Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Pasar Atom
pusat perbelanjaan di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Pasar Atom adalah pusat perbelanjaan, perdagangan dan pertokoan yang terletak di Surabaya Utara, tepatnya di Jalan Bunguran 45 dan Jalan Stasiun Kota, Surabaya, Jawa Timur. Pasar ini pertama kali dibangun pada 6 Februari 1978 dan diresmikan pada 25 Juni 1979. Pembangunan dilakukan secara bertahap hingga Tahap V pada tahun 1984.[1] Pasar Atom Mall, yang merupakan bagian dari kompleks ini, dibuka pada tahun 2007. Pasar Atom dikenal sebagai pusat perbelanjaan pertama di Surabaya yang dilengkapi dengan eskalator, menandai langkah awal modernisasi pusat perbelanjaan di kota tersebut.
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Pasar Atum Lama
Pasar Atum merupakan salah satu pasar tertutup tertua di Surabaya yang jejak awalnya dapat ditelusuri sejak masa kolonial Belanda. Pada masa itu, Pasar Atum terletak di sepanjang Kali Pegirian, di antara Jalan Gembong dan Jalan Bunguran, sebuah lokasi yang dianggap strategis dalam jaringan perdagangan lokal. Kawasan ini berkembang sebagai titik transaksi penting bagi kebutuhan sehari-hari, baik berupa produk lokal maupun impor, serta menjadi ruang sosial bagi komunitas pedagang, khususnya dari etnis Tionghoa yang mendominasi aktivitas ekonomi di sana.[2][3]
Istilah "Atum" (Ejaan Lama: Atoom) diyakini berasal dari penyebutan masyarakat terhadap plastik—komoditas yang banyak diperjualbelikan pada masa itu, seperti sandal dan peralatan rumah tangga.[2] Seiring dengan meningkatnya aktivitas dan kepadatan, pada era 1950-an, dilakukan pengembangan stand dan kios pasar melalui kerja sama antara sejumlah pihak swasta dan lembaga lokal, seperti Bond Pasar Atoom, Banking Corporation Indonesia, dan Jajasan Ksatrija (Setia) Jawa Timur.[4]
Namun, pada awal 1970-an, seiring dengan kebijakan pemerintah kota terkait penataan Kali Pegirian, seluruh bangunan pasar yang berada di bantaran sungai dibongkar. Pedagang yang terdampak kemudian dipindahkan ke lahan baru di bekas markas Brimob yang luasnya sekitar 6 hektar.[2][4]
Pusat Perbelanjaan Pasar Atom
Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pasar Atom dimulai pada tahun 1972, dipelopori oleh PT. Prosam Plano & Co. yang bertindak sebagai investor utama dengan dukungan dari Pemerintah Kotamadya Surabaya. Proyek ini dirancang sebagai pusat perdagangan tertutup yang dibangun secara bertahap hingga awal 1980-an.[2]
Tahap pertama berfokus pada pembangunan bangunan awal untuk menampung para pedagang yang sebelumnya berada di sepanjang Kali Pegirikan. Karena sifatnya sementara, tahap ini belum menerapkan sistem pengelompokan ruang. Mulai dari tahap kedua hingga tahap kelima, diterapkan sistem penataan berdasarkan kategori dagang: tahap kedua difokuskan untuk sektor makanan dan kuliner, tahap ketiga untuk konveksi dan pakaian, tahap keempat untuk perdagangan grosir, dan tahap kelima digunakan sebagai pusat ritel modern dan swalayan.[5]
Bangunan Pusat Perbelanjaan Pasar Atom dikenal karena keunikan arsitekturnya. Pusat perbelanjaan ini merupakan bangunan pertama di Surabaya yang menggunakan eskalator, serta menampilkan desain tangga melayang tanpa penyangga, yang dirancang oleh Harjono Sigit, arsitek sekaligus mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).[1]
Pada akhir 1980-an, Pasar Atom mengalami kebakaran besar yang mendorong renovasi menyeluruh. Dalam proses tersebut, dilakukan perbaikan struktur dan penambahan fasilitas baru, termasuk kolam renang di atap bangunan yang merupakan kolam rooftop pertama di Surabaya.[1] Pada tahun 2007, Pasar Atom Mall dibuka dengan 600 stand toko.
Sekarang
Pasar Atom merupakan salah satu pusat perdagangan di Surabaya yang memiliki peran penting dalam distribusi barang dan aktivitas ekonomi, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Wilayah cakupan pengunjung dan pedagangnya melampaui kota Surabaya, dengan keterlibatan pelaku usaha dari berbagai daerah.
Pasar Atom memiliki konsentrasi kegiatan ekonomi di beberapa sektor, seperti perdagangan emas, sandang, makanan, dan layanan keuangan. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan emas yang juga menampung berbagai usaha di bidang pakaian dan konveksi yang melayani konsumen lokal maupun luar kota. Sejumlah lembaga keuangan juga membuka cabang di lingkungan pasar untuk mendukung kebutuhan transaksi. Selain itu, pusat perbelanjaan ini juga menyediakan berbagai pilihan makanan dan jajanan, termasuk produk-produk yang berakar pada tradisi kuliner lokal. Aktivitas ekonomi yang beragam ini menjadikan Pasar Atum sebagai ruang pertemuan berbagai latar sosial dan budaya di Surabaya. Sebagian besar kios di Pasar Atom dioperasikan langsung oleh pemiliknya. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi langsung dalam proses jual beli, termasuk praktik tawar-menawar yang menjadi bagian dari pola transaksi umum di pasar tersebut.
Remove ads
Signifikansi budaya
Pasar Atom menjadi pusat interaksi budaya yang penting bagi komunitas Tionghoa di Surabaya, mencerminkan sejarah panjang migrasi, asimilasi, dan dinamika sosial mereka sejak masa Majapahit. Sebagai ruang pertemuan antara kelompok Tionghoa Peranakan dan Totok, Pasar Atom turut melahirkan budaya khas yang terekspresikan dalam bahasa Pasar Atom—sebuah subdialek dari bahasa Jawa dialek Arekan yang dipengaruhi oleh bahasa Hokkian, Mandarin, Belanda, dan Indonesia. Bahasa ini memperlihatkan ciri khas berupa pencampuran kosakata dan perubahan fonetik, seperti bunyi /r/ menjadi /l/ atau /t/ menjadi /k/, yang menunjukkan proses adaptasi lintas generasi. Keunikan linguistik tersebut menjadikan Pasar Atom bukan hanya sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai simbol identitas multikultural dan warisan budaya Tionghoa di Surabaya.[6]
Remove ads
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads