Grand Prix F1 Amerika Serikat 2005
Lomba kesembilan dari sembilan belas balapan dalam Formula Satu musim 2005 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Lomba kesembilan dari sembilan belas balapan dalam Formula Satu musim 2005 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Grand Prix Amerika Serikat 2005 | |||||
---|---|---|---|---|---|
Lomba ke-9 dari 19 dalam Formula Satu musim 2005
| |||||
Detail perlombaan | |||||
Tanggal | 19 Juni 2005 | ||||
Nama resmi | XXXIV Foster's United States Grand Prix | ||||
Lokasi |
Indianapolis Motor Speedway Indianapolis, Indiana | ||||
Sirkuit | Fasilitas balap permanen | ||||
Panjang sirkuit | 4,192 km (2,605 mi) | ||||
Jarak tempuh | 73 putaran, 306,016 km (190,238 mi) | ||||
Cuaca | Berawan dan hangat, suhu berkisar sampai 77 °F (25 °C) dan kecepatan angin berkisar sampai 111 mil/j (179 km/j).[1] | ||||
Posisi pole | |||||
Pembalap | Toyota | ||||
Waktu | 1:10.625 | ||||
Putaran tercepat | |||||
Pembalap | Michael Schumacher | Ferrari | |||
Waktu | 1:11.497 putaran ke-48 | ||||
Podium | |||||
Pertama | Ferrari | ||||
Kedua | Ferrari | ||||
Ketiga | Jordan-Toyota | ||||
Pemimpin perlombaan
|
Grand Prix Amerika Serikat 2005 (dengan nama resmi perlombaan: XXXIV Foster's United States Grand Prix) merupakan sebuah acara lomba balapan mobil Formula Satu yang diselenggarakan pada tanggal 19 Juni 2005 di Indianapolis Motor Speedway, Indianapolis, Amerika Serikat, dan merupakan lomba yang kesembilan dari rangkaian sembilan belas seri lomba dalam kalender balapan mobil Formula Satu musim 2005. Lomba ini menjadi salah satu lomba yang kontroversial dalam sejarah olahraga automotif modern.[2] Dari 20 mobil yang ikut serta, hanya enam mobil dari tim yang menggunakan ban merek Bridgestone saja, yaitu tim Ferrari, Jordan, dan Minardi, yang mengikuti perlombaan ini sampai selesai, sementara 14 mobil lainnya yang berasal dari tujuh tim yang berbeda, yaitu tim B.A.R, McLaren, Red Bull, Renault, Sauber, Toyota, dan Williams, yang kesemuanya menggunakan ban bermerek Michelin, hanya mengikuti putaran pemanasan saja, yang secara teknis dianggap tetap ikut ambil bagian dalam perlombaan, sebelum kemudian lebih memilih untuk mengundurkan diri tepat sebelum lomba ini dimulai.[3][4]
Berawal dari kecelakaan parah yang diketahui berasal dari kegagalan ban yang menimpa Ralf Schumacher dari tim Toyota pada saat sesi latihan hari Jumat, dan kemudian disusul oleh Ricardo Zonta di mobil Toyota yang satunya lagi, Michelin menasihati tujuh tim pelanggannya bahwa tanpa pengurangan kecepatan di tikungan ke-13 (tikungan oval miring di Indianapolis Motor Speedway), ban yang disediakan untuk perlombaan hanya akan aman digunakan selama 10 putaran saja.[5] Michelin sendiri sudah menjadi pemasok ban di ajang F1 sejak musim 2001. Regulasi mengenai ban di musim 2005 menyatakan larangan untuk melakukan pergantian ban dalam pit stop selama lomba berlangsung, kecuali untuk mengganti ban yang rusak sehingga dapat berisiko pada keselamatan pembalap.[5]
Fédération Internationale de l'Automobile (FIA), sebagai badan pengelola olahraga bermotor dunia, menolak usulan kompromi dari Michelin untuk mengizinkan pemasangan sebuah chicane darurat, dengan alasan bahwa perubahan peraturan mendadak semacam itu akan sangat tidak adil bagi tim pemakai ban Bridgestone yang memiliki ban yang bisa dipakai dengan layak untuk kondisi sirkuit. Selain itu, perubahan aturan secara mendadak pada tata letak lintasan akan berbahaya bagi para pembalap jika seandainya terjadi insiden.[3] Tim-tim pemakai Michelin yang tidak dapat menerima keputusan dari FIA kemudian lebih memilih untuk walk out dan tidak ikut berlomba. Selanjutnya, semua tim pemakai ban Michelin juga bisa terkena dugaan kriminal berdasarkan undang-undang negara bagian Indiana, karena dengan sengaja telah menempatkan orang lain pada risiko berbahaya jika mereka tetap memaksakan diri untuk ikut perlombaan (bahkan jika tidak terjadi kecelakaan sekalipun).[5]
