Bosnia dan Herzegovina, juga dikenal sebagai Bosnia , adalah sebuah negara di semenanjung Balkan di selatan Eropa seluas 51.129 km² (19.741 mil2) dengan jumlah penduduk sekitar empat juta jiwa. Negara Bosnia dikenal dalam bahasa resminya sebagai Bosna i Hercegovina dalam huruf Latin dan Босна и Херцеговина dalam huruf Kiril; namun biasanya, dipendekkan menjadi Bosnia, BiH atau БиХ.
Bosnia dan Herzegovina | |
---|---|
Ibu kota | Sarajevo 43°52′N 18°25′E |
Bahasa resmi | Tidak ada (de jure) Bosnia, Serbia, dan Kroasia (de facto) |
Kelompok etnik (2013)[1] | |
Pemerintahan | Republik parlementer |
Valentin Inzkoa | |
Milorad Dodikc | |
Željko Komšićb Šefik Džaferovićd | |
• Perdana Menteri | Zoran Tegeltija |
Legislatif | Majelis Parlemen |
Dom Naroda | |
Predstavnički Dom/Zastupnički Dom | |
Kemerdekaan | |
• Penyebutan pertama kali | 753 |
1154 | |
1377 | |
• Ditaklukkan oleh Kesultanan Utsmaniyah | 1463 |
• Pemberontakan Bosnia | 1831 |
• Diduduki oleh Kekaisaran Austria-Hungaria | 1878 |
• Dianeksasi oleh Kekaisaran Austria-Hungaria | 1908 |
• Kemerdekaan dari Yugoslavia | 1 Maret 1992 |
Luas | |
- Total | 51.197 km2 (127) |
0,8 | |
Populasi | |
- Perkiraan 2020 | 3.575.000[2] (132) |
- Sensus Penduduk 2014 | 3.871.643[3] (129) |
PDB (KKB) | 2022 |
- Total | $60.679 miliar[4] (112) |
$17.471[4] (86) | |
PDB (nominal) | 2022 |
- Total | $23.358 miliar[4] (117) |
$7.078[4] (111) | |
Gini (2015) | ▼ 32,7[5] sedang · 47 |
IPM (2021) | 0,780[6] tinggi · 74 |
Mata uang | Mark Bosnia dan Herzegovina (KM) ( BAM ) |
Zona waktu | CET (UTC+1) |
UTC+2 (CEST) | |
Lajur kemudi | kanan |
Kode telepon | +387 |
Kode ISO 3166 | BA |
Ranah Internet | .ba |
| |
Negara ini didiami oleh tiga kelompok etnik yang utama: Bosnia, Serbia dan Kroasia. Warga Bosnia secara umum dikenali sebagai Bosnians dalam bahasa Inggris tanpa memandang bangsa mereka. Pemerintahan negara ini dilakukan secara terpencar, dan negara Bosnia sebenarnya terdiri dari persekutuan dua buah wilayah yang utama, yaitu, Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska.
Dibatasi oleh Kroasia di utara, barat, dan selatan, Serbia di timur, dan Montenegro di selatan, Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah negara yang dikelilingi oleh daratan kecuali pesisir pantai Laut Adriatik yang sepanjang 20 km yang berpusat di kota Neum. Pedalaman negara ini penuh dengan pegunungan, dan juga sungai yang kebanyakan tidak bisa ditempuh. Ibu kota yang sekaligus kota terbesar ialah Sarajevo.
Sejarah
Sejarah awal
Bosnia dan Herzegovina merupakan sebuah wilayah perbatasan antara Kebudayaan Barat, dan Timur. Pada Abad Pertengahan, wilayah tersebut menjadi ajang pertikaian, dan perebutan pengaruh antara Romawi Barat yang Katolik dan Romawi Timur yang Ortodoks. Di tengah-tengah pergulatan tersebut, ikut pula sebuah kelompok bid'ah Kristen yang disebut Bogomil. Sekte ini terutama beranggotakan masyarakat kelas atas Bosnia.[7]
Kekuatan ketiga yang berpengaruh dalam sejarah negeri itu muncul pada akhir abad ke-13, ketika wilayah tersebut ditaklukkan oleh Turki Usmani yang beragama Islam. Pengikut Bogomil berbondong-bondong pindah ke agama Islam sehingga agama tersebut lenyap. Perpindahan agama tersebut kebanyakan terjadi persamaan derajat yang ditawarkan oleh Islam. Jika mereka masuk Islam maka mereka akan mendapatkan kedudukan yang sama tingginya dengan orang Islam lainnya, akan tetapi bila mereka tetap pada agama agama leluhurnya maka mereka akan berstatus sebagai orang -orang yang kalah dalam peperangan tunduk dalam aturan Islam.
