Remove ads
kelompok pendukung sepak bola Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Bobotoh adalah sebutan untuk pendukung klub sepak bola Persib Bandung, yang berkompetisi di Liga 1, tingkat teratas dalam sistem liga sepak bola di Indonesia.[1]
Bobotoh | |
---|---|
Didirikan | 1930-an[butuh rujukan] |
Jenis | Suporter klub sepak bola |
Klub kebanggaan | Persib Bandung |
Stadion | Gelora Bandung Lautan Api, Bandung |
Tribun | Semua tribun |
Tokoh penting | Ayi Beutik |
Sub Kelompok | Viking Persib Club (VPC), Bobotoh Maung Bandung Bersatu (BOMBER), Northern Wall (NW) , Frontline Boys, 26cc Boys. |
Warna Kebesaran | Biru, Putih |
Website | bobotoh |
Bobotoh mengacu pada semua pendukung Persib yang berada di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, tetapi pendukung Persib dapat beragam, mulai dari pendukung yang tergabung keanggotaan kelompok penggemar, pendukung yang tidak tergabung dalam kelompok penggemar dan pendukung yang tergabung dalam anggota resmi klub, mereka semua dapat disebut sebagai Bobotoh.
Pada setiap tribun di Stadion Gelora Bandung Lautan Api beberapa kelompok penggemar terpengaruh dalam budaya suporter luar negeri seperti Ultras, Hooligan, Barra brava, Casual dan Torcida.[2]
Bobotoh berasal dari bahasa Sunda, yang dalam kamus bahasa Sunda karya R. Satjadibrata (2011), berarti “orang yang menghidupkan semangat kepada orang yang hendak berkelahi (atau binatang yang hendak diadu), suporter“.
Dari definisi tersebut bisa disimpulkan jika Bobotoh pada awalnya memiliki makna luas, karena perkelahian atau persaingan untuk menjadi pemenang tidak hanya terjadi di dalam sepak bola.
Keterikatan masyarakat Sunda dengan sepak bola diyakini berjalan dengan semakin populernya cabang olahraga Sepak Bola di antara para pengguna bahasa Sunda. Sepak bola di Jawa Barat tidak akan lepas dari Persib Bandung yang lahir dan berkembang di Kota Bandung—ibukota provinsi.
Sejak berdiri Persib Bandung klub sepak bola ini memiliki sejarah panjang. Klub ini muncul pada era perjuangan kemerdekaan RI Indonesia, diawali dengan kehadiran BIVB (Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond) di Bandung pada tahun 1923 dengan Syamsudin sebagai ketua.
Pada tahun 1933, BIVB mengikuti kompetisi Perserikatan, tapi secara perlahan mulai menghilang. Sejak itu, istilah Bobotoh sudah banyak dipakai karena di dalam menjalani pertandingan, BIVB mendapat dukungan langsung dari orang yang datang ke Stadion atau Lapangan Tegallega.
Seiring dengan berjalannya waktu, BIVB mulai meredup. Mereka tercatat kalah dari VIJ (Voetbalbond Indonesia Jacatra) Jakarta pada laga final Perserikatan pada tahun 1933. Di tahun yang sama, PSIB (Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung) dan National Voetball Bond (NVB) muncul di Bandung dan sepakat menyatu dengan nama Persib di bawah pimpinan Anwar St. Pamoentjak.
Seiring perkembangan sebagai pendukung Persib terasa ketika Persib mencatatkan sejarah untuk pertama kalinya menjadi juara Kejuaraan Nasional tahun 1937. Catatan itu diukir setelah Persib mengalahkan Persis Solo dengan skor 2-1 pada partai puncak di Stadion Sriwedari, Solo. Tidak sedikit para pendukung dari Bandung yang melakukan tour ke Stadion Sriwedari di Solo untuk mendukung secara langsung. Setelah rombongan pemain tiba di Stasiun Bandung mereka disambut oleh Bobotoh dan diarak keliling kota, yang jadi awal tradisi konvoi Juara. Tercatat pada media massa khusus olahraga pada tahun 1937 yang diterbitkan oleh Oto Iskandar di Nata para pendukung Persib atau Bobotoh sudah hadir dan mendukung Persib di Lapangan Tegallega, Bandung.[3]
Sepak bola terus berkembang mengikuti kondisi politik dan pemerintahan di dalam negeri terutama dengan dibentuknya NKRI pada tahun 1950. Di saat itu juga, PSSI menggelar Kongres yang dimeriahkan dengan sebuah turnamen, dimana Persib keluar sebagai juaranya setelah mengalahkan Persebaya dengan skor akhir 2-0.