Dengan hanya enam mobil saja yang berlomba, maka tim Ferrari mendapat keuntungan yang signifikan, dengan Michael Schumacher yang tampil sebagai pemenang lomba.[3] Rekan setimnya, yaitu Rubens Barrichello, masuk finis di urutan kedua. Pembalap asal Portugal, yaitu Tiago Monteiro, dari tim Jordan finis di urutan ketiga, yang sekaligus juga menjadi podium terakhir tim Jordan di dalam arena F1.[6] Hasil dari lomba ini secara signifikan mengatrol posisi Schumi di klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap dengan naik ke posisi ketiga. Lomba ini juga menandai raihan posisi pole yang pertama untuk tim Toyota di dalam ajang F1, meskipun kemudian raihan ini menjadi sia-sia, karena tim Toyota lebih memilih untuk mengundurkan diri dari lomba.[7] Hasil lomba ini juga menjadi lomba balapan mobil yang digelar di Indianapolis dengan jumlah mobil yang masuk finis yang sangat sedikit, mengalahkan rekor perlombaan Indianapolis 500 1966 yang menyisakan tujuh pembalap yang bisa finis, karena sebelumnya mayoritas peserta mengalami insiden kecelakaan beruntun di awal lomba.[8] Situasi ini menciptakan publisitas negatif yang sangat besar untuk ajang balap F1, terutama di Amerika Serikat, yang merupakan sebuah pasar tempat F1 selalu dianggap tertinggal dalam hal popularitas. Sebagian penggemar ada juga yang menyebut lomba Grand Prix Amerika Serikat 2005 sebagai "Indygate" dan "Michelingate".[5][9][10]
Setelah gelaran lomba Grand Prix Kanada, yang berhasil dimenangkan oleh pembalap McLaren, yaitu Kimi Räikkönen,[11] Fernando Alonso dari tim Renault masih memimpin klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap dengan 59 poin.[12] Ia unggul dengan 22 poin dari Räikkönen yang berada di posisi kedua, dan 32 poin dari pembalap Toyota, yaitu Jarno Trulli. Tim Renault memimpin klasemen sementara kejuaraan dunia konstruktor dengan 76 poin, atau unggul 13 poin atas tim McLaren di peringkat kedua, dan unggul 29 poin dari tim Williams yang berada di peringkat ketiga.[12]
Sampai dengan tahun 2005, terdapat dua pembalap aktif yang pernah memenangi lomba Grand Prix Amerika Serikat yang digelar di Indianapolis, yaitu Michael Schumacher sebanyak tiga kali (2000, 2003, dan 2004),[13] dan Rubens Barrichello yang berhasil memenangi lomba ini pada musim 2002.[14]
Sebelum perlombaan ini digelar, sempat dilakukan pengaspalan ulang di beberapa area tikungan yang dinilai bergelombang, yang kemudian ditambahi alur karena dinilai terlalu licin. Pengaspalan ini merupakan tambahan dari pengaspalan total sirkuit yang dilakukan pada tahun sebelumnya.[15]
Lomba Grand Prix F1 menjadi salah satu dari tiga acara balapan mobil besar yang digelar di sirkuit Indianapolis Motor Speedway pada tahun 2005 selain lomba Indianapolis 500 dari ajang Seri IndyCar yang diselenggarakan pada tanggal 29 Mei 2005,[16] dan lomba Brickyard 400 dari ajang NASCAR Seri Piala yang digelar pada tanggal 7 Agustus 2005.[17]
Tim yang tidak berhasil menempati posisi empat besar di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor musim 2004 diperbolehkan untuk menurunkan pembalap ketiga di sesi latihan bebas hari Jumat.[18] Para pembalap ketiga yang turun di sesi hari Jumat dilarang ambil bagian di sesi hari Sabtu, maupun pada hari pelaksanaan lomba pada hari Minggu, dengan pengecualian untuk Ricardo Zonta, yang menggantikan posisi Ralf Schumacher.[19][20][21]
Para pembalap ketiga yang turun di sesi latihan bebas hari Jumat, selain Zonta, yaitu Pedro de la Rosa (McLaren), Scott Speed (Red Bull), dan Robert Doornbos (Jordan).[22] Dalam sesi latihan bebas pertama, Juan Pablo Montoya berhasil mencetak putaran tercepat, dan disusul kemudian oleh Zonta dan Fernando Alonso.[23] Ralf Schumacher mengalami kecelakaan parah di area Tikungan ke-13 sirkuit ini, dan kemudian memilih untuk mengundurkan diri dari akhir pekan lomba atas saran dari tim dokter FIA yang dipimpin oleh Gary Harstein.[24] Tidak lama berselang, giliran Zonta yang mengalami insiden serupa. Hanya saja, tikungan tempat terjadinya kecelakaan tersebut tidak sama. Segera setelah sesi latihan bebas berakhir, manajer Michelin, yaitu Pierre Dupasquier, mengklaim bahwa kejadian yang menimpa Ralf dan Zonta adalah sebuah kejadian yang tidak biasanya terjadi.[25]
