Stasiun Purwosari

stasiun kereta api di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Stasiun Purwosarimap

Stasiun Purwosari (PWS) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Purwosari, Laweyan, Surakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +93 m ini termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi VI Yogyakarta dan KAI Commuter dengan jarak 443,2 km arah timur dari Bandung. Stasiun Purwosari hanya melayani KA antarkota kelas ekonomi dan sebagian kecil kelas campuran lintas selatan Pulau Jawa serta kereta api aglomerasi dan komuter.

Fakta Singkat Y10BK01, Lokasi ...
Stasiun Purwosari
Y10BK01

Tampak depan Stasiun Purwosari, 2024
Lokasi
Koordinat 7°33′28″S 110°48′2″E
Ketinggian+93 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang agak tinggi dan tiga peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur7 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananKereta api penumpang
Lintas selatan Jawa: Bengawan, Jaka Tingkir, Sri Tanjung, Pasundan (reguler & tambahan), Kahuripan, Logawa, Gaya Baru Malam Selatan, dan Singasari
Komuter: KRL Commuter Line dan Kereta api Batara Kresna
Kereta wisata: Sepur Kluthuk Jaladara

Kereta api barang
Lintas selatan Jawa: Parcel ONS Selatan dan Parcel ONS Tengah
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe C[3]
Sejarah
Dibuka27 Maret 1871
Dibangun kembali1907, 2010, 2017
Nama sebelumnya
  • Halte Poerwodadi
  • Station Poerwosarie
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Gawok
menuju Yogyakarta
Commuter Line Yogyakarta Solo Balapan
menuju Palur
Stasiun sebelumnya Layanan lokal/komuter Stasiun berikutnya
Terminus Batara Kresna
Purwosari–Wonogiri, p.p.
Solo Kota
menuju Wonogiri
Stasiun sebelumnya Wisata warisan sejarah Stasiun berikutnya
Terminus Sepur Kluthuk Jaladara
Purwosari–Solo Kota, p.p.
Solo Kota
Terminus
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Batik Solo Trans Halte berikutnya
UNIBA
Perjalanan satu arah
Koridor 2
Sub Terminal Kerten–Terminal Palur
transfer di Stasiun Purwosari
Kasih Ibu
menuju Palur
Kerten Koridor 1
Bandara Adi Soemarmo–Terminal Palur
transfer di Center Point
Kasih Ibu
Perjalanan satu arah
Kerten
Terminus
Koridor 2
Sub Terminal Kerten–Terminal Palur
transfer di Center Point
Fasilitas dan teknis
Fasilitas                 
Jenis persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Purwosari
KategoriBangunan
No. RegnasKB002073
No. SK646/1-R/1/2013
Tanggal SK2013
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Sunting kotak info L B
Bantuan penggunaan templat ini
Tutup

Stasiun ini merupakan stasiun percabangan jalur kereta api menuju Surabaya dan Wonogiri. Jalur yang menuju Surabaya termasuk jalur utama, sedangkan yang ke Wonogiri termasuk jalur lintas cabang (jalur sekunder). Sampai Stasiun Sangkrah, jalur sekunder tersebut termasuk unik karena menjadi salah satu jalur kereta api aktif di Indonesia yang berjejer/berdampingan dengan jalan raya, selain percabangan menuju Depot Pertamina Madiun. Dahulu sepanjang jalur Purwosari-Sangkrah terdapat delapan buah perhentian kecil, yakni Pesanggrahan, Ngadisuran, Bando, Ngapeman, Pasarpon, Cayudan, Kauman, dan Lojiwetan. Halte-halte tersebut sekarang sudah tidak ada lagi.

Sejarah

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Bangunan utama Stasiun Purwosari semasa masih berupa stasiun pulau

Stasiun Purwosari merupakan stasiun kereta api tertua kedua di Kota Surakarta. Dalam peta jalur Samarang–Vorstenlanden terbitan 1869, koleksi Universiteit Leiden Belanda, stasiun ini sama sekali tidak disebutkan. Yang disebutkan dalam rencana pembangunan jalur kereta api oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) adalah Stasiun Solo (Stasiun Solo Balapan) dan Stasiun Solo-Rivier yang terletak di lembah Bengawan Solo.[4] Namun, pada peta yang dibuat tahun 1878, nama stasiun ini mulai disebut (tetapi dengan nama yang salah, yaitu Poerwodadie).[5] Diperkirakan penambahan stasiun ini dilakukan bersama dengan finishing jalur kereta api tersebut dan juga dibuka bersama dengan pembukaan resmi jalur segmen Ceper–Solo NIS pada tanggal 27 Maret 1871.[6][7]

