![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5c/Schaubild_Lungenhochdruck_Katholisches_Klinikum_Essen_-_Indonesian.jpg/640px-Schaubild_Lungenhochdruck_Katholisches_Klinikum_Essen_-_Indonesian.jpg&w=640&q=50)
Hipertensi paru
hipertensi yang dicirikan dengan peningkatan tekanan darah pada arteri pulmonal / From Wikipedia, the free encyclopedia
Hipertensi paru atau hipertensi pulmonal adalah kondisi peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah arteri yang berasal dari jantung menuju paru-paru yang menyebabkan jantung sebelah kanan bekerja lebih keras.[1][2][3] Gejala yang timbul adalah gejala khas yang akan ditemukan pada seseorang dengan gagal fungsi jantung kanan yaitu sesak napas, napas pendek atau terputus-putus, nyeri dada, mudah lelah saat beraktivitas, batuk, pusing hingga pingsan.[4][5][6][7][8][9][10] Riwayat dalam keluarga, jenis kelamin, kehamilan, tinggal di daerah ketinggian, konsumsi beberapa jenis obat, serta penyakit seperti emboli paru, HIV/AIDS, penyakit sel sabit, penyakit jantung bawaan, penyakit paru obstruktif kronis, dan apnea tidur merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi paru.[6][11]
![]() | Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Hipertensi paru | |
---|---|
![]() | |
Diagram yang mengilustrasikan hipertensi paru | |
Informasi umum | |
Nama lain | Hipertensi arterial paru, hipertensi pulmonal |
Spesialisasi | Pulmonologi, kardiologi |
Penyebab | Multifaktor |
Faktor risiko | Riwayat keluarga, emboli paru, HIV/AIDS, penyakit sel sabit, penggunaan kokain, penyakit paru obstruktif kronis, apnea tidur, tinggal di daerah ketinggian, kehamilan, jenis kelamin |
Awal muncul | Usia 20 hingga 60 |
Durasi | Kronis |
Diagnosis | Kateterisasi jantung kanan |
Perawatan | Terapi pendukung, terapi spesifik, transplantasi paru |
Pengobatan | Epoprostenol, treprostinil, iloprost, bosentan, ambrisentan, macitentan, sildenafil |
Pengobatan yang diberikan untuk hipertensi paru tergantung kepada penyakit atau kondisi lain yang menyertainya. Terapi obat spesifik untuk hipertensi paru adalah golongan antagonis kalsium, antagonis reseptor endotel (endothelin receptor antagonist atau ERAs), penghambat fosfodiesterase tipe 5 (phosphodiesterase type 5 atau PDE5), dan stimulan siklase guanilat (guanylate cyclase stimulators atau GCSs), serta analog prostasiklin (prostaglandin I2 atau PGI2), dan agonis reseptor prostasiklin (agonist receptor prostacyclin). Terapi pendukungnya adalah antikoagulan, obat-obat diuretik, oksigen, obat jantung seperti digoksin, serta penanganan terhadap anemia jika ditemukan saat pemeriksaan. Selain terapi obat-obatan, ada pilihan terapi operatif yaitu septostomi atrium, tromboendarterektomi paru, dan transplantasi paru.[12][13][14][15][16]
Hipertensi paru pada wanita setelah masa pubertas 1,7 hingga 1,9 kali lebih banyak dibanding pria. Biasanya penyakit ini menyerang mereka yang berusia 20 hingga 60 tahun, tetapi prevalensi tertinggi ada pada usia 20 hingga 40 tahun. Tingkat kejadian hipertensi paru tidak dipengaruhi oleh ras atau etnis. Penyakit ini merupakan penyakit langka dengan prevalensi secara global adalah 6,6 hingga 26 kasus per 1 juta orang dewasa. Penderita hipertensi paru yang tidak ditangani dapat bertahan hidup sekitar 2,8 hingga 3 tahun. Penyakit ini tidak bisa sembuh dan penderitanya harus mengonsumsi obat seumur hidup.[7][12][17][18][19]