Dalam sesi latihan bebas kedua, Montoya kembali mencatatkan waktu tercepat, disusul kemudian oleh rekan setimnya, yaitu Kimi Räikkönen dan Rubens Barrichello.[26] Pada sesi latihan bebas ketiga yang digelar pada hari Sabtu, tim Toyota akhirnya secara resmi mengumumkan Zonta sebagai pengganti sementara Ralf.[24] Di sesi ini juga, hanya delapan pembalap saja yang lebih memilih untuk mencatatkan waktu, di antaranya adalah enam pembalap yang memakai ban Bridgestone, serta Montoya dan David Coulthard. Montoya kembali memuncaki sesi ini dengan mencetak putaran tercepat di depan Michael Schumacher dan Barrichello.[27] Di sisi lain, para pembalap yang memakai ban Michelin mulai diingatkan agar berhati-hati saat akan melewati sudut miring di Tikungan ke-13 terkait insiden ban yang menimpa Ralf dan Zonta.[28] Di sesi latihan bebas keempat, atau sesi latihan bebas yang terakhir sebelum sesi kualifikasi, semua pembalap mencatatkan waktu, dengan Räikkönen yang menduduki posisi pertama, diikuti oleh Jenson Button dan Alonso.[29]
Sesi kualifikasi untuk Grand Prix Amerika Serikat diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2005. Jarno Trulli berhasil meraih posisi pole dengan mencatatkan putaran tercepat, dengan catatan waktu 1:10.625.[19] Trulli, yang mengendarai mobil Toyota, menjadi pembalap yang pertama yang berhasil meraih posisi pole untuk tim pabrikan asal Jepang ini. Posisi kualifikasi kedua ditempati oleh pembalap McLaren, yaitu Kimi Räikkönen, yang mencatatkan waktu 1:10.694. Jenson Button, Giancarlo Fisichella, dan Michael Schumacher adalah tiga pembalap yang meraih posisi kualifikasi tercepat berikutnya. Fernando Alonso, yang memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2005, meraih posisi start di urutan keenam. Sisanya, di posisi 10 besar grid, terdiri dari Rubens Barrichello, Takuma Sato, Mark Webber, dan Felipe Massa.[19]
Ralf Schumacher, yang membalap untuk tim Toyota, mengalami kecelakaan parah di Tikungan ke-13 di sesi latihan bebas kedua pada hari Jumat, 17 Juni 2005. Atas saran dari tim delegasi dokter FIA, Ralf kemudian lebih memilih untuk mengundurkan diri dari sisa akhir pekan lomba, dan posisinya digantikan oleh Ricardo Zonta.[24] Ralf mengalami kecelakaan tepat di tempat yang sama dengan kegagalan ban yang ia alami pada lomba edisi tahun sebelumnya, pada saat ia masih bergabung bersama dengan tim Williams.[30] Tikungan ke-13 di Indianapolis Motor Speedway bagian road course adalah sebuah tikungan kecepatan tinggi yang memiliki sudut miring yang unik untuk ajang F1, yang menyebabkan tekanan untuk ban menjadi jauh lebih besar dari biasanya..[31] Pada tanggal 18 Juni 2005, Michelin mengadakan konferensi pers yang menjelaskan bahwa mereka tidak mengerti mengapa ban yang diberikan untuk tujuh tim pelanggannya - B.A.R., McLaren, Red Bull, Renault, Sauber, Toyota, dan Williams - mengalami kegagalan teknis, dan kemudian mengumumkan rencana untuk mendatangkan ban dengan spek yang berbeda dari kantor pusatnya di Clermont-Ferrand, Perancis.[32] Namun, setelah dilakukan pengujian dan pengetesan secara saksama, ban pengganti yang didatangkan, yang memiliki karakteristik spek yang sama dengan yang dipakai di lomba Grand Prix Spanyol di awal musim, ternyata juga memiliki masalah yang sama.[33][34]
