Infeksi klamidia
penyakit reproduksi yang bisa menyerang pria maupun wanita / From Wikipedia, the free encyclopedia
Klamidia (dari bahasa Yunani, χλαμύδος berarti "kerudung") atau disebut juga dengan infeksi klamidia adalah infeksi menular seksual umum pada perempuan dan laki-laki yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang menular melalui seks vaginal, oral, dan anal, atau dapat juga ditularkan dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayinya saat melahirkan.[1][2] Sebagian besar orang yang terinfeksi klamidia pada tahap awal tidak memiliki gejala apapun. Gejala baru akan muncul beberapa minggu setelah terinfeksi, misalnya pada perempuan ditandai dengan keputihan atau rasa terbakar saat buang air kecil.[3] Sedangkan pada laki-laki, gejala umum infeksi ini termasuk timbulnya sekresi penis, rasa terbakar saat buang air kecil, atau nyeri pada salah satu atau kedua testis.[2] Jika tidak diatasi, infeksi klamidia dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk infertilitas dan kehamilan ektopik.[1]
Klamidia | |
---|---|
Pap smear menunjukkan C. trachomatis (H&E stain) | |
Informasi umum | |
Nama lain | Infeksi klamidia |
Pelafalan | |
Spesialisasi | Infeksi menular seksual, Ginekologi, urologi |
Penyebab | Chlamydia trachomatis ditularkan lewat hubungan seksual dan persalinan pervaginam |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Tanpa gejala, keputihan, sekresi dari penis, nyeri berkemih |
Komplikasi | Peradangan pada testis, penyakit radang pelvis, infertilitas, kehamilan ektopik |
Awal muncul | Beberapa minggu setelah paparan |
Diagnosis | Urin atau tes usap pada serviks, vagina, atau uretra |
Tata laksana | |
Pencegahan | Tidak berhubungan seksual, penggunaan kondom, dan seks dengan satu orang saja (yang tidak terinfeksi) |
Perawatan | Antibiotik (azitromisin or doksisiklin) |
Distribusi dan frekuensi | |
Prevalensi | 4.0% (perempuan), 2,5% (laki-laki) |
Kematian | ~200 (2015) |
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Infeksi klamidia dapat muncul pada area lain selain genitalia, termasuk anus, mata, tenggorokan, dan kelenjar getah bening. Infeksi klamidia berulang pada mata tanpa pengobatan dapat menyebabkan trakoma, penyebab umum kebutaan pada negara-negara berkembang.[4]