Sejak tahun 1907, stasiun ini menggunakan arsitektur yang mirip dengan Stasiun Kedungjati dan Willem I Ambarawa. Stasiun yang semula memiliki peron sisi kemudian menjadi stasiun pulau. Ukuran bangunan stasiun ini lebih kecil daripada Stasiun Kedungjati maupun Stasiun Ambarawa karena bentang atapnya hanya 13 meter, sementara Kedungjati 14,65 meter dan Ambarawa 21,75 meter. Bangunan ini terdiri atas kanopi yang memayungi bangunan utama serta jalur yang mengapitnya.[8]

Bangunan dan tata letak

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Lentera semboyan wesel mekanik di dalam emplasemen Stasiun Purwosari yang menjadi simbol dari semboyan 11A dan 11B, sebelum dibongkar.

Awalnya Stasiun Purwosari memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda lintas SoloDelanggu dioperasikan pada 8 Januari 2007, jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus arah Solo Balapan dan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus arah Yogyakarta. Jalur 1-5 sering digunakan untuk keberangkatan-kedatangan sekaligus untuk melintas langsung KA, jalur 6-8 untuk parkir gerbong barang, dan dua jalur tambahan menuju ke depo lokomotif dan gudang semen. Walaupun stasiun ini telah mengalami renovasi berupa penambahan atap overcapping sehubungan dengan musim mudik lebaran 10–11 September 2010,[9] bangunan stasiun yang asli tetap dipertahankan dan dijadikan cagar budaya.

Stasiun ini dulu termasuk unik karena di tengah emplasemen yang telah diberi overcapping terdapat wesel dan jalur simpang yang menghubungkan jalur 3 dengan jalur 4. Jalur simpang tersebut membelah peron yang terdapat pada kedua jalur tersebut. Namun, sejak sistem persinyalan stasiun ini diganti dengan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri Indonesia (Persero)[10] pada bulan Desember 2015, jalur 4, wesel, dan juga jalur simpang tersebut dibongkar untuk pelebaran peron sehingga stasiun ini tinggal memiliki tujuh jalur.

Thumb

Y10BK01 Thumb

P

Lantai peron

Jalur 7 Parkir kereta
Jalur 6 Parkir kereta
Jalur 5 Parkir kereta
Jalur 4 Kereta Api Indonesia Pemberhentian kereta api antarkota
(Gawok)      Commuter Line Yogyakarta, tujuan Yogyakarta
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur
Jalur 3 Sepur lurus jalur ganda arah Yogyakarta
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat
Peron pulau
Jalur 2 Sepur lurus jalur ganda arah Solo Balapan
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur
Kereta Api Indonesia Pemberhentian kereta api antarkota ke arah timur
Peron pulau
Jalur 1 Sepur lurus jalur tunggal arah Wonogiri
     Batara Kresna, dari dan tujuan Wonogiri (Solo Kota)
     Commuter Line Yogyakarta, tujuan Palur (Solo Balapan)
Kereta Api Indonesia Pemberhentian kereta api antarkota
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur
G Bangunan utama stasiun

Ke arah timur dari jalur 1 terdapat percabangan jalur menuju Wonogiri. Dari stasiun ini juga dahulu terdapat jalur percabangan yang menuju Boyolali melalui Kartasura yang kini sudah dinonaktifkan. Jalur ini juga mempunyai cabang di Tegalsari menuju Colomadu. Sampai sekarang beberapa bagian dari sisa-sisa jalur tersebut masih dapat disaksikan.