Dalam sebuah surat kepada Direktur Perlombaan FIA, yaitu Charlie Whiting, tertanggal Sabtu, 18 Juni 2005, perwakilan Michelin, yaitu Pierre Dupasquier dan Nick Shorrock, mengungkapkan bahwa mereka tidak mengetahui penyebab kegagalan ban di mobil Toyota, dan kecuali mobil-mobil itu dapat diperlambat di area Tikungan ke-13, mereka tidak bisa menjamin keamanan ban yang dipakai lebih dari 10 putaran.[3][34] Whiting menjawab pada hari Minggu, 19 Juni 2005, dengan mengungkapkan keterkejutannya bahwa Michelin tidak membawa ban yang sesuai untuk lomba, dan malah memberikan usulan bahwa tim harus membatasi pembalap mereka dengan kecepatan maksimum yang ditentukan oleh Michelin di Tikungan ke-13. Whiting juga mempermasalahkan beberapa solusi yang diajukan oleh tim, dan juga menentang keras rencana Michelin untuk memakai ban spek berbeda yang didatangkan secara mendadak ke perlombaan, dengan alasan bahwa itu adalah "pelanggaran peraturan yang harus dipertimbangkan oleh petugas". Whiting juga menolak usulan pembuatan chicane dadakan di area Tikungan ke-13 dengan alasan "tidak memungkinkan", karena termasuk pelanggaran berat untuk perubahan tata letak sirkuit, yang akan membuat lomba Grand Prix Amerika Serikat menjadi lomba yang tidak diakui oleh FIA (atau dengan kata lain menjadi lomba non-kejuaraan).[15] Whiting juga menganggap bahwa usulan tim-tim Michelin "sangat tidak adil" bagi tim pemakai Bridgestone yang bannya aman selama akhir pekan lomba berjalan.[35]
Dalam surat kedua yang juga bertanggal Sabtu, 18 Juni 2005, Dupasquier dan Shorrock menegaskan bahwa mereka tidak akan mengizinkan tim klien mereka untuk membalap dengan ban Michelin yang digunakan selama kualifikasi tanpa adanya perubahan pada tata letak sirkuit, dan mengulangi permintaan mereka untuk memperlambat kecepatan di Tikungan ke-13.[15] Whiting lantas dengan cepat membalas surat tersebut yang isinya menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk perubahaan maupun pemohonan mendadak yang diminta oleh Michelin, dan memberikan beberapa opsi yang bisa diambil untuk menghadapi Tikungan ke-13, seperti menggunakan ban spek yang berbeda untuk kualifikasi dengan catatan terkena penalti, atau mengganti ban berulang kali dengan catatan keamanan sirkuit.[36]
Paul Stoddart, yang pada saat itu menjadi pemilik tim Minardi, tim yang menggunakan ban Bridgestone, menerbitkan sebuah laporan pada hari Rabu, 22 Juni 2005, yang isinya mencatat beberapa peristiwa menjelang lomba. Stoddart menyatakan bahwa ada sebuah rapat darurat yang digelar sekitar pukul 10.00 waktu setempat pada hari Minggu jelang lomba, yang dihadiri oleh pimpinan Indianapolis Motor Speedway, yaitu Tony George, "dua perwakilan Michelin paling senior yang hadir di sirkuit", Bernie Ecclestone (pimpinan Formula One Management dan Formula One Administration), dan para pimpinan tim F1 serta kru teknis yang berhubungan dengan ban Michelin. Semua pimpinan tim (termasuk tim yang memakai ban Bridgestone) hadir dalam rapat ini, kecuali Jean Todt (pimpinan tim Ferrari).[33]
Dalam laporan Stoddart, rapat darurat tersebut berlangsung sebagai berikut: Perwakilan Michelin menyatakan posisi mereka tehadap ban yang diberikan kepada tim yang tidak dapat menyelesaikan dengan aman untuk jarak tempuh wajib perlombaan, dan meminta tim pemakai Bridgestone yang diwakili oleh Stoddart dan Colin Kolles dari tim Jordan untuk mengizinkan pemasangan sebuah chicane di Tikungan ke-13.[15] Para peserta yang hadir juga membahas usulan yang ditawarkan FIA, dan secara tegas menolak usulan-usulan FIA, seperti penggunaan pembatas kecepatan (yang biasa dipakai pada saat masuk ke dalam pit) karena berpotensi menciptakan insiden yang tidak diinginkan.[3] Para pimpinan tim juga menolak usulan tim Michelin diperbolehkan untuk masuk ke dalam pit setiap 10 putaran, dan memutuskan bahwa pembuatan chicane adalah solusi yang terbaik, dan menginstruksikan beberapa perwakilan teknis untuk mempersiapkan rencana pemasangannya. Bernie Ecclestone mengajukan diri untuk berkonsultasi dengan Todt yang tidak datang ke rapat tersebut, dan Presiden FIA, yaitu Max Mosley, yang tidak menghadiri perlombaan Grand Prix Amerika Serikat.[33] Ecclestone lantas menyatakan bahwa ia akan memberikan kabar jika Todt dan Mosley memberikan tanggapan terkait hal ini.
