Beli panik[1] (bahasa Inggris: Panic buying) adalah tindakan membeli barang dalam jumlah besar untuk mengantisipasi suatu bencana, setelah bencana terjadi, atau untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan harga.
Pembelian karena panik dikaji secara ilmiah oleh teori perilaku konsumen, yang merupakan bidang ilmu ekonomi yang menjelaskan tindakan-tindakan kolektif seperti tren, mode, penimbunan barang, dan penarikan dana besar-besaran.[2]
Perilaku pembelian semacam ini dapat menyebabkan kekurangan stok barang, tanpa memandang apakah situasi kekurangan itu sendiri memang nyata atau hanya dipersepsikan belaka.[3]
Contoh
- Kelaparan di Benggala 1943[4]
- Krisis Rudal Kuba – pembelian makanan kaleng secara besar-besaran karena panik[5]
- Masalah tahun 2000 – makanan[6][7]
- Protes kenaikan harga bahan bakar di Britania Raya tahun 2000 dan 2005[8][9]
- Ledakan pabrik kimia Jilin tahun 2005 – air dan makanan[10]
- Kebakaran Buncefield[11][12]
- Kekurangan amunisi Amerika Serikat tahun 2008-2013 – Pembelian karena panik oleh pemilik senjata yang takut akan undang-undang pengendalian senjata yang lebih keras di bawah kekuasaan Presiden Barack Obama merupakan salah satu penyebab kekurangan tersebut.[13][14]
- Wabah penyakit koronavirus 2019–2020 – masker, makanan, dan tisu toilet.[15][16]
Galeri
- Sebuah poster dari Amerika Serikat yang menunjukkan efek beli panik
- Pembeli di Kota Meksiko membeli panik makanan dalam kaleng saat pandemi flu 2009
- Pembeli di London membeli makanan kaleng dan tisu toilet saat Pandemi Covid-19
Lihat pula
Referensi
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.