Konflik Mali Utara
artikel daftar Wikimedia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Konflik Mali Utara, Perang Saudara Mali atau Perang Mali adalah konflik bersenjata yang dimulai dari bulan Januari 2012 yang melibatkan antara Mali bagian utara dan selatan. Pada 16 Januari 2012, beberapa kelompok-kelompok pemberontak mulai berjuang melawan pemerintah Mali untuk mendapatkan kemerdekaan atau otonomi lebih besar untuk wilayah bagian utara Mali, sebuah area yang dikenal sebagai Azawad. Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad (MNLA), sebuah organisasi yang berjuang untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi wilayah Azawad dan membuatnya menjadi tanah air bagi orang-orang Tuareg, yang telah memegang kontrol wilayah tersebut sejak bulan April 2012.
Konflik Mali Utara | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Pemberontakan di wilayah Maghreb (2002–sampai saat ini) | ||||||||
Peta yang menunjukan wilayah terluas yang sempat dikuasai oleh pemberontak pada Januari 2013, sebelum diambil alih oleh militer Mali dan pasukan Prancis. | ||||||||
| ||||||||
Pihak terlibat | ||||||||
Government of Mali *Military of Mali France ECOWAS full list Chad[19] Supported by: full list
(Songhai secular militia) * National Liberation Front of Azawad (FLNA)[57][58] |
|
Islamists * Al-Mourabitoun * Ansar al-Sharia * Ansar Dine[60] * AQIM * Boko Haram[61] * Macina Liberation Front[62] * MOJWA[63] (active until 2013, merged with fighters loyal to Belmokhtar to form Al-Mourabitoun)[64] | ||||||
Tokoh dan pemimpin | ||||||||
Ibrahim Boubacar Keïta (since September 2013) Dioncounda Traoré (since April 2012) Amadou Sanogo (since March 2012) Amadou Toumani Touré (until March 2012) Sadio Gassama (until March) El Haji Ag Gamou (until March) François Hollande Édouard Guillaud Colonel Thierry Burkhard Brigade General Gregory de Saint-Quentin Shehu Usman Abdulkadir Yaye Garba Mahamat Déby Itno Abdel Aziz Hassane Adam † Omar Bikomb full list
Housseine Khoulam (NLFA)[57] |
Mahmoud Ag Aghaly Bilal Ag Acherif Moussa Ag Acharatoumane Ag Mohamed Najem[65] Algabass Ag Intalla (MIA)[59] |
Mokhtar Belmokhtar † Abdelhamid Abou Zeid †[66][67] Abdelmalek Droukdel[68] Abou Haq Younousse † Ahmed al-Tilemsi †[64] Iyad Ag Ghaly[69] Omar Ould Hamaha †[70] | ||||||
Kekuatan | ||||||||
6,000– 7,000[71] (pre-war: ~12,150)[72] 3,000 [73] 2,000[19] 1,200[10][74] 733[54] 650[75] 500[10] 500[54] 500[10] 500[10] 450[76] 395[24] 300[10] 144[10] 120[10] ~50[77] Total: 23,564+ ---- 545 (EUTM)[26] full list | 3,000[81][82] | 1,200–3,000[83][84] * Boko Haram: 100[61] * Ansar Dine: 300[82] | ||||||
Korban | ||||||||
164+ killed,[85] 400 captured[86] Total: 1,000–1,500+ killed, captured or deserted (by April 2012)[81] ---- 85 killed, 197+ wounded,[87][88] 12 captured[89] (January 2013) 38 killed,[90] 74 wounded[91][92][93][94][95] 13 killed[96] 2 killed, several wounded[97] 1 killed, 1 wounded[98] 28 killed[99] 4 killed[100][101] 4 killed[102] 1 killed[103] |
6–65 killed (Conflict with Malian Army)[104][105][106] ---- 26–123 killed (Conflict with Islamists)[107][108][109][110] ---- 60 captured[108][110] 17–19 killed (2013) |
115 killed (Conflict with Tuaregs) [107][108][109][110] ---- 625 killed (French intervention) | ||||||
Displaced: ~144,000 refugees abroad[19] ~230,000 internally displaced persons[19] Total: ≈374,000[111] |
Pada 22 Maret 2012, Presiden Amadou Toumani Touré dilengserkan dalam kudeta terkait kegagalan penanganan krisis yang dilakukan olehnya, tepat sebulan sebelum pelaksanaan pemilihan presiden.[112] Tentara pemberontak, yang menyebut dirinya sebagai Komite Nasional untuk Pemulihan Demokrasi dan Negara (CNRDR), mengambil kontrol dan menangguhkan konstitusi dari Mali.[113] Sebagai akibat dari ketidakstabilan setelah terjadinya kudeta, tiga kota terbesar di utara Mali—Kidal, Gao dan Timbuktu—dikuasai oleh pemberontak[114] selama tiga hari berturut-turut.[115] Pada 5 April 2012, setelah pendudukan Douentza, MNLA mengatakan bahwa mereka telah mencapai tujuannya dan menghentikan tindakan penyerangan. Pada hari berikutnya, mereka menyatakan kemerdekaan Azawad dari Mali.[116]
MNLA pada awalnya didukung oleh kelompok Islam Ansar Dine. Setelah militer pemerintah Mali dipukul mundur dari Azawad, Ansar Dine dan sejumlah kecil kelompok Islam mulai memaksakan hukum syariah secara ketat. MNLA dan kelompok muslim mencoba mencari titik tengah terkait dengan perbedaan visi untuk negara baru.[117] Setelah itu, MNLA mulai berperang melawan Ansar Dine dan kelompok muslim lainnya, termasuk Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat (MOJWA/MUJAO), pecahan kelompok Al-Qaeda di Maghreb Islam. Sejak 17 Juli 2012, MNLA telah kehilangan kontrol dari sebagian besar dari kota di bagian utara Mali kepada kelompok muslim.[118]
Pemerintah Mali meminta bantuan militer asing untuk mengambil alih wilayah Mali bagian utara. Pada tanggal 11 Januari 2013, Militer Prancis memulai operasi melawan kelompok muslim.[83] Pasukan lain dari Uni Afrika dikerahkan sesaat setelah itu. Sejak tanggal 8 Februari, wilayah yang dikuasai kelompok muslim telah kembali diambil oleh militer Mali, dengan bantuan dari koalisi internasional. Separatis Tuareg terus melawan kelompok muslim juga, meskipun pada saat yang sama MNLA juga telah dituduh melaksanakan serangan terhadap militer Mali.[119]
Sebuah kesepakatan damai antara pemerintah dan pemberontak Tuareg ditandatangani pada 18 Juni 2013[6] tetapi pada tanggal 26 September 2013 pemberontak menarik diri dari perjanjian perdamaian dan menyatakan bahwa pemerintah tidak menghormati kesepakatan untuk gencatan senjata.[120] Pertempuran masih terus berjalan meskipun pasukan Prancis dijadwalkan untuk ditarik dari wilayah tersebut.[121] Perjanjian gencatan senjata telah ditandatangani pada tanggal 19 februari, 2015 di Aljazair, Aljazair tapi serangan teroris masih terjadi secara sporadis.[122]