Ecclestone kembali lagi sekitar pukul 10.55 waktu setempat untuk memberi tahu seluruh anggota dalam rapat tersebut bahwa Todt menolak untuk menyetujui pembuatan chicane, dengan anggapan bahwa masalah yang saat ini terjadi adalah masalah FIA dan Michelin, dan bukan termasuk masalahnya sebagai pimpinan tim pemakai Bridgestone. Pada saat laporan Stoddart tentang rapat tersebut diumumkan, Todt telah menolak secara tegas bahwa ia pernah diajak berkonsultasi.[37] Ia menyatakan bahwa kalaupun ia diajak untuk memilih, ia tidak akan pernah menyetujui usulan pembuatan chicane. Selanjutnya, Ecclestone melaporkan bahwa Mosley memberikan keterangan bahwa "jika ada upaya yang dilakukan untuk mengubah sirkuit, ia akan segera membatalkan Grand Prix".[33]
Para pimpinan tim yang mengikuti rapat darurat tersebut, menurut Stoddart, terus mengajukan solusi alternatif agar lomba bisa berjalan sebagaimana mestinya. Salah satu yang diusulkan adalah mengubah lomba Grand Prix Amerika Serikat menjadi "lomba non-kejuaraan", atau perlombaan di mana para tim pemakai Michelin tidak diberikan poin, atau lomba dengan hanya tim Michelin saja yang ikut, dengan syarat dibuatkan chicane di Tikungan ke-13", namun akhirnya diambil kesepakatan bahwa pilihan terbaik adalah memasang chicane, dan menjalankan perlombaan sebagai lomba non-kejuaraan, yang juga tanpa perlu mengikutsertakan tim Ferrari jika memungkinkan.[38] Dengan skema lomba yang akan dijalankan sebagai lomba non-kejuaraan, para peserta rapat sepakat untuk menunjuk delegasi dan pengawas lomba untuk menggantikan peran FIA, serta seorang pembalap untuk mengisi posisi sebagai sopir mobil keselamatan atau safety car yang biasanya dijalankan oleh Bernd Mayländer. Para pimpinan tim diinstruksikan untuk menyampaikan kepada internal tim masing-masing termasuk kepada para pembalap bahwa jika tidak ada petugas dan peralatan pengawasan dari FIA, peraturan teknis resmi tidak dapat ditegakkan, dan mereka (para tim yang berlomba) harus melakukan kegiatan penghormatan untuk para penonton yang sudah membeli tiket perlombaan dengan sebuah acara balapan mobil yang menghibur.[38]
Selanjutnya, para peserta rapat memanggil seluruh pembalap dan mempresentasikan rencana diatas. Dari pandangan para pembalap, Stoddart menulis: "Meskipun saya tidak dapat memberi kesaksian bahwa setiap pembalap setuju dengan apa yang kami usulkan, yang bisa saya katakan dengan pasti adalah bahwa tidak ada pembalap yang tidak setuju." Dua pembalap Ferrari lebih memilih untuk tidak mengeluarkan keputusan sepihak, dengan semuanya yang diserahkan kepada Todt yang tidak hadir dalam rapat tersebut. Sementara itu, sembilan pimpinan tim yang hadir kemudian memutuskan bahwa, "terkecuali mereka dan FIA bisa sama-sama merumuskan jalan keluar yang terbaik untuk situasi saat ini, mereka (para tim) tidak akan berpartisipasi dalam perlombaan".[38]
Setelah istirahat sejenak, rapat tersebut digelar lagi di kantor Ecclestone untuk mempertemukan pimpinan tim Renault, yaitu Flavio Briatore, dengan Max Mosley melalui sambungan telepon.[15] Mosley menyatakan bahwa ia menolak semua proposal yang diajukan dan menegaskan bahwa "Mosley telah memberi tahu Mr. Martin, seorang delegasi FIA paling senior di Amerika Serikat, bahwa jika ada lomba non-kejuaraan yang dipaksakan untuk dijalankan atau perubahan apapun secara mendadak yang dilakukan pada tata letak sirkuit, Grand Prix Amerika Serikat dan semua kejuaraan balap mobil yang diatur FIA di Amerika Serikat akan terancam".[15][33] Pada hari yang sama dengan tanggal publikasi laporan Stoddart, FIA mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyangkal bahwa Mosley telah membuat ancaman seperti yang dituliskan oleh Stoddart, termasuk sanggahan soal percakapan antara Mosley dengan delegasi FIA di negara Amerika Serikat.[39]
Setelah semua opsi yang digulirkan ditolak mentah-mentah oleh FIA, para tim pemakai Michelin, Stoddart, dan Bernie Ecclestone - tetapi bukan Colin Kolles dari tim Jordan - mendiskusikan ide untuk tetap menurunkan mobil-mobil masuk ke grid untuk mengikuti putaran pemanasan atau putaran formasi, tetapi tidak sampai mengikuti lomba.[33] Stoddart juga sempat meminta konfirmasi kepada Kolles apakah ia akan ikut menurunkan mobil untuk sekadar melakukan putaran pemanasan atau tidak. Kolles lantas menjawab bahwa apapun yang terjadi, tim Jordan tetap akan turun ikut berlomba, meskipun sebelumnya sempat memikirkan opsi untuk walk out. Stoddart kemudian didekati oleh seorang perwakilian dari Bridgestone yang meminta dirinya untuk tetap menurunkan kedua mobilnya di perlombaan. Dari kubu Bridgestone, keputusan yang mereka ambil sudah bulat, bahwa semua tim kliennya harus tetap ikut lomba, mengingat adanya kontrak dengan FIA, dan kemungkinan adanya hukuman yang akan diberikan jika mereka sampai lebih memilih untuk mundur dari perlombaan. Melihat hal itu, Stoddart akhirnya lebih memilih untuk tetap menurunkan mobil untuk ikut lomba, tetapi dengan catatan, bahwa ia akan menarik kedua mobilnya dari lomba, apabila dua mobil Jordan tersingkir pada saat lomba ini berlangsung.[38]
