Angsa-batu kaki-biru
salah satu jenis burung dari genus sula / From Wikipedia, the free encyclopedia
Angsa batu kaki biru (Sula nebouxii) adalah burung laut asli daerah subtropis dan tropis dari Samudra Pasifik. Mereka adalah salah satu dari enam spesies dari genus Sula – dikenal sebagai angsa-batu. Mereka mudah dikenali karena kakinya yang berwarna biru mencolok yang merupakan sifat seksual yang dipilih. Jantan menampilkan kaki mereka dalam ritual kawin yang rumit dengan mengangkat mereka naik dan turun sambil mondar-mandir di hadapan betina. Betina sedikit lebih besar dari jantan, panjangnya mencapai 90 cm (35 in), dengan lebar sayap hingga 15 m (50 ft).[2]
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Angsa-batu kaki-biru | |
---|---|
EXSingkatan dari Extinct (Punah) EWSingkatan dari Extinct in the Wild (Punah di Alam Liar) CRSingkatan dari Critical (Kritis)
ENSingkatan dari Endangered (Genting)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan) NTSingkatan dari Not Threatened (Tidak terancam) LCSingkatan dari Least-Concern (Aman) Risiko Rendah (IUCN 3.1)[1] | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Sula |
Spesies: | Sula nebouxii |
Nama binomial | |
Sula nebouxii Milne-Edwards, 1882 | |
Persebaran berwarna merah |
Habitat berkembang biak hewan ini adalah pulau tropis dan subtropis di Samudra Pasifik. Sekitar satu setengah dari semua pasangan bersarang di Kepulauan Galapagos.[3] Makanan utama mereka terdiri dari ikan, yang diperoleh dengan menyelam dan kadang-kadang berenang di bawah air untuk mencari mangsanya. Mereka kadang-kadang berburu sendirian, tapi biasanya berburu dalam kelompok.[4]
Angsa batu kaki biru biasanya meletakkan satu sampai tiga telur dalam waktu berbeda. Spesies ini mempratekkan penetasan tak tersinkronisasi, berbeda dengan kebanyakan spesies lain dimana inkubasi dimulai saat telur diletakkan dan semua anak menetas bersama-sama. Hal ini mengakibatkan penyimpangan pertumbuhan dan perbedaan ukuran antar saudara kandung, yang mengarah ke siblisida fakultatif (pembunuhan bayi oleh saudara kandung pada keadaan tertentu) dalam hal ini adalah saat kelangkaan pangan.[5] hal Ini membuat angsa batu kaki biru menjadi sebuah model penting untuk mempelajari konflik orangtua-anak dan persaingan antar saudara.