Masjid Qibli
masjid di Palestina / From Wikipedia, the free encyclopedia
Masjid Qibli adalah salah satu bangunan utama yang terdapat dalam kompleks Masjidilaqsa bagian selatan dengan ciri khas kubah timahnya yang berwarna abu-abu. Al-Jami' al-Aqsha sering dianggap sebagai Masjid Al-Aqsha itu sendiri, walaupun sesungguhnya nama Masjid Al-Aqsha merujuk kepada keseluruhan kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa bangunan penting; seperti Al-Jami' al-Aqsha itu sendiri, Kubah Ash-Shakhrah, Mushalla Al-Marwani, Kubah Al-Mi’raj, Kubah As-Silsilah, Kubah An-Nabi, dan bangunan-bangunan lainnya.
Masjid Qibli | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Distrik | Kota Lama Yerusalem |
Ecclesiastical or organizational status | Masjid |
Kepemimpinan | Yayasan Wakaf |
Lokasi | |
Lokasi | Masjid Al Aqsha, Yerusalem |
Koordinat | 31°46′35″N 35°14′8″E |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Arsitektur Islam awal, Mamluk |
Peletakan batu pertama | 685 (konstruksi pertama) 1033 (konstruksi kedua) |
Rampung | 705 (konstruksi pertama) 1035 (konstruksi kedua) |
Spesifikasi | |
Arah fasad | Utara |
Kapasitas | 5.000[1] |
Panjang | 83 meter (272 kaki) |
Lebar | 56 meter (184 kaki) |
Kubah | 1 |
Menara | 4 |
Tinggi menara | 37 meter (121 kaki) |
Bahan bangunan | Batu kapur (tembok luar, menara, fasad), stalaktit (menara), timah (kubah), marmer putih (kolom interior) |
Al-Jami' al-Aqsha pertama kali dibangun pada masa Umar bin Khaththab, meskipun beberapa pendapat menyatakan bahwa masjid ini dibangun pada masa Kekhalifahan Umayyah. Setelah gempa bumi tahun 746, masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh khalifah Abbasiyah Al-Mansur pada tahun 754, dan dikembangkan lagi oleh penggantinya Al-Mahdi pada tahun 780. Gempa berikutnya menghancurkan sebagian besar Al-Jami' al-Aqsha pada tahun 1033, tetapi dua tahun kemudian khalifah Fatimiyyah Ali azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga kini.
Dalam berbagai renovasi berkala yang dilakukan, berbagai dinasti kekhalifahan Islam telah melakukan penambahan terhadap Al-Jami' al-Aqsha dan kawasan sekitarnya, antara lain pada bagian kubah, fasad, mimbar, menara, dan interior bangunan. Ketika Tentara Salib menaklukkan Yerusalem pada tahun 1099, mereka menggunakan masjid ini sebagai istana dan Kubah Ash-Shakhrah sebagai gereja, tetapi fungsi masjid dikembalikan seperti semula setelah Salahuddin mengambil alih kepemimpinan kota itu. Renovasi, perbaikan, dan penambahan lebih lanjut dilakukan pada abad-abad kemudian oleh para penguasa Ayyubiyah, Mamluk, Utsmaniyah, Majelis Tinggi Islam, dan Yordania.
Pembakaran Al-Jami' al-Aqsha pada tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam yang saat ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut juga menyebabkan mimbar kuno Salahuddin Al-Ayyubi terbakar habis. Dinasti Bani Hasyim penguasa Kerajaan Yordania telah menggantinya dengan mimbar baru yang dikerjakan di Yordania,[2] meskipun ada pula yang menyatakan bahwa mimbar buatan Jepara digunakan di masjid ini.[3][4]