Gereja Kelahiran
gereja di Palestina / From Wikipedia, the free encyclopedia
Gereja Kelahiran atau Gereja Nativitas[lower-alpha 1] adalah sebuah basilika di kota Betlehem, daerah Tepi Barat. Di kolong basilika ini terdapat Gua Kelahiran, yakni gua yang diyakini umat Kristen dari berbagai denominasi sebagai tempat lahir Yesus Kristus. Gua Kelahiran adalah situs tertua yang digunakan secara berkesinambungan sebagai tempat ibadat agama Kristen, sementara basilika yang menaunginya adalah gedung gereja besar tertua di Tanah Suci.
Gereja Kelahiran | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Milik bersama Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Yunani, dan Gereja Apostolik Armenia, serta sebagian kecil dimiliki pula oleh Gereja Ortodoks Koptik dan Gereja Ortodoks Suriah[1] |
Status | Aktif |
Lokasi | |
Lokasi | Betlehem, Tepi Barat |
Koordinat | 31°42′15.50″N 35°12′27.50″E |
Arsitektur | |
Tipe | Romawi Timur (Kaisar Konstantinus Agung dan Kaisar Yustinianus I) |
Gaya arsitektur | Roman |
Peletakan batu pertama | 325 |
Rampung | 565 |
Nama resmi: Tempat Lahir Yesus: Gereja Kelahiran dan Rute Ziarah, Betlehem | |
Jenis | Warisan Budaya |
Kriteria | iv, vi |
Ditetapkan | 2012[2] |
Nomor referensi | 1433 |
Negara | Palestina |
Kawasan | Asia Barat |
Gereja Kelahiran dibangun atas perintah Kaisar Konstantinus Agung selepas lawatan Ibu Suri Helena ke Yerusalem dan Betlehem antara tahun 325 dan 326.[3][4] Gedung gereja ini agaknya dibangun antara tahun 330 dan 333, karena keberadaannya sudah disebut-sebut dalam catatan sejarah dari tahun 333, kendati baru diresmikan pada tanggal 31 Mei 339.[3][4] Musibah kebakaran melanda gedung ini sewaktu pemberontakan-pemberontakan orang Samaria berkecamuk pada abad ke-6, mungkin sekali pada tahun 529. Beberapa tahun kemudian, Kaisar Yustinianus I (memerintah 527–565) membangun kembali gedung ini, tetapi menambahkan selasar atau narteks, dan mengganti area panti imam yang semula berdenah segi delapan dengan transep berdenah salib, lengkap dengan tiga kubah separuh, kendati masih mempertahankan unsur-unsur pokok gedung pertama, yakni satu atrium beserta satu basilika yang menaungi satu panti umat dengan empat serambi samping.[3][4]
Sekalipun bentuk dasarnya tidak berubah sejak dibangun kembali oleh Kaisar Yustinianus I, gedung Gereja Kelahiran sudah berulang kali diperbaiki dan ditambah-tambah, teristimewa pada era Perang Salib, misalnya tambahan dua menara lonceng (sudah tidak ada lagi sekarang ini) dan mosaik-mosaik maupun lukisan-lukisan pada dindingnya (sebagian masih lestari).[5] Dari abad ke abad, satu demi satu bangunan lain dibangun berdempet dengan gedung Gereja Kelahiran. Luas keseluruhan lahan yang ditempati gedung Gereja Kelahiran beserta bangunan-bangunan lain yang berdempet dengannya sekarang ini sudah mencapai kira-kira 12.000 meter persegi. Bangunan-bangunan lain tersebut adalah satu gedung biara Ortodoks Yunani, satu gedung biara Apostolik Armenia, dan satu gedung biara Katolik Roma.[6] Baik gedung biara Ortodoks Yunani maupun gedung biara Apostolik Armenia memiliki menara lonceng sendiri yang baru dibangun pada Zaman Modern.[5]
Cakra bintang perak yang menandai tempat Yesus dilahirkan hilang dicuri orang pada tahun 1847. Ada pihak-pihak yang berpendapat bahwa peristiwa pencurian cakra bintang perak ini adalah salah satu dari sekian banyak faktor penyebab meletusnya Perang Krimea,[7] kendati ada pula pihak-pihak yang berpendapat bahwa Perang Krimea adalah buntut dari permasalahan lain yang jauh lebih besar di Eropa.[8]
Sejak tahun 2012, Gereja Kelahiran terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia, dan menjadi tempat bersejarah pertama yang diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia di wilayah negara Palestina.[9][10]
Di Gereja Kelahiran, masih berlaku Status Quo, yakni kesepakatan antarkomunitas keagamaan yang sudah berjalan selama 250 tahun.[11][12]