Nadiem Anwar Makarim (lahir 4 Juli 1984 )[1] adalah seorang pengusaha berkebangsaan Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Pada 23 Oktober 2019 ia dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang kemudian jabatannya dilebur dengan jabatan Menteri Riset dan Teknologi pada April 2021[2]. Ia merupakan pendiri Gojek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand.[3]
Nadiem Makarim | |
---|---|
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi | |
Masa jabatan 28 April 2021 – 20 Oktober 2024 | |
Presiden | Joko Widodo |
Pendahulu Jabatan Baru (Jabatan sebelumnya: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) Pengganti Abdul Mu'ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah) Satryo Soemantri Brodjonegoro (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi) Fadli Zon (Menteri Kebudayaan) | |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan | |
Masa jabatan 23 Oktober 2019 – 28 April 2021 | |
Presiden | Joko Widodo |
Pengganti Tidak ada (Jabatan Baru: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Nadiem Anwar Makarim 4 Juli 1984 Singapura |
Suami/istri | Franka Franklin (m. 2014) |
Anak | 3 |
Almamater | Harvard Business School Universitas Brown |
Sunting kotak info • L • B |
Latar belakang
Nadiem Anwar Makarim adalah putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Nadiem memiliki latar belakang yang beragam. Dari ayahnya ia merupakan keturunan Arab-Minang, sedangkan dari ibunya campuran Arab-Jawa-Madura.[4] Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara terkemuka, sedangkan ibunya merupakan penulis lepas, putri dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan Indonesia.[5]
Pendidikan
Nadiem menjalani proses pendidikan dasar hingga SMA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura. Pada saat SD ia menimba ilmu di SD Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta[6]. Kemudian selepas menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Singapura, pada tahun 2002 ia mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Brown, Amerika Serikat.[7] Nadiem sempat mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics.[8] Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pascasarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.[9]
Karier dan Bisnis
Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.[10][11] Saat ini Gojek merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar US$550 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari konsorsium yang terdiri dari KKR, Sequoia Capital, Capital Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST Global, Farallon Capital Management, Warburg Pincus, dan Formation Group.[12]
McKinsey & Co (2006–2009)
Setelah menyelesaikan sekolahnya di Harvard dengan gelar MBA, Nadiem memutuskan untuk pulang ke tanah air dan bekerja di McKinsey & Co. Nadiem menjadi konsultan McKinsey selama 3 tahun.[13]
Zalora Indonesia (2011–2012)
Nadiem menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia pada tahun 2011. Pada 2012, Nadiem memutuskan keluar dari Zalora untuk membangun perusahaan rintisan (startup) sendiri, termasuk Gojek yang pada waktu itu memiliki 15 karyawan dan 450 mitra driver. Ia mengaku telah belajar cukup banyak di Zalora, yang merupakan tujuan utamanya ketika menerima pekerjaan di perusahaan itu. Di Zalora, Nadiem memiliki kesempatan membangun perusahaan rintisan besar dan bekerja dengan sejumlah talenta terbaik di kawasan Asia.[14]
Kartuku (2013–2014)
Sambil mengembangkan Gojek, Nadiem juga menjadi Chief Innovation Officer Kartuku setelah keluar dari Zalora.[15] Saat awal berdiri, Kartuku tidak ada kompetitor dalam sistem pembayaran non-tunai di Indonesia.[14] Kartuku kemudian diakuisisi Gojek untuk memperkuat GoPay.[16]
Gojek (2010–2019)
Nadiem mendirikan Gojek pada 2010 dan kini Gojek sudah menjadi salah satu dari 19 dekakorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai US$10 miliar.[17] Gojek pertama kali berdiri sebagai pusat panggilan, menawarkan hanya pengiriman barang dan layanan ride-hailing dengan sepeda motor. Sekarang, Gojek telah bertransformasi menjadi aplikasi besar, menyediakan lebih dari 20 layanan, mulai dari transportasi, pengantaran makanan, kebutuhan sehari-hari, pijat, bersih-bersih rumah, logistik hingga platform pembayaran digital yang dikenal dengan GoPay.[18] Karier bisnis Nadiem Makarim di Gojek membawanya masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia.[19] Nadiem Makarim diperkirakan memiliki nilai kekayaan mencapai US$100 juta.[19]
Jabatannya sebagai Menteri (2019–2024)
Selama lima tahun memimpin Kemendikbudristek, Nadiem Makarim memiliki berbagai inisiatif dan inovasi besar, terutama melalui gerakan Merdeka Belajar. Gerakan ini didasari cita-cita Ki Hadjar Dewantara untuk menuntun bakat, minat, dan potensi anak dalam pembelajaran.
