Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Keni (bahasa Ibrani: קינים, pengucapan [qiˈnim]) merupakan suatu kaum nomadik di Levant kuno,[1] yang tercatat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Para sarjana memandang bahwa mereka memainkan peranan penting dalam sejarah Israel kuno dan terutama merupakan tukang tembaga dan pekerja logam.[1] Hakim-hakim 1:16 mengidentifikasi bahwa ipar Musa, Hobab, adalah "orang Keni". Kelompok tertentu dari kaum Keni tinggal di antara populasi orang Israel, termasuk keturunan Hobab, saudara ipar Musa itu.[2] Di kemudian hari, orang Keni keturunan Rekhab memiliki gaya hidup yang berbeda, yaitu berpindah-pindah tempat untuk beberapa waktu.[1]
"Keni" adalah terjemahan dari bahasa Ibrani קֵינִי Qeyniy. Menurut Wilhelm Gesenius, nama ini diambil dari nama Kain (קַיִן Qayin).[3] Berdasarkan A. H. Sayce, nama 'Keni', Qéní, identik dengan kata Aram yang berarti 'seorang pandai besi', yang pada gilirannya seasal dengan kata Ibrani Quayin, dengan arti 'sebilah tombak'.[4]
Alkitab menyebutkan kaum Keni tinggal di dalam atau sekitar Kanaan seawal dengan zaman Abraham. (Kejadian 15:18–21) Dalam Kitab Keluaran, Rehuel (atau Yitro), mertua Musa itu, dan kaumnya, orang Midian, menghuni sekitar Gunung Sinai dan Horeb (Keluaran 3:1).
Tercatat pada Keluaran 18, dalam perjalanan di padang gurun, rupanya Hobab ikut serta ayahnya, membawa Zipora dan kedua putra Musa, menemui Musa yang sedang memimpin bangsa Israel baru keluar dari tanah Mesir. Saat itu bangsa Israel mendirikan perkemahan di gunung Sinai (gunung TUHAN).[5]
Ketika bangsa Israel mulai berangkat meninggalkan gunung Sinai untuk pergi ke tanah Kanaan, berkatalah Musa kepada Hobab anak Rehuel orang Midian,[6] mertua Musa: "Kami berangkat ke tempat yang dimaksud TUHAN ketika Ia berfirman: Aku akan memberikannya kepadamu. Sebab itu ikutlah bersama-sama dengan kami, maka kami akan berbuat baik kepadamu, sebab TUHAN telah menjanjikan yang baik tentang Israel." Tetapi jawabnya kepada Musa: "Aku tidak ikut, melainkan aku hendak pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku." Kata Musa: "Janganlah kiranya tinggalkan kami, sebab engkaulah yang tahu, bagaimana kami berkemah di padang gurun, maka engkau dapat menjadi penunjuk jalan bagi kami. Jika engkau ikut bersama-sama dengan kami, maka kebaikan yang akan dilakukan TUHAN kepada kami akan kami lakukan juga kepadamu."[7] Dari 1 Samuel 15:6 diketahui bahwa mereka memang berangkat bersama-sama orang Israel. Tempat perkemahan mereka di sebelah timur sungai Yordan di dekat perkemahan orang Israel, sebelum menyeberang ke tanah Kanaan, terlihat oleh Bileam bin Beor (Bilangan 24:21–22).
Hakim-hakim 1:16 mengatakan bahwa keturunan, Hobab, orang Keni, "maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari kota pohon kurma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad"
Di waktu kemudian, beberapa orang Keni berpisah dari saudara mereka di selatan, lalu tinggal di utara Kanaan di daerah suku Naftali (Hakim-hakim 4:11) sampai mereka hidup pada zaman Raja Saul. Kebaikan yang mereka tunjukkan kepada bangsa Israel di padang gurun diingat dengan penuh terima kasih.
Bukan hanya Saul yang menghindarkan mereka dari kebinasaan, tetapi Daud juga memberikan mereka sebagian jarahan yang ia ambil dari orang Amalek (1 Samuel 30:29). Orang Keni terkemuka yang lain adalah Heber, suami Yael, dan Rekhab, nenek moyang orang Rekhab.[8]
"Orang Keni" disebutkan pada 11 ayat dalam Alkitab:
1. Kejadian 15:19
2-3. Bilangan 24:21-22
7. Hakim-hakim 5:24
8. 1 Samuel 15:6
9. 1 Samuel 27:10
10. 1 Samuel 30:29
11. 1 Tawarikh 2:55
Berdasarkan interpretasi kritis data Alkitabiah, kaum Keni merupakan sekelompok kaum yang tinggal di perbatasan selatan Yehuda, pada mulanya lebih terdepan dalam bidang seni daripada orang Yahudi, dan dari mana orang Yahudi belajar banyak. Mereka diduga bermigrasi dari Asia selatan. Pada zaman Daud, kaum Keni pada akhirnya tinggal di antara suku Yehuda.[19] Leluhur mereka kemungkinan Kain, kepada siapa keturunannya dalam Sumber Yahwis Kejadian 4 hubungkan dengan penemuan seni pembuatan tembaga dan besi, penggunaan peralatan musik, dan lain sebagainya. Sayce telah menyatakan secara tidak langsung[4] bahwa Keni merupakan suku pandai besi—sebuah pandangan yang mana pernyataan Sumber Yahwis diasumsikan meminjamkan dukungan. Lagi pula, dalam Yeremia 35:7–8, kaum Rekhab digambarkan sebagai kaum yang tinggal di kemah dengan larangan mutlak untuk tidak bertani; akan tetapi, kaum Keni yang lain digambarkan di tempat lain sebagai penduduk kota.
Berdasarkan Hakim-hakim 1:16, Yitro, imam Midian, dan mertua Musa, bukan merupakan orang Keni, tetapi hanya hidup di tanah Midian. "Hipotesis Keni" memperkirakan bahwa bangsa Yahudi telah mengadopsi penyembahan Yahweh dari Midian melalui kaum "Keni".[20] Pandangan ini, pertama kali diusulkan oleh F. W. Ghillany, setelah itu diusulkan dengan bebas oleh Cornelis Petrus Tiele (1872), dan lebih sepenuhnya oleh Stade, lebih lengkap dikerjakan oleh Karl Budde; dan diterima oleh H. Guthe, Gerrit Wildeboer, H. P. Smith, dan G. A. Barton.[21]
Berdasarkan hipotesis Keni, secara sejarah Yahweh merupakan dewa Midian, dan kaitan mertua Musa dengan orang Midian mencerminkan pengadopsian pemujaan Midian oleh orang Yahudi.[1][22][23]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.