Hal itu bukan omong kosong belaka. Dalam perkembangannya, kaum Muslim Bosnia mendapatkan status sama dengan orang Turki asli. Mereka menjadi tangan kanan orang Turki untuk memerintah penduduk Bosnia yang tetap memeluk agama leluhurnya.
Masuknya pemikiran nasionalisme membawa perubahan besar, dan tajam di Bosnia. Apabila sebelumnya secara umum penduduk wilayah itu disebut orang Bosnia, dan hanya dibedakan menurut agamanya, kini mereka mengidentifikasikan diri dengan tetangganya. Orang Bosnia yang menganut Kristen Ortodoks mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Serbia sementara penganut Katolik menjadi orang Kroasia.
Ketika Turki melemah, negara-negara jajahannya di Balkan memerdekakan diri. Salah satu di antaranya adalah Serbia. Negara yang baru merdeka ini berusaha menggabungkan Bosnia namun ambisinya digagalkan oleh Kekaisaran Austria-Hungaria, yang mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1908. Hal tersebut kemudian mendorong kaum nasionalis Serbia membunuh putera mahkota kekaisaran tersebut di Sarajevo pada tahun 1914, yang kemudian menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.
Setelah PD I usai, Bosnia dan Herzegovina, bersama-sama dengan Kroasia, Slovenia, dan Vojvodina, diserahkan oleh Austria kepada Kerajaan Serbia-Montenegro. Dari penggabungan ini muncullah Kerajaan Yugoslavia (Slavia Selatan).
Akan tetapi perpecahan segera melanda negeri itu akibat pertentangan dua etnis utamanya. Orang Serbia berusaha membangun negara kesatuan sementara orang Kroasia menginginkan federasi yang longgar. Kaum Muslim Bosnia terjebak dalam pertikaian tersebut karena kedua pihak memperebutkan wilayah tersebut. Beberapa kaum Muslim mendukung klaim Serbia, dan menyebut dirinya sebagai Muslim Serbia. Namun lebih banyak lagi yang pro -Kroasia, dan menyebut dirinya sebagai orang Muslim Kroasia. Pertentangan tersebut kemudian meledak menjadi kekerasan setelah Jerman Nazi menguasai Yugoslavia tahun 1941.
Negeri yang terkoyak
Setelah menaklukkan Yugoslavia, Hitler menggabungkan bekas provinsi Kroasia, Bosnia dan Herzegovina ke dalam negara boneka yang disebut sebagai Negara Kroasia Merdeka (lebih dikenal dengan inisial Kroasianya, NDH). Negara tersebut dipimpin oleh Ante Pavelic, pemimpin organisasi nasionalis ekstrem Kroasia, Ustasa (pemberontak). Rezim NDH ini berusaha membersihkan wilayahnya dari orang Serbia, Yahudi, dan Gipsi.
Oleh karena besarnya jumlah penduduk Serbia di NDH, kaum Ustasa bersekutu dengan kaum Muslim guna mengimbanginya. Banyak orang Muslim yang bergabung dengan rezim tersebut, di mana bahkan wakil presiden, dan menlu NDH adalah tokoh-tokoh Muslim.
Kaum Muslim juga bergabung dengan Jerman dalam memerangi gerilyawan, baik Chetnik maupun Partisan. Dua divisi SS (Schutzstaffel, pengawal elit Hitler yang ditakuti) dibentuk dari kalangan kaum Muslim Bosnia, yaitu Divisi 'Handzar' dan 'Kama'.
Banyak orang Serbia yang selamat bergabung dengan gerilyawan Chetnik yang pro-raja, dan kemudian melancarkan pembantaian balasan terhadap orang Kroasia, dan Muslim. Konflik etnis berdarah ini memberikan keuntungan bagi kelompok Partisan pimpinan Tito. Oleh karena berhaluan komunis yang tidak membeda-bedakan latar belakang etnis, dan agama, kelompok ini menarik pendukung dari berbagai latar belakang yang tidak menyukai pertumpahan darah di antara sesama warga Yugoslavia. Dengan demikian, kaum Partisan berhasil merebut kekuasaan di seluruh Yugoslavia setelah usainya perang.
