Remove ads
Istilah yang digunakan di Kekaisaran Romawi kuno untuk merujuk pada kelas bangsawan yang secara tradisional memiliki status sosial tinggi Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Patricius (Patricii dalam bahasa Latin) adalah istilah yang digunakan di Kekaisaran Romawi kuno untuk merujuk pada kelas bangsawan yang secara tradisional memiliki status sosial tinggi. Asal-usul istilah ini berasal dari kata pater, yang berarti "ayah", dan mengacu pada para pemimpin awal keluarga besar yang memegang kekuasaan politik dan sosial dalam masyarakat Romawi awal. Patricius awalnya merupakan kelompok eksklusif yang memonopoli semua posisi penting dalam pemerintahan Romawi, termasuk jabatan konsul, senator, dan pendeta agama.
Pada masa awal Republik Romawi (sekitar abad ke-5 SM), kaum patricius adalah sekelompok kecil keluarga bangsawan yang memiliki hak istimewa dalam kehidupan politik dan agama. Mereka dianggap sebagai keturunan langsung dari pendiri kota Roma dan memiliki kendali atas Senat Romawi serta jabatan-jabatan terpenting dalam negara. Kelas ini mendominasi sistem politik, sedangkan sebagian besar populasi, yang dikenal sebagai plebs atau rakyat jelata, memiliki sedikit hak politik.
Kesenjangan sosial dan politik antara patricius dan plebs menyebabkan ketegangan yang memuncak dalam Conflict of the Orders, sebuah perjuangan yang berlangsung selama beberapa abad. Pada akhirnya, plebs berhasil mendapatkan sejumlah hak melalui pembentukan lembaga-lembaga baru seperti Tribunus Plebis (tribun rakyat) yang mewakili kepentingan mereka dalam pemerintahan.
Setelah kekuasaan Republik Romawi runtuh dan berubah menjadi Kekaisaran di bawah pemerintahan Augustus (27 SM), peran patricius mulai berubah. Status patricius menjadi lebih bersifat seremonial dan kehormatan daripada posisi dengan kekuasaan nyata. Kaisar memiliki wewenang untuk mengangkat seseorang menjadi patricius sebagai tanda kehormatan. Keluarga patricius yang lama tetap ada, tetapi kekuasaan politik mereka menurun, karena kaisar memusatkan kekuasaan di tangannya sendiri.
Selama Kekaisaran, terutama pada masa pemerintahan Konstantinus Agung (306–337 M), gelar patricius tidak lagi terbatas pada kelas keturunan tertentu. Konstantinus mulai memberikan gelar ini kepada pejabat tinggi, terutama mereka yang telah memberikan jasa besar bagi kekaisaran. Oleh karena itu, gelar ini mulai digunakan tidak hanya untuk bangsawan keturunan, tetapi juga sebagai gelar kehormatan bagi orang-orang yang setia kepada kekaisaran, termasuk panglima militer dan birokrat tingkat tinggi.
Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 M, gelar patricius tetap digunakan di Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dan di sejumlah kerajaan suksesor di Barat. Di Bizantium, gelar ini diberikan kepada pejabat tinggi dalam administrasi dan militer. Di Kekaisaran Romawi Suci, yang terbentuk pada abad ke-9, gelar patricius juga digunakan sebagai gelar kehormatan bagi bangsawan tinggi dan pejabat istana.
Di beberapa kota Eropa abad pertengahan seperti Roma dan Venesia, istilah patricius juga merujuk pada kelas penguasa lokal. Keluarga-keluarga patricius ini seringkali memegang kendali atas ekonomi dan politik kota melalui posisi di dewan kota atau lembaga serupa.
Dalam masyarakat Romawi awal, kaum patricius memegang kekuasaan tidak hanya melalui jabatan politik tetapi juga melalui kepemilikan tanah yang luas dan kontrol atas sumber daya ekonomi. Mereka memonopoli jabatan-jabatan politik dan keagamaan paling penting, termasuk jabatan pontifex maximus (pemimpin tertinggi dalam keagamaan Romawi) dan konsul. Keluarga-keluarga patricius sering kali membentuk aliansi pernikahan untuk mempertahankan kekuasaan mereka dan memperkuat posisi sosial mereka.
Setelah reformasi politik selama Republik, peran politik patricius mulai berkurang seiring dengan meningkatnya kekuasaan plebs, yang melalui lembaga-lembaga baru seperti Tribunus Plebis dan Concilium Plebis mulai memperoleh lebih banyak hak dan pengaruh politik.
Meskipun demikian, kaum patricius tetap mempertahankan status sosial tinggi dan seringkali menjadi pelindung bagi kelompok-kelompok masyarakat lain melalui sistem patronase. Sebagai patron, seorang patricius akan memberikan perlindungan hukum, bantuan keuangan, atau bantuan lainnya kepada klien-kliennya, yang biasanya berasal dari kelas bawah. Sebagai imbalannya, klien tersebut akan memberikan dukungan politik dan sosial kepada patron mereka.
Sejumlah keluarga patricius terkenal dalam sejarah Romawi, seperti:
Kaum patricius memainkan peran penting dalam membentuk budaya Romawi. Mereka adalah pelindung utama seni, sastra, dan agama. Patricius seringkali menjadi patron bagi para seniman dan penulis, mendanai proyek-proyek pembangunan monumental, serta memegang peran kunci dalam ritus-ritus keagamaan yang mempertahankan keutuhan tradisi Romawi.
Pada masa Kekaisaran, status patricius menjadi simbol kehormatan dan prestise sosial, meskipun peran politik mereka telah menurun. Patricius yang kaya sering kali mengalihkan perhatian mereka dari politik ke bidang budaya dan kehidupan pribadi, membangun villa-villa besar di pedesaan dan mensponsori proyek-proyek keagamaan atau artistik.
Selama akhir Kekaisaran Romawi, khususnya di Kekaisaran Barat, pengaruh dan jumlah kaum patricius mulai menurun. Banyak keluarga patricius tradisional yang kehilangan kekayaan dan pengaruh mereka akibat krisis ekonomi dan invasi barbar. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, sisa-sisa kelas patricius di Barat hanya bertahan dalam bentuk gelar kehormatan di beberapa kerajaan Eropa, sementara di Timur, gelar ini terus digunakan hingga era Bizantium akhir.
Pada abad pertengahan, sistem feodalisme menggantikan struktur sosial Romawi, dan status patricius perlahan-lahan digantikan oleh sistem bangsawan yang baru.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.