Pada awal perlombaan sebelum start dimulai, semua mobil berbaris di grid sesuai dengan prosedur standar resmi dari FIA. Pada saat Charlie Whiting memberi isyarat lampu hijau untuk memulai putaran pemanasan, seluruh peserta lomba yang berjumlah 20 mobil memulai seperti biasa untuk menjajal satu putaran sebelum membentuk grid start. Pada saat memasuki area Tikungan ke-13 (tikungan yang menjadi sumber kontroversi), dan mendekati pintu masuk area pit, semua tim yang memakai ban Michelin tiba-tiba lebih memilih untuk masuk ke dalam area garasi pit masing-masing, dengan hanya enam mobil dari tiga tim yang memakai ban Bridgestone saja (Ferrari, Jordan, dan Minardi) yang lebih memilih untuk tetap mengikuti start lomba.[6]
Pergerakan aneh para tim pemakai Michelin, yang melakukan putaran pemanasan normal dari grid dan kemudian lebih memilih untuk masuk ke dalam pit sebelum start lomba ini dimulai, membuat para penonton di tribun marah karena mereka tidak tahu menahu soal masalah yang terjadi.[2][40] Penyiar BBC Radio, yaitu Maurice Hamilton, mengatakan tentang lomba tersebut, "Tanpa pertanyaan, ini adalah balapan paling aneh yang saya pernah komentari selama menjadi jurnalis peliput F1." Karena mundurnya para pembalap yang ada di depan mereka, maka Michael Schumacher dan Rubens Barrichello dari tim Ferrari dengan segera menjadi penguasa jalannya lomba ini, meskipun mereka berdua tetap start di kotak grid yang sesuai dengan posisi kualifikasi mereka. Pasangan tim Ferrari itu dibuntuti tanpa perlawanan yang berarti oleh Tiago Monteiro dan Narain Karthikeyan dari tim Jordan, disusul kemudian oleh Christijan Albers dan Patrick Friesacher dari tim Minardi. Schumi berhasil mempertahankan keunggulannya pada saat balapan ini dimulai, dan satu-satunya perubahan dalam penentuan posisi terjadi pada saat Karthikeyan berhasil menyalip Albers, namun segera kehilangan posisinya lagi pada saat memasuki Tikungan 1.[41] Dua pembalap Ferrari dengan cepat membangun keunggulan signifikan atas rival tidak seimbang mereka. Pada putaran ke-10, banyak dari sekitar 100.000 hingga 130.000 penonton yang mulai meninggalkan tribun. Ribuan penggemar dilaporkan pergi ke kantor tiket Indianapolis Motor Speedway untuk menuntut pengembalian uang, dan polisi dipanggil untuk menjaga perdamaian.[42] Teriakan kekecewaan, seperti "boo", "sucks" dan "f**k", terdengar selama lomba ini berlangsung, dan beberapa penonton yang marah melemparkan kaleng bir dan botol air minum ke dalam trek balap.[43]
Selebihnya, perlombaan di Indianapolis lebih diwarnai di strategi pit, karena aksi menyalip di lomba ini praktis terjadi pada saat dua Ferrari meng-over-lap Jordan dan Minardi.[6] Albers adalah satu-satunya mobil yang menjalankan strategi pit stop sebanyak tiga kali, karena semua pembalap lain lebih memilih untuk menggunakan strategi pit stop sebanyak dua kali. Satu-satunya perubahan pimpinan lomba terjadi di putaran ke-26, pada saat Schumi masuk ke dalam pit, dan menghabiskan catatan waktu 32 detik, yang kemudian memberikan kesempatan Barrichello untuk memimpin. Di putaran ke-51, Schumi menjalani pit keduanya dengan catatan waktu 23,615 detik, dan memberinya cukup waktu untuk keluar dari pit pada saat yang sama dengan Barrichello, dan kemudian dengan sedikit memaksa dan memepet, Schumi berhasil menyalip Barrichello yang terhempas ke rumput di Tikungan 1. Setelah kejadian ini, yang secara kebetulan tidak diselidiki oleh pengawas lomba, kedua pembalap Ferrari diingatkan lewat pesan radio agar mereka bisa menjaga mobilnya sampai masuk garis finis, dan kemudian setelah itu, kecepatan keduanya mulai diperlambat dengan empat rival lainnya yang sudah mereka over-lap. Pada akhirnya, Schumi mengakhiri lomba ini dengan kemenangan, disusul kemudian oleh Barrichello. Monteiro dan Karthikeyan finis di urutan ketiga dan keempat, disusul kemudian oleh Albers dan Friesacher yang finis di posisi kelima dan keenam.[44][45] Untuk yang pertama kalinya di dalam sejarah ajang F1, dua pembalap Jordan dan Minardi bisa mencetak poin di dalam satu lomba F1 yang sama persis sekaligus. Poin yang diraih oleh Karthikeyan adalah poin yang pertama untuk seorang pembalap asal India di dalam ajang F1.[46] Lomba ini juga merupakan lomba yang terakhir di mana tim Minardi berhasil mencetak poin.[47]
