maatschappij |
Legalitas pembangunan | Gouvernements besluit 15 Desember 1894 No. 6 |
Dibuka | 1897-1898 |
Ditutup | 1960? |
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia |
Karakteristik lintas | Lintas datar |
Depo | Jati |
Data teknis | |
Panjang rel | 36 km |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Kecepatan operasi | 20 s.d. 40 km/jam |
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d2/Probolinggo-Survey_Directorate_Head_Quarters_ALFSEA-1946.jpg/640px-Probolinggo-Survey_Directorate_Head_Quarters_ALFSEA-1946.jpg)
Perusahaan tersebut mendapatkan konsensi untuk membangun jalur kereta api di wilayah Probolinggo dan Kraksaan berdasarkan Gouvernements besluit 15 Desember 1894 No. 6 yang saat itu masih berupa wilayah kabupaten berbeda. Pusat operasional jalur ini berada di Jati. Latar belakang pemberian izin pembangunan seiring dengan kebutuhan transportasi cepat bagi penumpang dan barang, terutama gula. Hal tersebut karena banyaknya pabrik gula di wilayah tersebut.[1]
Railbed di jalur ini hampir sepenuhnya selalu bersisian dengan jalan raya. Sisa-sisa sarana perkeretaapian di jalur ini masih dapat dijumpai walaupun sebenarnya jalur ini sudah ditutup cukup lama pada tahun 1960-an. Sedangkan di beberapa lokasi, bekas railbednya hingga saat ini digunakan untuk angkutan tebu oleh beberapa pabrik gula dengan cara menyempitkan lebar relnya (regauge) yang semula lebar relnya 1067 mm.