Zaman Tito
Setelah meraih kekuasaan atas Yugoslavia, Josip Broz Tito berusaha membangun kembali persaudaran negeri itu di bawah bendera komunisme. Dalam upayanya untuk mengatasi perselisihan antar kelompok etnis, dan agama, dia membentuk negeri itu menurut sistem federal yang ditarik berdasarkan etnisitas.
Bosnia, yang karena memiliki penduduk yang plural, merupakan ujian berat bagi Tito. Orang Serbia menuntut penggabungan wilayah tersebut karena penduduk Serbia yang hampir mencapai setengah dari total penduduk di sana pada masa itu. Akan tetapi Tito menolaknya. Dia tidak ingin membuat Serbia menjadi kuat seperti sebelumnya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk memecah belah orang Serbia. Wilayah Serbia diperkecil dengan membentuk dua republik federal (yaitu Montenegro, dan Makedonia) serta dua provinsi otonom (Vojvodina dan Kosovo). Tito, sebagai seorang Kroasia-Bosnia, memutuskan bahwa wilayah Bosnia dan Herzegovina harus menjadi sebuah republik federal. Dengan demikian, orang Serbia dapat diimbangi oleh gabungan Muslim-Kroasia di wilayah tersebut.
Dalam menghadapi ketidakpuasan atas keputusan tersebut, rezim Tito memakai tangan besi untuk menghadapinya. Cara tersebut memang efektif tetapi hanya untuk sementara waktu. Ketika Tito meninggal, pertikaian antar etnik, dan agama kembali meletus di Yugoslavia, yang kemudian meruntuhkan negara tersebut.
Kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina
Yugoslavia terpecah-belah pada tahun 1991 setelah runtuhnya rezim-rezim Komunis di Eropa Timur. Mengikuti contoh Kroasia, dan Slovenia, pada bulan Maret 1992 Bosnia dan Herzegovina menyatakan kemerdekaannya melalui referendum yang diikuti oleh masyarakat Muslim, dan Kroasia Bosnia. Hal tersebut ditentang oleh penduduk Serbia yang ingin menguasai seluruh wilayah eks-Yugoslavia.
Di bawah pimpinan Radovan Karadzic, orang Serbia Bosnia memproklamasikan Republik Srpska. Dengan bantuan pasukan federal pimpinan Jenderal Ratko Mladic, orang Serbia Bosnia berhasil menguasai 70 persen wilayah negeri itu. Dalam konflik ini, etnis Serbia yang mayoritas berusaha melenyapkan etnis Muslim, dan Kroasia. Terjadilah pembantaian terbesar dalam sejarah yang jumlah korbannya hanya kalah oleh Perang Dunia. Pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan olah Kaum Serbia kemudian menyebabkan pemimpin-pemimpin Serbia ditetapkan sebagai penjahat perang oleh PBB. Dalam perkembangan terakhirpun mereka menyatakan tidak puas karena tidak berhasil membersihkan etnik Muslim-Bosnia.
Akhirnya, setelah perang berdarah yang berlarut-larut, perdamaian di antara ketiga kelompok tersebut berhasil dipaksakan oleh NATO. Sesuai dengan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia dan Herzegovina ditegakkan namun negara tersebut dibagi dalam dua bagian: 51% wilayah gabungan Muslim-Kroasia (Federasi Bosnia dan Herzegovina) dan 49% Serbia (Republik Srpska).
Kini negeri tersebut mulai menghirup perdamaian, dan ketiga belah pihak berusaha membangun saling percaya. Akan tetapi memang perlu waktu lama untuk menghapuskan permusuhan berabad-abad itu. Salah satu hal yang diusahakan untuk membangun saling percaya tersebut adalah mengadili para penjahat perang. Mantan Presiden Republik Srpska Radovan Karadžić berhasil ditangkap pada 21 Juli 2008, sementara mantan Panglima Tentara Federal Jenderal Ratko Mladic tertangkap pada bulan Mei 2011,[8] dan sedang menjalani proses pengadilan di Mahkamah Internasional.
Geografi
Bosnia dan Herzegovina berada di Balkan barat, berbatasan dengan Kroasia (932 km atau 579 mil) di utara dan barat, Serbia (302 km atau 188 mil) di timur, dan Montenegro (225 km atau 140 mil) di tenggara. Ia memiliki garis pantai sepanjang 20 kilometer (12 mil) yang mengelilingi kota Neum.[9][10] Itu terletak di antara garis lintang 42° dan 46° LU, dan garis bujur 15° dan 20° BT.
Negara ini sebagian besar bergunung-gunung, meliputi Pegunungan Alpen Dinari tengah. Bagian timur laut mencapai Cekungan Pannonia, sedangkan di selatan berbatasan dengan Laut Adriatik. Pegunungan Alpen Dinarik umumnya membentang ke arah tenggara-barat laut, dan semakin tinggi ke arah selatan. Titik tertinggi negara adalah puncak Maglić di 2.386 meter (7.828,1 kaki), di perbatasan Montenegro. Pegunungan besar lainnya termasuk Volujak, Zelengora, Lelija, Lebršnik, Orjen, Kozara, Grmeč, Čvrsnica, Prenj, Vran, Vranica, Velež, Vlašić, Cincar, Romanija, Jahorina, Bjelašnica, Treskavica dan Trebević. Komposisi geologis rantai Dinarik pegunungan di Bosnia terutama terdiri dari batugamping (termasuk batugamping Mesozoikum), dengan endapan besi, batu bara, seng, mangan, bauksit, timbal, dan garam terdapat di beberapa daerah, terutama di Bosnia tengah dan utara.[11]
Politik
Sebagai hasil dari Perjanjian Dayton, implementasi perdamaian sipil diawasi oleh Perwakilan Tinggi Bosnia dan Herzegovina yang dipilih oleh Dewan Pelaksana Perdamaian (PIC). Perwakilan Tinggi adalah otoritas politik tertinggi di negara ini. Perwakilan Tinggi memiliki banyak kekuasaan pemerintahan dan legislatif, termasuk pemberhentian pejabat terpilih dan tidak terpilih. Karena kekuasaan yang sangat besar dari Perwakilan Tinggi atas politik Bosnia dan hak veto yang penting, posisinya juga disamakan dengan posisi raja muda.[12][13][14][15]
Politik berlangsung dalam kerangka demokrasi perwakilan parlementer, di mana kekuasaan eksekutif dijalankan oleh Dewan Menteri Bosnia dan Herzegovina. Kekuasaan legislatif dipegang oleh Dewan Menteri dan Majelis Parlementer Bosnia dan Herzegovina. Anggota Majelis Parlemen dipilih menurut sistem perwakilan proporsional (PR).[16][17]
Pembagian administratif
Bosnia dan Herzegovina dibagi menjadi Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Distrik Brčko bukan bagian kedua entitas politik ini, tetapi diperintah secara supranasional, dan dijaga oleh tentara internasional.
Federasi Bosnia dan Herzegovina dibagi menjadi 10 kanton:
Militer
Angkatan Darat Bosnia Penyelesaian Gabungan XV |
Angkatan Udara Bosnia TH-1H Huey pesawat angkut utama |
Angkatan Bersenjata Bosnia dan Herzegovina (OSBiH) dipersatukan menjadi satu kesatuan pada tahun 2005, dengan penggabungan Tentara Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Tentara Republika Srpska, yang telah mempertahankan wilayahnya masing-masing.[18] Kementerian Pertahanan dibentuk pada tahun 2004.[19]
Militer Bosnia terdiri dari Angkatan Darat Bosnia dan Angkatan Udara dan Pertahanan Udara.[20] Angkatan Darat berjumlah 7.200 personel aktif dan 5.000 personel cadangan.[21] Mereka dipersenjatai dengan campuran persenjataan, kendaraan, dan peralatan militer buatan Amerika, Yugoslavia, Soviet, dan Eropa. Angkatan Udara dan Angkatan Pertahanan Udara memiliki 1.500 personel dan sekitar 62 pesawat. Pasukan Pertahanan Udara mengoperasikan rudal genggam MANPADS, peluru kendali darat ke udara (SAM), meriam anti-pesawat, dan radar. Angkatan Darat baru-baru ini mengadopsi seragam MARPAT yang telah direnovasi, yang digunakan oleh tentara Bosnia yang bertugas dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di Afghanistan. Sebuah program produksi dalam negeri sekarang sedang dilakukan untuk memastikan bahwa unit-unit tentara dilengkapi dengan amunisi yang tepat.[22]