Persib kembali menggapai prestasi dengan keluar sebagai juara Kejurnas PSSI tahun 1961 dan ajang prestisius, kompetisi Perserikatan tahun 1986. Di ratusan puluh ribu Bobotoh yang hadir , Persib sukses mengalahkan Perseman Manokwari dengan skor akhir 1-0 di hadapan sekitar 150 ribu Bobotoh yang hadir berbondong bondong langsung ke Stadion Utama Senayan, Jakarta.[4]
Prestasi demi prestasi diraih Persib dan membuat dukungan kepada tim itu pun kian membesar dengan membuat sebuah organisasi bernama Persib Fans Club pada tahun 1986. Secara turun temurun, Bobotoh memberikan dukungannya kepada Persib. Mereka tersebar tidak hanya di Bandung dan sekitarnya tapi juga hingga Jawa Barat dan banyak tempat lainnya di luar itu. Kesamaan ini yang lantas membuat para anak muda, yang mendapat pengaruh dari luar negeri seperti Inggris dan Italia.
Pada tahun 1990 media cetak lokal atau nasional mulai mempopulerkan nama Bobotoh sebagai pendukung klub sepak bola Persib Bandung, pendukung Persib yang semakin berkembang mulai banyak membentuk sebuah kelompok kecil di setiap tribun Stadion Siliwangi. Pada akhir 90-an pengaruh dari luar negeri sudah mulai masuk, Bobotoh banyak meniru cara mendukung suporter luar negeri seperti di Inggris atau Itali, pengaruh tersebut terjadi mulai dari membentuk sebuah kelompok hooliganisme, penampilan dan chants.
Dari banyak kelompok kecil pendukung Persib, Bobotoh mulai membentuk sebuah organisasi yang diatur oleh beberapa induk, sehingga kini kelompok tersebut menjadi besar dan tidak terpecah belah di setiap tribun. Salah satu kelompok yang sudah ada adalah Viking Persib Club (VPC) yang berdiri pada tahun 1993 diawali dengan kelompok kecil yang bersatu dari berbagai kelompok hingga kini menjadi besar diantara kelompok Bobotoh lainnya.[5]
Pada era Perserikatan sebelum tahun 2000, Bobotoh selalu memenuhi Stadion Senayan (GBK), Jakarta pada setiap final atau laga tandang yang digelar di Stadion Senayan (GBK). Namun karena keterbatasan keamanan dan rivalitas yang semakin memanas dengan pendukung Persija Jakarta akhirnya Bobotoh tidak diperbolehkan untuk melakukan tandang, hingga yang terakhir pada tahun 2015 ketika Persib melawan Sriwijaya FC di final Piala Presiden.[6]
Persib Bandung vs PSMS Medan, Stadion Senayan, Jakarta. Pendukung mereka pernah menciptakan rekor jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah sepak bola indonesia ketika memenuhi Senayan, Jakarta pada final Perserikatan 1985. Menurut dokumen majalah Tempo, kala itu sebanyak 150 ribu penonton hadir di Senayan dan mayoritas diantaranya adalah pendukung Persib, bahkan pertandingan tersebut tercatat di AFC sebagai pertandingan amatir terbesar dan paling banyak di tonton di dunia.[7]
Persib Bandung vs Petrokimia, Senayan, Jakarta. Pada Liga Indonesia mereka pernah memenuhi Senayan, Jakarta dengan penonton terbesar sepanjang era sepak bola profesional indonesia, kejadian itu terjadi pada tahun 1995 saat final Liga Indonesia Persib Bandung bertemu dengan Petrokimia Putra di Stadion Senayan, total sekitar 120 ribu penonton hadir memenuhi stadion terbesar di Indonesia tersebut.[8]
Persib Bandung vs. Persipura Jayapura, Stadion Jakabaring, Palembang. Pertandingan final ini merupakan gelar penting bagi pendukungnya setelah 19 tahun tidak mengangkat trofi, Bobotoh memenuhi tribun timur Stadion Jakabaring juga beberapa di tribun lainnya, mereka berangkat dari kota Bandung dan berbagai daerah di Jawa Barat menggunakan bus beriringan, juga tidak sedikit menggunakan transportasi pesawat terbang, sekitar 685.3 km dari Bandung menuju Palembang melintasi Selat Sunda pembatas pulau Jawa dan Sumatera, hingga kepulangan mereka terjadinya bus hancur dan beberapa orang terluka karena bentrokan atau penyerangan yang di lakukan di Jakarta oleh basis pendukung rival mereka.
