Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Wayang Timplong adalah sejenis kesenian wayang dari daerah Nganjuk, Jawa Timur. Wayang timpllong adalah revolusi dari wayang krucil.
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Kesenian tradisional ini konon mulai ada sejak tahun 1910 dari Dusun Kedung Bajul Desa Jetis, Kecamatan Pace, provinsi Jawa Timur. Wayang ini terbuat dari kayu, baik kayu waru, mentaos, maupun pinus. Instrumen gamelan yang digunakan sebagai musik pengiring juga sangat sederhana. Hanya terdiri dari Gambang yang terbuat dari kayu atau bambu, ketuk kenong, kempul dan kendang.[1] Jumlah wayang timplong yang biasanya dipertunjukan tidak sebanyak wayang kulit. Pertunjukan wayang timplong sangat sederhana dan biasanya dilakukan pada siang hari, hal ini berbeda dengan pertunjukan wayang kulit yang biasanya dilakukan pada malam hari.
Berdasarkan Prasasti Anjuk Ladang di Situs Candi Lor, disebutkan bahwa pada tahun 937 M, Raja Mataram-Hindu bernama Mpu Sindok memberikan ucapan terima kasih kepada rakyat Desa Anjuk Ladang. Ucapan itu diberikan karena rakyat Desa Anjuk telah membantu berperang menghadapi serangan dari pasukan Kerajaan Sriwijaya. Atas jasa tersebut, Mpu Sindok memberi hadiah berupa tugu kemenangan dan sima atau status desa bebas pajak atau disebut juga sebagai daerah perdikan. Dalam kalender Masehi, hadiah itu diberikan pada 10 April 937. Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari lahir Kabupaten Nganjuk. Melalui kacamata sejarah, tergambar pula bahwa wilayah Kabupaten Nganjuk bukanlah wilayah Negara Agung atau berdekatan dengan pusat pemerintahan, baik era Hindu-Budha maupun era Kesultanan Islam. Maka, kehidupan sosial dan budaya masyarakat ini cenderung bersifat egaliter atau tidak terlalu hirarkis. Dalam hal seni budaya, kesenian rakyat seperti Jaranan Pogog, Tayub, dan Wayang Timplong, pernah tumbuh subur dan digandrungi warga Nganjuk. Selain seni budaya tersebut, masyarakat Nganjuk juga sangat menghargai tradisi ritual berbau animisme-dinamisme seperti Nyadran (tolak bala atau bersih desa) dan Syu’roan (perayaan tahun baru Islam-Jawa).[2]
Cerita pertunjukan wayang timplong umumnya berhubungan dengan kondisi atau peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan, namun sering juga pertunjukan yang ditampilkan berhubungan dengan kehidupan kerajaan pada masa lampau. Wayang timplong ditampilkan pada saat acara nyadran, bersih desa, dan acara resmi Kabupaten Nganjuk. Terakhir kali wayang timplong ditampilkan pada acara HUT Kabupaten Nganjuk bulan April tahun 2016.[3]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.