Mulai tahun 2007, Kementerian Pertahanan melakukan misi bantuan internasional pertama angkatan darat, mendaftarkan militer untuk bertugas dengan misi perdamaian ISAF ke Afghanistan, Irak, dan Republik Demokratik Kongo pada tahun 2007. Lima perwira, bertindak sebagai perwira/penasehat, bertugas di Republik Demokratik Kongo. 45 tentara, sebagian besar bertindak sebagai keamanan pangkalan dan asisten medis, bertugas di Afghanistan. 85 tentara Bosnia bertugas sebagai keamanan pangkalan di Irak, kadang-kadang juga melakukan patroli infanteri di sana. Ketiga kelompok yang dikerahkan telah dipuji oleh pasukan internasional masing-masing serta Kementerian Pertahanan Bosnia dan Herzegovina. Operasi bantuan internasional masih berlangsung.[23]
Angkatan Udara dan Pertahanan Anti-Pesawat Bosnia dan Herzegovina dibentuk ketika unsur-unsur Angkatan Darat Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Angkatan Udara Republika Srpska digabung pada tahun 2006. Angkatan Udara telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir dengan tambahan dana untuk perbaikan pesawat dan peningkatan kerjasama dengan Angkatan Darat serta warga negara. Kementerian Pertahanan sedang mengupayakan akuisisi pesawat baru termasuk helikopter dan bahkan mungkin jet tempur.[24]
Hubungan luar negeri
Integrasi Uni Eropa adalah salah satu tujuan politik utama Bosnia dan Herzegovina; itu memprakarsai Proses Stabilisasi dan Asosiasi pada tahun 2007. Negara-negara yang berpartisipasi dalam SAP telah ditawarkan kemungkinan untuk menjadi Negara Anggota UE setelah mereka memenuhi persyaratan yang diperlukan. Oleh karena itu, Bosnia dan Herzegovina merupakan negara kandidat potensial untuk aksesi UE.[25]
Implementasi Perjanjian Dayton pada tahun 1995 telah memfokuskan upaya para pembuat kebijakan di Bosnia dan Herzegovina, serta masyarakat internasional, pada stabilisasi regional di negara-negara penerus bekas Yugoslavia.[26]
Di Bosnia dan Herzegovina, hubungan dengan tetangganya Kroasia, Serbia, dan Montenegro cukup stabil sejak penandatanganan Perjanjian Dayton. Pada tanggal 23 April 2010, Bosnia dan Herzegovina menerima Rencana Aksi Keanggotaan dari NATO, yang merupakan langkah terakhir sebelum menjadi anggota penuh dalam aliansi tersebut. Keanggotaan penuh awalnya diharapkan pada tahun 2014 atau 2015, tergantung pada kemajuan reformasi.[143] Pada bulan Desember 2018, NATO menyetujui Rencana Aksi Keanggotaan Bosnia.[27] In December 2018, NATO approved a Bosnian Membership Action Plan.[28]
Ekonomi
Selama Perang Bosnia, ekonomi menderita kerusakan material sebesar €200 miliar, kira-kira €326,38 miliar pada tahun 2022 (disesuaikan dengan inflasi).[29][30] Bosnia dan Herzegovina menghadapi masalah ganda untuk membangun kembali negara yang dilanda perang dan memperkenalkan reformasi pasar liberal transisional ke ekonomi campuran sebelumnya. Salah satu warisan dari era sebelumnya adalah industri yang kuat; di bawah mantan presiden republik Džemal Bijedić dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, industri logam dipromosikan di republik, menghasilkan pengembangan sebagian besar pabrik Yugoslavia; SR Bosnia dan Herzegovina memiliki ekonomi berorientasi ekspor industri yang sangat kuat pada tahun 1970-an dan 1980-an, dengan ekspor skala besar bernilai jutaan dolar Amerika Serikat.
Untuk sebagian besar sejarah Bosnia, pertanian dilakukan di pertanian milik pribadi; Makanan segar secara tradisional diekspor dari republik.[31]
Perang tahun 1990-an menyebabkan perubahan dramatis dalam perekonomian Bosnia.[32] PDB turun 60% dan kehancuran infrastruktur fisik menghancurkan perekonomian.[33] Dengan sebagian besar kapasitas produksi yang belum pulih, perekonomian Bosnia masih menghadapi banyak kesulitan. Angka menunjukkan PDB dan pendapatan per kapita meningkat 10% dari tahun 2003 sampai 2004; ini dan utang nasional Bosnia yang menyusut menjadi tren negatif, dan tingginya pengangguran 38,7% serta defisit perdagangan yang besar tetap memprihatinkan.
Mata uang nasional adalah Mark Konversi (dipatok Euro) (KM), yang dikendalikan oleh dewan mata uang. Inflasi tahunan relatif terendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan ini sebesar 1,9% pada tahun 2004.[34] Utang internasional adalah $5,1 miliar (per 31 Desember 2014). Tingkat pertumbuhan PDB riil adalah 5% untuk tahun 2004 menurut Bank Sentral Bosnia dan Herzegovina dan Kantor Statistik Bosnia dan Herzegovina.
Bosnia dan Herzegovina telah menunjukkan kemajuan positif di tahun-tahun sebelumnya, yang secara meyakinkan memindahkan posisinya dari peringkat kesetaraan pendapatan terendah dari peringkat kesetaraan pendapatan empat belas dari 193 negara.[35]
Menurut data Eurostat, PDB per kapita PPS Bosnia dan Herzegovina mencapai 29 persen dari rata-rata UE pada tahun 2010.[36]
Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan pinjaman ke Bosnia senilai US$500 juta yang akan diberikan melalui Stand-By Arrangement. Ini dijadwalkan disetujui pada bulan September 2012.[37]
Pada tahun 2017, ekspor tumbuh sebesar 17% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan total €5,65 miliar.[38] Total volume perdagangan luar negeri pada tahun 2017 berjumlah €14,97 miliar dan meningkat sebesar 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Impor barang meningkat sebesar 12% dan berjumlah €9,32 miliar. Cakupan impor melalui ekspor meningkat 3% dibandingkan tahun sebelumnya dan kini menjadi 61 persen. Pada 2017, Bosnia dan Herzegovina sebagian besar mengekspor jok mobil, listrik, kayu olahan, aluminium, dan furnitur. Pada tahun yang sama, sebagian besar mengimpor minyak mentah, mobil, oli motor, batu bara dan briket.[39]
Pada tahun 2018, Bank Sentral Bosnia dan Herzegovina memperoleh keuntungan sebesar 8.430.875 km (€4.306.347).[40]
Bank Dunia memperkirakan bahwa ekonomi akan tumbuh 3,4% pada tahun 2019.[41] Bosnia dan Herzegovina berada di peringkat ke-83 pada Indeks Kebebasan Ekonomi 2019. Peringkat total untuk Bosnia dan Herzegovina adalah 61,9. Posisi ini mewakili beberapa kemajuan relatif terhadap posisi ke-91 pada tahun 2018. Hasil ini berada di bawah tingkat regional, tetapi masih di atas rata-rata global, menjadikan Bosnia dan Herzegovina sebagai negara yang "cukup bebas".[42]
Pada 31 Januari 2019, total simpanan di bank-bank Bosnia adalah KM 21,9 miliar (€11,20 miliar), yang mewakili 61,15% dari PDB nominal.[43] Pada kuartal kedua tahun 2019, harga rata-rata apartemen baru yang dijual di Bosnia dan Herzegovina adalah 1.606 km2 (€821,47) per meter persegi.[44]
Dalam enam bulan pertama tahun 2019, ekspor berjumlah 5,829 miliar KM (€2,98 miliar), yang 0,1% lebih rendah dari pada periode yang sama tahun 2018, sementara impor berjumlah 9,779 miliar KM (€5,00 miliar), yaitu sebesar 4,5 % lebih banyak dari pada periode yang sama tahun sebelumnya.[45] Dalam enam bulan pertama tahun 2019, investasi asing langsung mencapai 650,1 juta KM (€332,34 juta).[46] Bosnia dan Herzegovina menduduki peringkat ke-75 dalam Indeks Inovasi Global pada tahun 2021.[47]
Demografi
Kelompok etnis
Di dalam Bosnia dan Herzegovina, terdapat tiga kelompok etnis yang dikenal dengan nama "bangsa penyusun": Bosnia, Kroasia, dan Serbia. Bangsa penyusun ini membentuk mayoritas pada ketiga daerah administratif yang memang dibentuk pada Perjanjian Dayton untuk masing-masing kelompok etnis: bangsa Bosnia dan Kroasia menduduki Federasi Bosnia dan Herzegovina, bangsa Serbia menduduki Republika Srpska, dan Distrik Brčko dibagi rata untuk kedua entitas politik. Walau begitu, bukan berarti tiap kelompok etnis menduduki daerah yang ditetapkan secara eksklusif; sebagai contoh, beberapa kelompok bangsa Bosnia yang terusir dari rumah mereka di Republika Srpska semasa Perang Bosnia telah kembali lagi setelah perang berakhir.
