Daftar Pusaka Nasional Jepang (lukisan)
From Wikipedia, the free encyclopedia
Istilah "Pusaka Nasional" telah dipakai di Jepang untuk menandakan properti-properti kebudayaan sejak 1897.[1] Pengartian dan kriteria berubah sejak pembentukan istilah tersebut. Lukisan-lukisan tersebut mengikuti pengartian saat ini, dan diangkat menjadi pusaka nasional saat Hukum Perlindungan Properti Kebudayaan diimplementasikan pada 9 Juni 1951. Karena itu, mereka dibatasi dalam perpindahan dan tidak boleh diekspor.[2] Para pemiliknya disyaratkan untuk mengumumkan keadaan apapun pada Pusaka-Pusaka Nasional Seperti kerusakan atau kehilangan serta diperlukan permintaan ijin untuk perpindahan tempat, peralihan kepemilikan atau perbaikan.[3] Barang-barangnya dipilih oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berdasarkan pada "secara khusus nilai sejarah atau artistik tinggi" mereka.[4][5] Daftar ini berisi 160 lukisan dari zaman Nara Klasik abad ke-8 sampai zaman Edo modern pada awal abad ke-19. Pada kenyataannya, jumlah lukisan yang dipersembahkan lebih dari 160, karena beberapa kasus, kelompok dari lukisan terkait dikombinasikan untuk membentuk sebuah entri tunggal. Lukisan-lukisan yang didaftarkan menampilkan tema-tema Buddha, lanskap, dan suasana istana. Beberapa lukisan diimpor langsung dari Tiongkok. Judul-judul karya tersebut bersifat deskriptif ketimbang judul dari para senimannya; sehingga mungkin dapat ditemukan nama-nama alternatif dalam kesusastraan untuk sebuah karya yang diberikan.[5]
Bermula pada pertengahan abad ke-6, saat Buddha dibawa ke Jepang dari Baekje, seni rupa keagamaan diperkenalkan dari daratan utama. Lukisan-lukisan keagamaan terawal di Jepang dicetak melalui teknik dan gaya daratan utama, dan mirip dengan seni rupa dinasti Sui Tiongkok (581–618) atau akhir zaman Enam Belas Kerajaan sekitar awal abad ke-5. Mereka memadukan lukisan-ulisan non-primitif tertua yang masih ada di Jepang. Pada pertengahan zaman Nara (sekitar tahun 750), lukisan-lukisan Jepang menampilkan pengaruh-pengaruh dinasti Tang Tiongkok (618–907) dan pada abad ke-9, awal zaman Heian ditandai dengan genre Kara-e. Lukisan-lukisan dinding di Makam Takamatsuzuka dan Potret Kichijōten di Yakushi-ji menampilkan gaya Kara-e. Pada umumnya, lukisan-lukisan zaman Nara menampilkan subyek-subyek keagamaan dan para senimannya tidak diketahui. Pada masa itu, pahatan-pahatan lebih banyak ketimbang lukisan.[6]