Gereja Katolik di Tiongkok (disebut Tiānzhǔ Jiào, 天主教, artinya, "Agama Pemimpin Surga", yang mengambil istilah Allah yang biasanya dipakai dalam bahasa Tionghoa oleh umat Katolik) memiliki sejarah panjang dan terkomplikasi. Kekristenan telah ada di Tiongkok dalam beragam bentuk sejak sekitar Dinasti Tang pada abad ke-8 Masehi. Setelah Partai Komunis Tiongkok mengambil alih pada 1949, para misionaris Katolik dan Protestan diusir dari negara tersebut, dan agama tersebut dicap sebagai perwujudan imperialisme barat. Pada 1957, pemerintah Tiongkok mendirikan Asosiasi Katolik Patriotik Tiongkok,[1] yang menyangkal otoritas Tahta Suci dan mengangkat uskup-uskupnya sendiri.
Clark, Anthony E (2011). China's Saints: Catholic Martyrdom During the Qing (1644-1911). Bethlehem PA; Lanham, Md.: Lehigh University Press; Rowman & Littlefield. ISBN9781611460162.
Menegon, Eugenio (2009). Ancestors, Virgins, & Friars: Christianity as a Local Religion in Late Imperial China. Cambridge, Mass.: Harvard University Asia Center for the Harvard-Yenching Institute: Distributed by Harvard University Press. ISBN9780674035966.
—— (2002). "The Catholic Church in Post-1997 Hong Kong". Dalam Uhalley, Stephen; Xiaoxin Wu. China and Christianity: Burdened Past, Hopeful Future. Armonk, N.Y.: M.E. Sharpe. hlm.301–343. ISBN0765606615.
—— (2002). "Beyond Orthodoxy: Catholicism as Chinese Folk Religion". Dalam Uhalley, Stephen; Xiaoxin Wu. China and Christianity: Burdened Past, Hopeful Future. Armonk, N.Y.: M.E. Sharpe. hlm.233–249. ISBN0765606615. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2017-04-20. in Uhalley, Wu, ed. (2001).
Mariani, Paul Philip (2011). Church Militant Bishop Kung and Catholic Resistance in Communist Shanghai. Cambridge, MA: Harvard University Press. ISBN9780674063174.