Menurut sensus Yugoslavia tahun 1991, negara bagian Bosnia dan Herzegovina memiliki 4.377.000 penduduk. Perang Yugoslavia pada tahun 1990-an menyebabkan perubahan demografi besar; UNHCR melaporkan penurunan populasi menjadi 3.920.000 orang pada tahun 1996. Sensus penduduk tidak dilakukan dari tahun 1991 hingga 2013 karena perdebatan politik yang menyusul pembentukan negara Bosnia dan Herzegovina; sensus Oktober 2013 melaporkan populasi sejumlah 3.791.622 orang dalam 1,16 juta rumah tangga, sebuah penurunan dari sensus resmi Yugoslavia tahun 1991 maupun sensus tidak resmi UNHCR tahun 1996.[48]
Menurut data tahun 2000 yang dikutip oleh Central Intelligence Agency, bangsa Bosnia, Serbia, dan Kroasia, masing-masing membentuk 48%, 37.1%, dan 14.3% dari jumlah populasi, dengan 0.6% sisanya dari bangsa-bangsa lain.[49]
Agama
Bosnia merupakan salah satu negara paling multi-religius di Benua Eropa, dan Islam merupakan agama mayoritas di negara ini. Dikenal sebagai tempat di mana "Timur bertemu Barat", disinilah tempat di mana Kekaisaran Romawi Kuno pecah menjadi Kekaisaran Romawi Barat yang menganut Kristen Katolik dan Kekaisaran Romawi Timur (atau Bizantin) yang menganut Kristen Ortodoks. Perbedaan kepercayaan ini ditambah dengan kedatangan bangsa Turki Utsmaniyah pada abad ke-15 yang membawa Islam.[butuh rujukan] Sarajevo sebagai ibu kota Bosnia dan Herzegovina,[50] dikenal sebagai "Yerusalem Eropa" karena, sampai abad ke-20, merupakan satu-satunya tempat di Eropa di mana terdapat Gereja, Masjid, dan Sinagoge yang berdiri berdampingan.
Identifikasi keagamaan di Bosnia dan Herzegovina relatif penting karena masih hangatnya keadaan politik antar-suku. Sejak kemerdekaan Balkan dari Kesultanan Utsmaniyah, tiap suku sangat erat. Dalam Yugoslavia, tiap suku diidentifikasikan sebagai berikut: bangsa Serbia, Montenegro, dan Makedonia, menganut Kristen Ortodoks; bangsa Kroasia dan Slovenia menganut Kristen Katolik; bangsa Slovenia menganut Kristen Protestan; dan bangsa Bosnia dan Albania menganut Islam. Hal ini dibawa pada perpecahan Yugoslavia; faktanya, Perang Yugoslavia selain disebabkan oleh konflik antar-etnik juga didorong oleh konflik antar-agama berkepanjangan.
Diperkirakan Komposisi afiliasi agama di negara Bosnia-Herzegovina sebagai berikut: 50.7% Islam Sunni, 30.75% Ortodoks Timur, 15.19% Katolik Roma, 2.3% Atheis/Agnostik/Tidak menyatakan, dengan 1.15% sisanya menganut agama lainnya seperti Yahudi.
Bahasa
Konstitusi Bosnia tidak menetapkan bahasa resmi untuk Bosnia dan Herzegovina. Walau begitu, ditulisnya Perjanjian Dayton dalam bahasa Bosnia, Kroasia, dan Serbia (serta bahasa Inggris) menetapkan ketiga bahasa sebagai bahasa resmi de facto dalam tingkat negara. Pada tahun 2000, Mahkamah Konstitusi menetapkan bahwa ketiga bahasa memiliki derajat sama dan ditetapkan sebagai bahasa resmi untuk Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Ketiga bahasa memiliki kepahaman antar bahasa tinggi karena sebelum Perang Yugoslavia, ketiganya dikenal sebagai satu bahasa, yaitu bahasa Serbo-Kroasia yang ditulis dengan Kiril. Panasnya politik daerah Balkan pada tahun 1990-an menyebabkan tiap kelompok etnis membentuk dialek berbeda, serta pergantian penulisan menggunakan Alfabet Latin untuk bahasa Bosnia dan Kroasia. Hingga saat ini, penggunaan dialek bahasa Serbo-Kroasia berbeda menjadi penunjuk identitas bangsa etnis masing-masing.
Menurut Piagam Eropa untuk Bahasa Regional dan Minoritas pada tahun 1992, Bosnia dan Herzegovina mengakui beberapa bahasa minoritas sebagai berikut: Albania, Montenegro, Ceko, Italia, Hungaria, Makedonia, Jerman, Polandia, Romani, Rumania, Rysin, Slovakia, Slovenia, Turki, Ukraina, dan Israel. Minoritas Jerman di Bosnia dan Herzegovina kebanyakan adalah sisa-sisa Donauschwaben (Danube Swabians), yang menetap di daerah itu setelah monarki Habsburg mengklaim Balkan dari Kekaisaran Ottoman. Karena pengusiran dan asimilasi paksa setelah Perang Dunia II, jumlah etnis Jerman di Bosnia dan Herzegovina berkurang drastis.
Budaya
Media
Beberapa televisi, majalah, dan surat kabar di Bosnia dan Herzegovina adalah milik negara, dan beberapa adalah perusahaan nirlaba yang didanai oleh iklan, langganan, dan pendapatan terkait penjualan lainnya. Konstitusi Bosnia dan Herzegovina menjamin kebebasan berbicara.
Sebagai negara dalam transisi dengan warisan pascaperang dan struktur politik dalam negeri yang kompleks, sistem media Bosnia dan Herzegovina sedang mengalami transformasi. Pada awal periode pascaperang (1995–2005), pengembangan media dipandu terutama oleh donor internasional dan lembaga kerjasama, yang berinvestasi untuk membantu merekonstruksi, mendiversifikasi, mendemokratisasi, dan memprofesionalkan outlet media.[51][52]
Perkembangan pasca-perang termasuk pembentukan Badan Regulasi Komunikasi independen, adopsi Undang-Undang Pers, pembentukan Dewan Pers, dekriminalisasi pencemaran nama baik, pengenalan Undang-Undang Kebebasan Akses terhadap Informasi yang agak maju, dan pembuatan Sistem Penyiaran Layanan Publik dari lembaga penyiaran sebelumnya milik negara. Namun, perkembangan positif yang didukung secara internasional seringkali dihalangi oleh elit domestik, dan profesionalisasi media dan jurnalis berjalan lambat. Tingkat keberpihakan yang tinggi dan hubungan antara media dan sistem politik menghalangi kepatuhan terhadap kode etik profesional.[52]
Seni
Seni Bosnia dan Herzegovina selalu berkembang dan berkisar dari batu nisan asli abad pertengahan yang disebut Stećci hingga lukisan di istana Kotromanić. Namun, hanya dengan kedatangan Austro-Hungaria, kebangkitan lukisan di Bosnia benar-benar mulai berkembang. Seniman terpelajar pertama dari akademi Eropa muncul pada awal abad ke-20. Diantaranya adalah: Gabrijel Jurkić, Petar Šain, Roman Petrović dan Lazar Drljača.
Setelah Perang Dunia II, seniman seperti Mersad Berber dan Safet Zec semakin populer. Pada tahun 2007, Ars Aevi, sebuah museum seni kontemporer yang mencakup karya seniman dunia terkenal, didirikan di Sarajevo.
Olahraga
Bosnia dan Herzegovina telah menghasilkan banyak atlet, baik sebagai negara bagian di Yugoslavia maupun secara mandiri setelah tahun 1992. Acara olahraga internasional terpenting dalam sejarah Bosnia dan Herzegovina adalah Olimpiade Musim Dingin ke-14, yang diadakan di Sarajevo dari tanggal 7 hingga 19 Februari 1984.
Klub bola tangan Borac telah memenangkan tujuh Kejuaraan Bola Tangan Yugoslavia, serta Piala Eropa pada tahun 1976 dan Piala Federasi Bola Tangan Internasional pada tahun 1991.
Galeri
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.