![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Anniversary_of_Islamic_Revolution_In_qom-_Iran_%25D8%25B1%25D8%25A7%25D9%2587%25D9%25BE%25DB%258C%25D9%2585%25D8%25A7%25DB%258C%25DB%258C_%25D8%25B1%25D9%2588%25D8%25B2_%25D8%25A8%25DB%258C%25D8%25B3%25D8%25AA_%25D9%2588_%25D8%25AF%25D9%2588%25D9%2585_%25D8%25A8%25D9%2587%25D9%2585%25D9%2586_%25D9%2585%25D8%25A7%25D9%2587_%25D8%25AF%25D8%25B1_%25D8%25B4%25D9%2587%25D8%25B1_%25D9%2582%25D9%258510.jpg/640px-Anniversary_of_Islamic_Revolution_In_qom-_Iran_%25D8%25B1%25D8%25A7%25D9%2587%25D9%25BE%25DB%258C%25D9%2585%25D8%25A7%25DB%258C%25DB%258C_%25D8%25B1%25D9%2588%25D8%25B2_%25D8%25A8%25DB%258C%25D8%25B3%25D8%25AA_%25D9%2588_%25D8%25AF%25D9%2588%25D9%2585_%25D8%25A8%25D9%2587%25D9%2585%25D9%2586_%25D9%2585%25D8%25A7%25D9%2587_%25D8%25AF%25D8%25B1_%25D8%25B4%25D9%2587%25D8%25B1_%25D9%2582%25D9%258510.jpg&w=640&q=50)
Akar ideologis revolusi Islam
From Wikipedia, the free encyclopedia
Tradisi masyarakat Indonesia yang Suni seringkali disinyalir sebagai masyarakat yang pro status quo. Tradisi tersebut cenderung moderat dan kompromistis terhadap pengaruh "kekuasaan", sehingga tidak bisa melahirkan "revolusi", baik pemikiran atau tindakan. Hal inilah yang menyebabkan intelektual Suni jarang hadir dengan pemikiran revolusionernya. Meski demikian, pernyataan ini tidak belaku bagi Hassan Hanafi yang lahir dari tradisi Suni-Mesir. Tokoh dari Mesir ini mempunyai pemikiran yang radikal-revolusioner melalui al Yasar al Islami dengan agenda utama at Turats wa at Tajdid. Kendati demikian, tradisi Suni dalam sejarah tatanan praktisnya tetap belum menggerakkan revolusi massa menentang kemapanan dan hegemoni penguasa.
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Anniversary_of_Islamic_Revolution_In_qom-_Iran_%D8%B1%D8%A7%D9%87%D9%BE%DB%8C%D9%85%D8%A7%DB%8C%DB%8C_%D8%B1%D9%88%D8%B2_%D8%A8%DB%8C%D8%B3%D8%AA_%D9%88_%D8%AF%D9%88%D9%85_%D8%A8%D9%87%D9%85%D9%86_%D9%85%D8%A7%D9%87_%D8%AF%D8%B1_%D8%B4%D9%87%D8%B1_%D9%82%D9%8510.jpg/640px-Anniversary_of_Islamic_Revolution_In_qom-_Iran_%D8%B1%D8%A7%D9%87%D9%BE%DB%8C%D9%85%D8%A7%DB%8C%DB%8C_%D8%B1%D9%88%D8%B2_%D8%A8%DB%8C%D8%B3%D8%AA_%D9%88_%D8%AF%D9%88%D9%85_%D8%A8%D9%87%D9%85%D9%86_%D9%85%D8%A7%D9%87_%D8%AF%D8%B1_%D8%B4%D9%87%D8%B1_%D9%82%D9%8510.jpg)
Berbeda dengan tradisi Suni, bagian dari masyarakat Islam yang cenderung kritis-progresif adalah Syiah. Tradisi Syiah telah melahirkan para pemikir dengan agenda intelektual yang revolusioner, seperti Ali Syari'ati dan Ayatollah Ruhollah Khomeini. Tradisi Syiah yang terwakili dengan negara Iran juga pernah menggerakkan kesadaran massa untuk menggulingkan rezim yang berkuasa. Namun, dari sisi historis dan ideologis, revolusi seringkali dikaitkan dengan tradisi sosialisme dan Marxisme, sehingga dianggap bukan bagian dari tradisi Islam. Selain itu, ketika bagian dari masyarakat Islam menyuarakan agenda revolusi akan distigma sebagai bagian dari penganut paham materialisme dan ateisme. Fenomena "pelabelan" terhadap kelompok "kiri" ini juga dipraktikkan di Indonesia selama rezim Orde Baru, bahkan hingga saat ini, padahal pada hakikatnya "revolusi" sendiri tidak terpisahkan dari Islam. Hal ini disebabkan Muhammad Saw sendiri adalah utusan Allah SWT dari golongan tertindas yang memperoleh amanat untuk mengubah tradisi masyarakat jahiliah dengan penguasa yang despotisme dan otoritarianisme. Perubahan yang dilakukan Rasulullah terhadap masyarakatnya, juga menjadi amanat bagi nabi-nabi sebelumnya terhadap masing-masing umatnya. Dengan demikian, revolusi Islam sebenarnya telah hadir bersamaan dengan kedatangan Islam itu sendiri.
Spirit Islam adalah semangat pembebasan dari segala bentuk penindasan dam kesewenang-wenangan. Islam berada di pihak kaum marginal dan syiar Islam adalah menyuarakan kredo populis. Agenda revolusi Islam adalah membebaskan masyarakat dari masalah akut dunia Islam, seperti kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan budaya, kelaparan, perang, dan lain-lain. Revolusi adalah semangat perlawanan terhadap tafsir tunggal keagamaan yang mendukung otoritas negara. Semangat perlawanan yang dibawa menumbuhkan kritisisme dan kesadaran tentang keberagaman pemahaman tafsir keagamaan. Hal inilah yang menyebabkan revolusi Islam dapat dikatakan tidak akan pernah selesai.