Pada upacara podium, di mana tidak ada satu pun pejabat yang hadir, semua anggota tim Ferrari lebih memilih untuk tetap diam pada saat menerima trofi kemenangan, dan langsung keluar begitu trofi selesai dibagikan. Berbeda dengan Monteiro yang lebih memilih untuk tetap berada di atas podium sebentar untuk merayakan keberhasilannya finis di urutan ketiga. Monteiro menjadi pembalap asal Portugal yang pertama yang berhasil meraih catatan finis di atas podium di dalam arena F1.[6]
Dengan kemenangan di Indianapolis, Michael Schumacher berhasil naik dari posisi kelima ke posisi ketiga di dalam klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap dengan raihan 34 poin.[48][49] Kemenangan ini juga menjadi kemenangan satu-satunya Schumi di musim 2005. Fernando Alonso dan Kimi Räikkönen bertahan di posisi pertama dan kedua di dalam klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap dengan raihan masing-masing 59 dan 37 poin.[41][50] Berbekal hasil finis di posisi kedua, Rubens Barrichello juga naik posisi di dalam klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap menjadi ke urutan keempat dengan 29 poin, dan Jarno Trulli turun ke posisi kelima dengan 27 poin.[41] Dalam klasemen sementara kejuaraan dunia konstruktor, tim Ferrari naik ke urutan dua dengan jumlah poin yang sama dengan tim McLaren, yaitu 63 poin. Tim Renault masih tetap berada di posisi pertama dengan 76 poin. Keberhasilan tim Jordan dan Minardi mencatatkan poin, membuat tim BAR-Honda terpaksa harus rela turun ke posisi dasar klasemen sementara kejuaraan dunia konstruktor.[45] Namun, hasil akhir Grand Prix Amerika Serikat tetap dibayangi oleh tindakan walk out dari tim-tim Michelin dan juga ketidakmampuan untuk menemukan solusi yang memungkinkan mereka bisa membalap setelah semua usulan ditolak oleh FIA.[2][44]
Bernie Ecclestone, sebagai jawaban atas pertanyaan dari Martin Brundle dari ITV dalam sebuah wawancara sebelum dimulainya lomba ini, menggambarkan masa depan F1 di negara Amerika Serikat dan masa depan Michelin di dalam olahraga tersebut "tidak baik". Ia juga mengatakan bahwa "insiden ini bukan kesalahan tim, saya mencoba berkata jujur dengan Anda."[51]
Perlombaan ini sendiri kemudian diberi label sebagai sebuah lelucon, dan David Coulthard berkata bahwa, "Ini akan membuat keraguan soal masa depan perlombaan F1 di Amerika Serikat". Jurnalis Associated Press, yaitu Stephen Wade, menunjuk boikot yang terjadi pada saat lomba ini sebagai perpanjangan dari ketidaksepakatan sebelumnya antara tim dan Max Mosley, yang telah menyebabkan ancaman lainnya yang baru, yaitu penciptaan seri saingan sebagai alternatif dari ajang F1.[52] Richard Williams dari The Guardian menganggap sengketa sebelum lomba sebagai faktor kegagalan mencapai kompromi, dan merasa bahwa kejadian pada balapan ini telah meningkatkan risiko perpecahan di dalam internal pengelola F1.[43]
Bos tim Minardi, yaitu Paul Stoddart, mengatakan segera setelah lomba berakhir menyatakan bahwa sembilan tim - kecuali tim Ferrari - setuju untuk tidak turun berlomba, dan jika tim Jordan tidak berubah pikiran pada menit terakhir, maka tim Minardi juga akan ikut memboikot perlombaan tersebut.[53] Dalam pernyataannya yang lebih panjang, Stoddart menunjukkan bahwa meskipun kegagalan Michelin untuk menyediakan ban yang dapat diandalkan yang menjadi biang keladi kejadian tersebut, namun ia menyalahkan sepenuhnya kegagalan negosiasi untuk mencapai kesepakatan tertentu (yang akan memungkinkan sebuah perlombaan bisa digelar dengan kondisi bisa diterima dan untuk kepuasan banyak penonton yang telah membayar banyak uang untuk perjalanan dan tiket) di bawah keputusan Max Mosley dan FIA. Stoddart juga meyatakan ada faktor tekanan politik dari Jean Todt dan tim Ferrari kepada FIA yang juga mewarnai akhir pekan lomba di Indianapolis, dan selanjutnya, Stoddart meminta pengunduran diri Mosley sebagai Presiden FIA.[54]