1. Gerakan Merdeka Belajar Program Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Nadiem pada tahun 2019 merupakan salah satu terobosan terbesar di sektor pendidikan. Hingga tahun 2024, program ini telah mencapai 26 episode, masing-masing berfokus pada aspek-aspek kunci pendidikan di Indonesia dengan menyentuh berbagai pemangku kepentingan. Beberapa kebijakan yang termasuk dalam program ini antara lain:
- Mengganti Ujian Nasional (UN) dengan Asesmen Nasional, yang menilai kemampuan dasar literasi, numerasi siswa, karakter, hingga lingkungan belajar di sekolah. AN diklaim lebih komprehensif dibanding pengukuran Programme for International Student Assessment (PISA)[20].
- Kurikulum Merdeka: Sejak pandemi, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi). Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik[21].
- Kampus Merdeka: Kebijakan ini memberikan kebebasan lebih bagi mahasiswa untuk belajar di luar program studi dan kampusnya selama tiga semester, meningkatkan kesempatan belajar berbasis proyek, magang, pengabdian, projek sosial, dll[22].
2. Pujian sebagai Menteri Penuh Terobosan Nadiem sering disebut sebagai salah satu menteri dengan terobosan paling banyak di kabinet Jokowi, khususnya karena keberaniannya dalam memperkenalkan reformasi yang radikal di sektor pendidikan. DPR menilaiNadiem Makarim telah banyak meluncurkan terobosan di bidang pendidikan. Misalnya, selama 2,5 tahun pertamanya, Nadiem melalui Kemendikbudristek telah meluncurkan 21 episode Merdeka Belajar untuk berbagai pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan. Survei publik melalui Tempo Data Science menunjukkan dukungan yang kuat terhadap program Merdeka Belajar, yang dianggap memberikan manfaat bagi semua kelompok responden, publik pun berharap program Merdeka Belajar tetap berlanjut di pemerintahan berikutnya[23][24].
3. Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Guru Salah satu terobosan Nadiem adalah meningkatkan kualitas guru melalui Program Guru Penggerak, yang dirancang untuk melahirkan pemimpin-pemimpin pembelajaran di sekolah-sekolah. Guru Penggerak adalah inisiatif yang melibatkan pelatihan dan pendampingan guru agar mereka bisa menjadi penggerak perubahan dalam praktik pembelajaran di kelas, sekaligus memperkuat komunitas pendidikan di daerah masing-masing. Guru yang terpilih akan mendapatkan kesempatan untuk lebih berkembang melalui pelatihan intensif, mentoring, dan dukungan lainnya. Guru Penggerak tidak hanya diharapkan menjadi pendidik yang berkualitas, tetapi juga mampu menjadi pemimpin di sekolahnya untuk mendorong inovasi dalam mengajar[25].
Selain itu, Nadiem juga turut menciptakan platform pembelajaran sukarela untuk guru guna meningkatkan kompetensi guru, tetruama selama pandemi COVID-19. Nadiem mempercepat digitalisasi pendidikan melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Ayo Guru Berbagi, yang membantu guru meningkatkan kompetensi dan berbagi metode pembelajaran secara online. Melalui platform ini, guru mendapatkan akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas, termasuk pelatihan daring yang memperkaya kemampuan pedagogis dan teknologi. UNICEF bahkan menyebut bahwa Indonesia menjadi pemimpin inisiatif pendidikan digital di dunia[26][27].
4. Pengangkatan Guru Honorer melalui PPPK Kebijakan yang menonjol lainnya adalah rekrutmen guru honorer melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Program ini ditujukan untuk memberikan status dan penghargaan yang lebih baik kepada guru-guru honorer di seluruh Indonesia. Sebelumnya, banyak guru honorer yang mengalami ketidakpastian karier dan pendapatan, sehingga PPPK menawarkan solusi dengan status lebih jelas serta gaji yang layak.
Rekrutmen PPPK ini secara bertahap diimplementasikan, dengan ribuan guru honorer diangkat menjadi guru tetap di bawah PPPK. Kebijakan ini telah menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan mendorong profesionalisme mereka Salah satu pencapaian siginfikan yakni pengangkatan lebih dari 700 ribu guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dengan status ASN PPPK ini, para guru dapat memiliki akses terhadap sejumlah fasilitas dan tunjangan yang sebelumnya sulit dijangkau.Berdasarkan data Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) per Agustus 2024, pada tahun 2020 ketika ASN PPPK dicanangkan pertama kali, terdapat lebih dari 1,2 juta guru non ASN. Dalam kurun waktu 2021 hingga 2023, sebanyak 774.999 guru ASN PPPK telah diangkat. Di mana Hal ini berdampak pada peningkatan jumlah ASN guru sebanyak 61 persen dalam tiga tahun terakhir[28].