Dahulu Stasiun Purwosari memiliki depo lokomotif; jejak peninggalan sebagai depo lokomotif masih terdapat menara air di sisi utara stasiun. Saat ini depo itu masih beroperasi, tetapi sudah dialihfungsikan menjadi depo alat mekanik sekaligus penyimpanan lokomotif uap dan kereta penumpang untuk operasional Sepur Kluthuk Jaladara. Di seberang stasiun,terdapat lokomotif D52099 yang dipajang statis sejak 2016. Lokomotif ini dahulunya didatangkan ke Stasiun Purwosari bersama D1410 untuk mendukung operasional Sepur Kluthuk Jaladara mendampingi C1218, tetapi faktanya hanya D1410 yang berhasil dihidupkan. D1410 dan D52099 merupakan lokomotif yang sebelumnya menjadi pajangan statis di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah.[11]

Stasiun ini terakhir direnovasi pada tahun 2017, dengan mengganti lantai stasiun yang semula tegel tahu peninggalan NIS dengan lantai marmer.[12] Tegel ini diproduksi oleh Alfred Regout & Co., Maastricht, Belanda, memiliki ukuran 20 × 20 cm dengan tekstur yang tidak rata agar memperlancar aliran air. Tegel ini kuat, kukuh, dan tahan lama mengingat fungsi awal stasiun ini sebagai stasiun barang.

Ciri khas

Stasiun ini memperdengarkan melodi penyambutan kereta api dengan lagu berjudul "Bengawan Solo" karya Gesang dalam format keroncong instrumental lagu ini buah hasil aransemen lagu ulang oleh YouTuber keroncong, yaitu Ardhieswala Music serta juga setiap kali terjadi kedatangan kereta api penumpang di stasiun ujung Kota Surakarta.[13]

Selain itu, di setiap kereta api penumpang ketika akan tiba di stasiun ini memperdengarkan di dalam kereta dengan berjudul "Go Go Kota Solo" oleh Endrow Wibowo kerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, baik di dalam Commuter Line, KA aglomerasi, atau KA antarkota sebagai lagu promosi pariwisata Kota Surakarta.

Layanan kereta api

Ringkasan
Perspektif

Stasiun Purwosari sekarang menjadi stasiun pemberhentian dan ujung di Kota Surakarta bagi kereta api campuran kelas eksekutif-ekonomi maupun kelas ekonomi yang melewati jalur tengah dan selatan Jawa setelah Stasiun Solo Jebres dijadikan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surakarta dan hanya melayani kereta api dari arah timur yang menuju lintas utara maupun sebaliknya.

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2025 revisi per 21 Maret 2025.[14]

Penumpang

Antarkota

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Kelas ...
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Campuran
Gaya Baru Malam Selatan Eksekutif Pasar Senen Surabaya Gubeng Via PurwokertoLempuyangan
Ekonomi
Singasari Eksekutif Blitar
Ekonomi
Ekonomi
Bengawan Ekonomi Purwosari Pasar Senen Via PurwokertoCirebon Prujakan
Jaka Tingkir Pasar Senen Solo Balapan Via Cirebon PrujakanPurwokerto
Sri Tanjung Lempuyangan Ketapang Via Surabaya KotaJember
Pasundan (reguler & tambahan) Kiaracondong Surabaya Gubeng Via TasikmalayaLempuyangan
Kahuripan Blitar
Logawa Ekonomi Premium Purwokerto Ketapang Via LempuyanganSurabaya Gubeng
Tutup
Komuter
Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Relasi perjalanan ...
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
BK Bus rel Batara Kresna Purwosari Wonogiri
Y Commuter Line Yogyakarta Yogyakarta Palur
Tutup

Kereta wisata

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Relasi perjalanan ...
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Kereta api uap Jaladara Purwosari Solo Kota
Tutup

Barang

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Relasi perjalanan ...
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Lintas selatan Jawa
Angkutan logistik ONS Parcel Selatan Bandung Surabaya Kota Via TasikmalayaLempuyangan
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah Kampung Bandan Malang Via PurwokertoLempuyangan

Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya dilakukan di Jakarta Gudang

Tutup

Antarmoda pendukung

Informasi lebih lanjut Jenis angkutan umum, Koridor/trayek ...
Jenis angkutan umum Koridor/trayek Tujuan
Batik Solo Trans[15] Bandara Adi Soemarmo–Palur
Kerten–Palur
Tutup

Insiden

Pada tanggal 2 Oktober 2010, terjadi kecelakaan antara KA 34 Bima jurusan Stasiun GambirSurabaya Gubeng yang menyerempet kereta terakhir dari KA 144 Gaya Baru Malam Selatan jurusan Jakarta KotaSurabaya Gubeng. Hal ini disebabkan oleh rangkaian KA Gaya Baru Malam Selatan yang melebihi batas ruang bebas. Akibatnya, Kereta terakhir KA Gaya Baru Malam Selatan mengalami kerusakan yang parah, empat orang mengalami luka-luka, serta satu orang meninggal di rumah sakit.[16]

Galeri

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.