Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Paus Simakhus adalah seorang Paus Gereja Katolik yang menjabat dari tahun 498 hingga 514 Masehi. Ia dikenal sebagai pemimpin Gereja yang menghadapi banyak tantangan, termasuk skisma di dalam Gereja dan ketegangan politik antara Roma dan Konstantinopel. Masa kepausannya dipenuhi dengan perjuangan untuk mempertahankan otonomi Gereja dari campur tangan kekuasaan sekuler.
Santo Paus Simakhus | |
---|---|
Awal masa kepausan | 22 November 498 |
Akhir masa kepausan | 19 Juli 514 |
Pendahulu | Anastasius II |
Penerus | Hormisdas |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Simakhus |
Lahir | tidak diketahui Sardinia, Italia |
Meninggal | 19 Juli 514 tidak diketahui |
Simakhus lahir di Sardinia sekitar akhir abad ke-5. Nama lahirnya tidak banyak disebutkan dalam dokumen-dokumen sejarah, tetapi ia dikenal sebagai seorang yang berasal dari keluarga pagan yang kemudian memeluk iman Kristen. Sebelum menjabat sebagai Paus, Simakhus melayani Gereja sebagai seorang diakon di Roma di bawah kepemimpinan Paus Anastasius II.
Setelah kematian Paus Anastasius II pada tahun 498, terjadi perpecahan dalam pemilihan paus. Sebagian besar klerus memilih Simakhus, sementara kelompok lainnya memilih Laurensius, seorang pendukung kedekatan dengan Kekaisaran Timur. Perselisihan ini menciptakan skisma yang dikenal sebagai Skisma Laurensian.
Untuk mengakhiri konflik, Raja Theoderikus yang Agung, penguasa Ostrogoth di Italia, diundang untuk memutuskan perkara ini. Theoderikus memihak Simakhus, mengingat ia dipilih oleh mayoritas klerus Roma, dan mengakui Simakhus sebagai Paus. Namun, meskipun demikian, konflik antara kedua faksi terus berlangsung selama bertahun-tahun.
Masa kepausan Simakhus diwarnai oleh pertikaian dengan Laurensius dan para pendukungnya. Laurensius didukung oleh kaum bangsawan tertentu di Roma yang lebih condong pada pengaruh Kekaisaran Timur. Konflik ini tidak hanya memecah komunitas Kristen di Roma tetapi juga melemahkan otoritas Gereja di hadapan penguasa sekuler.
Simakhus berusaha memperkuat posisinya dengan mengadakan sinode di Roma pada tahun 502, yang dikenal sebagai Sinode Palmaria. Dalam sinode tersebut, ia membela keabsahannya sebagai Paus dan menegaskan bahwa seorang Paus tidak dapat diadili oleh otoritas sekuler atau sinode apa pun, sebuah prinsip yang dikenal sebagai prima sedes a nemine iudicatur.
Simakhus menunjukkan perhatian besar terhadap administrasi Gereja dan kesejahteraan umat. Ia mendirikan beberapa gereja baru di Roma dan memperbaiki basilika-basilika yang sudah ada. Selain itu, ia memberikan bantuan finansial kepada orang-orang miskin dan pengungsi yang datang ke Roma.
Ia juga memperluas properti Gereja, termasuk ladang-ladang di Italia, yang hasilnya digunakan untuk mendukung karya amal dan pembiayaan liturgi.
Paus Simakhus menghadapi tantangan besar dalam menjaga otonomi Gereja dari campur tangan Raja Theoderikus, yang memerintah Italia pada waktu itu. Meskipun Theoderikus awalnya mendukung Simakhus, hubungan mereka menjadi tegang karena upaya Theoderikus untuk mencampuri urusan internal Gereja.
Simakhus berusaha mempertahankan keseimbangan antara menghormati otoritas sekuler dan menjaga independensi Gereja. Ia menulis sejumlah surat kepada para pemimpin Kristen di seluruh kekaisaran, menegaskan peran kepausan sebagai pemimpin spiritual tertinggi.
Simakhus wafat pada tanggal 19 Juli 514. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Masa kepausannya yang berlangsung selama 16 tahun dikenang sebagai masa yang penuh dengan tantangan dan perjuangan untuk mempertahankan kebebasan Gereja.
Didahului oleh: Anastasius II |
Paus 498 – 514 |
Diteruskan oleh: Hormisdas |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.