Prestasi dan pengakuan
- Pada tahun 2016, Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian of the Year, dan merupakan orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut sejak pertama kali didirikan pada tahun 2012. Penghargaan Asian of the Year diberikan kepada individu atau kelompok yang secara signifikan berkontribusi pada meningkatkan kesejahteraan orang di negara mereka atau Asia pada umumnya. Beberapa penerima sebelumnya termasuk pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, dan Presiden Myanmar Thein Sein. Penghargaan tersebut datang karena perusahaan berfokus pada peningkatan kesejahteraan sektor informal. Pada saat yang sama, ini dapat membantu menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia dengan mengubah pasar dan model bisnis tradisional.
- Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018.[29] Bloomberg menilai tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat dan mendalam seperti Gojek. Aplikasi Gojek diluncurkan pada 2015 dengan fokus pada pemesanan ojek, dan kemudian berkembang menjadi aplikasi untuk membayar tagihan, memesan makanan, hingga membersihkan rumah.[30] "The Bloomberg 50" berisi sosok-sosok ternama dalam bidang bisnis, hiburan, keuangan, politik, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi. Sepak terjang Nadiem yang kini mengembangkan Gojek ke Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam membuat Bloomberg menyandingkan namanya dengan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, pendiri Spotify Daniel Ek, penyanyi Taylor Swift, dan grup musik K-pop BTS.[31]
- Pada Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis.[32] Penghargaan diberikan kepada individu atau organisasi yang berkontribusi bagi pengembangan kawasan Asia dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Asia. Nadiem menggandakan hadiah yang diterima menjadi Rp860 juta untuk donasi pendidikan anak mitra pengemudi Gojek. Penghargaan ini berkaitan dengan kontribusi Gojek dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, memudahkan keseharian pengguna hingga meningkatkan pendapatan mitranya.[33] Gojek berkontribusi Rp55 triliun terhadap perekonomian Indonesia, dengan penghasilan rata-rata mitra GoRide dan GoCar naik 45% dan 42% setelah bergabung dengan Gojek, dan volume transaksi UMKM kuliner naik 3,5 kali lipat semenjak menjadi mitra GoFood.[34]
- Pada tahun 2017, Gojek masuk dalam Fortune’s Top 50 Companies That Changed The World,[35] dan mendapatkan peringkat 17.[36] Pada tahun 2019, Gojek kembali menjadi satu-satunya perusahaan Asia Tenggara yang masuk ke daftar Fortune’s 50, dan naik ke peringkat 11 dari 52 perusahaan kelas dunia.[37]
- Nadiem meraih penghargaan Public Leader Awards dari media BeritaSatu Grup, Februari 2021[38].
- Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menerima penghargaan People of The Year Tahun 2021 untuk kategori Innovative Governmental Organization dari Metro TV[39].
- Anugerah Top GPR Figure Award 2024 yang diselenggarakan GPR Institute, Rabu 17 Juli 2024[40].
- Nadiem mendapatkan penghargaan di ajang IDeaward 2024 atas dedikasinya dalam memajukan dan melestarikan budaya Indonesia, termasuk mendigitalisasi warisan budaya dan menginisiasi sinergi antara sektor pendidikan dan kebudayaan[41].
Organisasi Internasional
Bersama dengan Melinda Gates dan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, Nadiem menjabat sebagai salah satu komisaris Pathways for Prosperity[42] for Technology and Inclusive Development yang fokus membantu negara-negara berkembang untuk beradaptasi dengan berbagai inovasi baru dunia digital yang mengubah budaya bekerja.
Kehidupan pribadi
Nadiem menikah secara Katolik dengan Franka Franklin Makarim yang beragama Katolik (lahir 8 Juli 1983) di salah satu gereja Katolik di Bali. Franka merupakan seorang pebisnis dan menjadi salah satu pendiri (co founder) serta direktur utama perusahaan perhiasan Tulola Jewelry yang berbasis di Bali. Ia bergabung membesarkan merek tersebut bersama dengan pendiri utamanya, Sri Luce Rusna, dan co founder Happy Salma.[43] Franka merupakan cucu dari Indriati Iskak.
Penghargaan dan nominasi
Tahun | Penghargaan | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|
2016 | Indonesian Choice Awards | Digital Persona of the Year | Nominasi |
Penghargaan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana (2024)
Catatan kaki
Referensi
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.