Filsafat kecerdasan buatan
From Wikipedia, the free encyclopedia
Filsafat kecerdasan buatan berupaya menjawab pertanyaan seperti:[1]
- Dapatkah mesin bertindak secara cerdas? Dapatkah mesin menyelesaikan semua masalah yang akan diselesaikan seseorang dengan cara berpikir?
- Apakah mesin memiliki budi dan kesadaran seperti manusia? Dapatkan mereka merasakan?
- Apakah kecerdasan manusia dan mesin itu sama? Apakah otak manusia pada dasarnya merupakan sebuah komputer?
Tiga pertanyaan tersebut melambangkan ketertarikan peneliti, filsuf, dan ilmuwan kognitif kecerdasan buatan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut bergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan "kecerdasan" atau "kesadaran" dan "mesin" mana yang sedang diperbincangkan.
Dalil-dalil penting dalam kecerdasan buatan adalah:
- "Konvensi sopan" Turing: Apabila mesin bertindak secerdas manusia, maka mesin sama cerdasnya dengan manusia.[2]
- Usulan Dartmouth: "Setiap aspek pembelajaran atau ciri lain kecerdasan dapat digambarkan secara tepat sehingga sebuah mesin dapat diciptakan untuk merangsangnya."[3]
- Hipotesis sistem lambang fisik Newell dan Simon: "Sistem lambang fisik mempunyai arti tindakan kecerdasan umum yang penting dan mencukupi."[4]
- Hipotesis kecerdasan buatan kuat Searle: "Komputer yang diprogram dengan tepat dengan input dan output yang benar punya budi seperti manusia."[5]
- Mekanisme Hobbes: "Nalar tidak lain adalah perhitungan."[6]