Persib Bandung vs. Sriwijaya FC di Stadion Gelora Bung Karno setelah menjuarai Liga Super Indonesia 2014, Persib kembali melaju ke babak final di Piala Presiden, laga tersebut merupakan pertandingan pramusim dengan penonton terbanyak yaitu 75.000rb penonton hadir dan mayoritas pendukung Persib.[9]
Persaingan terlama dan terdalam Persib Bandung adalah dengan tetangga terdekat mereka Persija Jakarta juga dengan pendukung The Jakmania, pertandingan antara keduanya disebut sebagai El Classico Indonesia. Persaingan antara Persib Bandung dan Persija Jakarta selalu menjadi pertemuan sengit, dan sangat ditunggu di sepak bola Indonesia.
Persib Bandung juga mempunyai rivalitas melawan PSMS Medan (Derbi Indonesia Klasik), PSM Makassar dan Persebaya Surabaya sejak Perserikatan, yang juga dianggap sebagai derby besar. Selain itu, Persib Bandung dengan PSMS Medan memiliki persaingan yang kuat di lapangan sejak akhir 1980-an, yang semakin intensif pada 1990-an karena kedua klub mulai sering bersaing memperebutkan gelar Perserikatan, namun para pendukung mereka tidak pernah terjadi kerusuhan.
Pada Perserikatan kedua suporter tersebut merupakan musuh terbesar karena persaingan klub, kerusuhan yang pernah terjadi pada babak final Persib vs Persebaya Divisi Utama PSSI 1989-90 di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Pada saat itu Persebaya tertinggal 2-0 dari Persib Bandung dimana permainan Persebaya sangat membosankan yang membuat Bonek menjadi agresif, tidak diketahui dari mana yang memulai namun acungan kepalan tangan dari Bonek mengarah ke pendukung Persib berkali kali, terdapat bahwa sepanduk Persebaya juga di turunkan membuat Bonek semakin agresif, hingga akhirnya kedua pendukung membongkar tribun kayu sebagai alat pukul dan lantai sebagai batu untuk di lempar kepada lawan, Bobotoh tidak kalah agresif bahkan mengepung suporter Persebaya hingga 2000 personil Polisi mengamankan pada pertandingan tersebut. Pertandingan dimenangkan oleh Persib hingga nyanyian Halo, Halo Bandung dan bendera Biru Putih berkibar di dalam Stadion Senayan.
Pada babak Play-off Divisi Utama Liga Indonesia 2003 di Stadion Manahan, Solo. Pada saat itu ada ikrar suporter untuk bersatu, ikrar tersebut di ikuti oleh Viking, Bonek, Pasoepati, La Mania dan Brajamusti. Ketika itu Bobotoh di temani oleh Bonek saat berjalan jalan ke kota Solo, di saat itu kedua kelompok suporter tersebut akrab. Kejadian di pertandingan Persib melawan Perseden Denpasar membuat hubungan Bobotoh dan Bonek semakin erat, Bobotoh yang di dampingi oleh Bonek dan suporter Perseden di bantu oleh Pasoepati. Pada saat itu hubungan mereka sangat erat sampai sekarang dan mereka bisa membuktikan, bahwa suporter yang sama kuatnya bisa bersatu di Stadion dan memberikan contoh untuk suporter lain di Indonesia.