Keesokan harinya, FIA mengumumkan pembenaran penolakannya untuk mengizinkan perubahan ban atau pemasangan sebuah chicane.[55] FIA juga memanggil tujuh tim yang memakai ban Michelin sebelum acara dengar pendapat lebih lanjut di Dewan Olahraga Bermotor Dunia di kantor pusat di Prancis pada tanggal 29 Juni 2005, untuk menjelaskan lebih detail terkait kegagalan seluruh tim pemakai Michelin untuk berpartisipasi yang mana dalam hal ini mereka kemungkinan telah melanggar aturan yang tertulis dalam Perjanjian Concorde.[56] FIA juga menerbitkan salinan surat "terbuka demi transparansi", yang dikirim ke masing-masing tim.[57] Mereka didakwa melanggar pasal 151c dari International Sporting Code, yang mengacu pada tindakan yang merugikan kepentingan persaingan atau olahraga otomotif pada umumnya.[58] Secara khusus, tuntutan yang diberikan kepada Michelin dan semua tim pemakainya adalah:
Pada tanggal 22 Juni 2005, FIA mengeluarkan siaran pers dari Max Mosley dalam bentuk sesi tanya-jawab dengan perincian upaya untuk memperjelas pendirian FIA mengenai kontroversi tersebut.[59] Di dalamnya, Mosley menarik sebuah analogi dengan situasi hipotetis, di mana mesin mobil dari satu pabrikan mengalami masalah konsumsi bahan bakar karena pemuatan lateral yang tinggi di satu sudut, dan menunjukkan bahwa solusi terbaiknya bahwa seluruh mobil yang memakai mesin dari pabrikan tersebut seolah-olah harus mengurangi kecepatan agar masalah tersebut tidak membesar. Ia mengulangi bahwa alasan untuk tidak memasang chicane itu murni karena chicane yang diminta secara mendadak tersebut tidak pernah diuji, dan dengan demikian, maka pemasangannya justru akan membuat sirkuit tidak aman. Ia menunjukkan bahwa alternatif yang disarankan oleh FIA layak untuk dilakukan, dan bertanya-tanya mengapa tim tidak menggunakan jalur pit sebagai alternatif pengurangan kecepatan, terutama dengan adanya mobil-mobil berban Bridgestone yang bisa menjalani lomba dengan normal, maka mobil-mobil yang berban Michelin masih bisa memperebutkan posisi finis ketujuh dan kedelapan untuk merebut poin jika seandainya di setiap putaran harus memutar masuk ke dalam pit.[60]
Pada tanggal 29 Juni 2005, Dewan Olahraga Bermotor Dunia FIA menemukan bahwa tim-tim yang mundur dari lomba tidak bersalah atas dua tuduhan pertama, yaitu karena tidak memiliki ban yang sesuai untuk perlombaan namun dengan keadaan yang bisa dipahami, dan juga terkait penolakan untuk membiarkan mobil ikut lomba. Tim-tim pemakai Michelin juga ditemukan tidak bersalah atas tiga tuduhan yang lainnya. Hukuman terkait kontroversi di Indianapolis, bagaimanapun, tidak diputuskan dan tidak diumumkan sampai dengan tanggal 14 September 2005.[61]
Pada tanggal 22 Juli 2005, Dewan Olahraga Bermotor Dunia FIA lebih memilih untuk membatalkan keputusan sebelumnya, dan membebaskan seluruh tim Michelin dari semua tuduhan. Keputusan tersebut disebabkan oleh "bukti yang sebelumnya diajukan ke Senat FIA",[62] yang dikabarkan adalah bahwa tim Michelin dapat menghadapi tuntutan pidana berdasarkan undang-undang negara bagian Indiana, karena dengan sengaja telah menempatkan orang lain pada risiko berbahaya jika mereka tetap memaksakan diri untuk ikut berlomba (bahkan jika tidak terjadi kecelakaan sekalipun).[63]
Pada tanggal 28 Juni 2005, Michelin secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan menawarkan kompensasi kepada semua penonton balap yang telah membeli tiket untuk Grand Prix.[64] Perusahaan ini telah berencana untuk mengeluarkan cek pengembalian dana melalui kantor tiket Speedway dengan harga semua tiket dan peluang untuk menyaksikan acara balap tentatif pada akhir bulan September 2005. Selain itu, Michelin membeli 20.000 tiket untuk lomba tahun 2006 untuk dibagikan kepada para penonton yang hadir dalam lomba tahun 2005.[65]
Selain tiket yang dikembalikan, ada beberapa diskusi tentang mengadakan perlombaan non-kejuaraan yang lainnya di Indianapolis. Pada tanggal 2 Juli 2005, di Grand Prix Prancis, pimpinan tim McLaren, yaitu Ron Dennis, menyarankan agar sebuah perlombaan tambahan dapat diadakan di Indianapolis setelah lomba resmi terakhir musim di Shanghai. Tim-tim tersebut rupanya sudah membahas gagasan tersebut dengan Bernie Ecclestone. Akan tetapi, keesokan harinya, Tony George menolak kemungkinan tersebut, dengan menyatakan bahwa: "Tidak akan ada perlombaan balap mobil lainnya di Indianapolis Motor Speedway di musim gugur."[66]
Pada gelaran lomba Champ Car World Series Grand Prix Cleveland, yang diadakan satu minggu setelah lomba F1 di Indianapolis, tiket masuk gratis diberikan kepada semua penonton yang hadir dengan membawa potongan tiket Grand Prix Amerika Serikat 2005.[67]
|
|
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.