Selain dengan Bonek, mereka juga turut menjalin hubungan baik dengan beberapa suporter di Indonesia diantaranya dengan pendukung Persikabo Bogor, Persita Tangerang dan PSS Sleman.
Para pendukung Persib Bandung memiliki tradisi yang mewariskan kepada anak dan cucu mereka untuk mendukung Persib Bandung sejak Perserikatan, sering kali di stadion mereka membawa anak laki laki untuk melihat pertandingan Persib.
Tokoh penting dari seorang Bobotoh juga memiliki julukan panglima yaitu alm. Ayi Beutik yang memberikan nama kepada anak mereka dengan nama Jayalah Persibku yaitu seorang laki-laki dan Usab Perning (sebutan nama Persib pada jaman 1980an) sebagai seorang perempuan.
Salah satu seorang Bobotoh dari Tasikmalaya juga turut memberi nama anaknya yaitu Persib Satu Sembilan Tiga Tiga karena rasa cinta mereka terhadap klub kebanggaan Jawa Barat.[10]
Pada tahun 1985 sebuah pertandinhan yang besar yang mengacu pada reputasi pertandingan Persib vs PSMS Medan pada tahun 1985 di Stadion Senayan (GBK) membuat terikan "Wasit Goblog" terlontar oleh Bobotoh hingga sampai saat ini jika pertandingan yang merugikan klub mereka karena keadilan wasit, hingga kini banyak kelompok suporter Indonesia lainnya yang juga turut meniru teriakan tersebut.
Para pendukung Persib pada jaman Perserikatan atau mereka sebut Ngabobotohan secara tradisional yaitu dengan ciri khasnya menggunakan ikat kepala, bendera, dan sepanduk dukungan, namun karena berkembangnya jaman setelah akhir tahun 1990an mulai berubah.
Kota Bandung terkenal paling kreatif di Indonesia, banyak musisi tokoh/artis yang lahir di Bandung, pada pertengahan tahun 80-an musisi asal Bandung memberikan karyanya sebuah penghormatan terhadap Persib. Mulai pada tahun 1985-86 musisi legendaris asal Bandung membawakan lagu "Kami Cinta Persib" karya Dion Hutabarat, lagu tersebut sangat populer dan selalu di putar awal dan jeda pertandingan di Stadion Silliwangi. Setelah itu muncul beberapa musisi lainnya, seperti Bimbo yang membawakan lagu Jayalah Persibku dan yang fenomenal adalah seniman besar Kang Ibing yang membawakan lagu "Maung Bandung", dari lagu tersebut juga Persib Bandung mempunyai julukan baru selain Pangeran Biru yang memang sudah ada.
Pada tahun 2002, Viking Persib sebuah organisasi dari Bobotoh membuat gerakan dengan membuat album kompilasi untuk Persib, beberapa band besar seperti Koil, Harapan Jaya turut menyumbangkan karyanya, sementara Pas Band juga turut menyumbangkan karyanya yang sebelumnya pernah di muat di album mereka sendiri, di album pertama ini cenderung banyak mengandalkan jenis musik keras dan membakar semangat selerea anak muda pada saat itu
Beberapa tahun kemudian Viking Persib Club merilis kembali album Viking Compilation Jilid 2, dalam album ini banyak varian jenis musik yang beragam, seniman besarpun turut berperan seperti Mocca yang mewakili jenis musik anak muda dan seniman legendaris Sunda seperti Kang Ibing dan Doel Sumbang. Di luar album kompilasi Viking, masih banyak musisi lain yang membuat lagu tentang Persib, baik yang di sisipkan di album mereka atau yang di rilis secara single.
Berikut beberapa musisi/band yang membuat lagu tentang Persib : Kuburan Band - We Will Stay Behind You, Pas Band - Aing Pendukung Persib, Andi /Rif - Viva Persib, Seurius - Sihung Maung Bandung, Pascodex - Persib Juara.
Tidak hanya kelompok dari Viking Persib Club namun juga Bobotoh Casuals juga turut membuat album kompilasi dari anggota penggemar mereka.
"Kebangaan Bandung"
Terimakasih tuhan, Bandung tempat kelahiranku, punya tim kebangaan Persib Bandung, dengan sejarah yang melambung.
Pangeran Biru, Maung Bandung, bangga teriak julukanmu, Pangeran Biru, Persib Bandung, tim kebangaan kota Bandung.[11]
Persib Bandung adalah klub dengan kelompok pendukung tertua di Indonesia, Viking Persib Club (VPC), dan merupakan klub dengan kelompok pendukung terbanyak. Mereka mendukung klub tidak hanya di sepak bola, tetapi juga di futsal, bola basket, bola voli, dan olahraga lainnya yang dipraktikkan di Bandung.
Beberapa kelompok pendukung memiliki anggota yang terorganisir dan beberapa kelompok pendukung yang tidak terorganisir, pengaruh dari luar negeri membuat kelompok hooliganisme di Indonesia mulai berkembang.
Viking Persib Club | |
---|---|
Panggilan | Viking |
Didirikan | 17 Juli 1993 |
Slogan | Vini, Vidi, Viking! |
Tribun | Tribun Timur |
Ketua | Tobias Ginanjar |
Tokoh penting | Ayi Beutik Yana Umar |
Warna Kebesaran | Biru, Putih, Hitam |
Afiliasi | Bonek |
Website | vikingpersibclub.com |
Viking Persib Club disingkat VPC sudah ada sebelum organisasi dan kelompok suporter klub lain di Indonesia mulai menjamur pada akhir 1990-an, kelompok suporter Persib dengan jumlah anggota resmi terbesar ini sudah mendeklarasikan diri pada 17 Juli 1993.
Bobotoh Maung Bandung Bersatu | |
---|---|
Panggilan | Bomber |
Singkatan | Bobotoh Maung Bandung Bersatu |
Didirikan | 3 Agustus 2001 |
Lokasi | Bandung |
Tribun | Tribun Selatan |
Ketua | Dian Purnama SE. MM |
Tokoh penting | Mang AeM
Mediaswara Yudi Kadal |
Warna Kebesaran | Biru |
Afiliasi | Bonek |
Bomber atau Bomber Persib adalah sebuah kelompok pendukung di tribun selatan yang terinspirasi dari Barra brava suporter di Argentina. Sejak tahun 90an, Bomber mulai di rintis dari perkumpulan atau komunitas dan kemudian ikut berafiliasi, lalu mendeklarasikan nama Bomber di Hotel Santika Bandung, 03 Agustus 2001.
26cc Boys | |
---|---|
Panggilan | Bobotoh Ultras |
Sejak | 2013 |
Slogan | The Boys of Ultra! |
Tribun | Tribun Utara Kanan |
Warna Kebesaran | Hitam |
26cc Boys adalah sebuah kelompok Ultras yang sudah berdiri dan ada sejak tahun 2013.
Northern Wall | |
---|---|
Panggilan | Bobotoh Casuals |
Sejak | 2020 |
Slogan | Gate of Unite |
Tribun | Tribun Utara |
Warna Kebesaran | Biru, Putih, Hitam |
Northern Wall (NW) adalah sebuah movement dari kelompok Bobotoh Casuals, mereka berada di tribun Utara, bersebelahan dengan kelompok Bobotoh Famiglia/Ultras 26ccboys yang kabarnya sekarang berafiliasi dengan gaya mendukung seperti suporter di Eropa timur.
Frontline Boys | |
---|---|
Panggilan | Bobotoh Frontline |
Sejak | 2005 |
Slogan | Forever Young, Forever Persib. |
Tribun | Tribun Timur Kiri |
Warna Kebesaran | Putih |
Frontline Boys adalah sebuah organisasi kelompok yang mendukung di tribun timur kiri, mereka adalah kelompok yang kritis terhadap klub dengan cara mendukung mereka berpakaian putih kombinasi biru dan juga banner atau bendera.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.