Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Béla III (bahasa Hungaria: III. Béla, bahasa Kroasia: Bela III, bahasa Slowakia: Belo III; skt. 1148 – 23 April 1196) merupakan seorang Raja Hungaria dan Kroasia antara tahun 1172 dan 1196. Ia adalah putra Géza II dan istrinya, Euphrosyne dari Kiev. Pada sekitar tahun 1161, Euphrosyne menyerahkan sebuah kadipaten kepada Béla, yang termasuk Kroasia, Dalmasia pusat dan kemungkinan Sirmium. Sesuai dengan perjanjian antara kakandanya, István III, yang menggantikan ayahanda mereka pada tahun 1162, dan Kaisar Romawi Timur Manouel I Komnenos, Béla pindah ke Konstantinopel pada tahun 1163. Ia berganti nama menjadi Alexius, dan kaisar memberinya gelar istana senior Despot. Ia dijodohkan dengan putri kaisar, Maria. Wasiat Béla menyebabkan konflik bersenjata antara Kekaisaran Romawi Timur dan Kerajaan Hungaria antara tahun 1164 dan 1167, karena István III berusaha menghalangi bangsa Bizantium untuk menguasai Kroasia, Dalmasia dan Sirmium. Béla-Alexius, yang ditunjuk sebagai ahli waris Kaisar Manouel pada tahun 1165, ikut serta dalam tiga kampanye Bizantium melawan Hungaria. Perjodohannya dengan putri kaisar dibubarkan setelah adiknya, Alexius, lahir pada tahun 1169. Kaisar menghapus gelar tertinggi jabatannya, dan memberinya gelar yang lebih rendah Caesar.
Béla III | |
---|---|
Raja Hungaria dan Kroasia | |
Berkuasa | 4 Maret 1172 – 23 April 1196 |
Penobatan | 13 Januari 1173 |
Pendahulu | István III |
Penerus | Imre |
Kelahiran | skt. 1148 |
Kematian | 23 April 1196 (umur 47–48) |
Pemakaman | Basilika Székesfehérvár dimakamkan kembali di Gereja Matthias |
Pasangan | Anna Châtillon Marguerite dari Prancis |
Keturunan | Imre Margit, Maharani Romawi Timur András II dari Hungaria Konstancia, Ratu Bohemia |
Wangsa | Wangsa Arpad |
Ayah | Géza II dari Hungaria |
Ibu | Euphrosyne dari Kiev |
Agama | Katolik Roma |
István III meninggal pada tanggal 4 Maret 1172, dan Béla memutuskan untuk kembali ke Hungaria. Sebelum kepergiannya, ia berjanji bahwa ia tidak akan pernah berperang melawan Kekaisaran Bizantium. Meskipun para uskup dan penguasa Hungaria dengan suara bulat mengumumkan Béla raja, Lukács dari Esztergom menentang penobatannya karena Béla diduga Simoni. Akhirnya, Uskup Agung Kalocsa memahkotainya sebagai raja pada tanggal 18 Januari 1173, dengan persetujuan Paus Aleksander III. Béla berselisih dengan adik laki-lakinya, Géza, yang ditahan olehnya selama lebih dari satu dekade. Memanfaatkan kesempatan dari konflik internal di Kekaisaran Bizantium setelah kematian Kaisar Manouel, Béla kembali menduduki Kroasia, Dalmasia dan Sirmium di antara tahun 1180 dan 1181. Ia menduduki Kepangeranan Halych pada tahun 1188, tetapi hilang dalam waktu dua tahun.
Béla mempromosikan penggunaan catatan tertulis selama masa pemerintahannya. Kronik Hungaria dari abad ke-14 bahkan menyatakan bahwa ia bertanggung jawab atas pendirian arsip umum kerajaan. Istana kerajaan yang dibangun di Esztergom pada masa pemerintahannya merupakan contoh pertama Arsitektur Gotik di Eropa Tengah. Ia adalah raja Eropa terkaya di masanya, menurut daftar pendapatannya, tetapi keandalan daftar tersebut dipertanyakan.
Béla merupakan putra kedua Géza II dari Hungaria dan istrinya, Euphrosyne dari Kiev.[1][2] Tanggal kelahirannya tidak tercatat.[1][2] Studi mengenai tulang belulangnya menunjukkan bahwa Béla meninggal pada tahun 1196 pada usia sekitar 49 tahun, menunjukkan bahwa ia dilahirkan pada sekitar tahun 1148.[2]
Referensi John Kinnamos yang kontemporer tentang "wilayah ayahandanya saat masih hidup, telah dibagi"[3] ke Béla menunjukkan bahwa Géza II menyerahkan wilayah yang berbeda sebagai apanase kepada putranya yang lebih muda.[4] Warisan Béla pastinya termasuk bagian-bagian pusat Dalmasia, (yang termasuk Šibenik, Split, dan Trogir, yang telah menerima suzeraintas raja-raja Hungaria selama beberapa dekade), karena Kinnamos menyebut provinsi tersebut "sebagai warisan Béla".[5][6][7][8] Sejarawan Ferenc Makk dan Gyula Moravcsik sepakat bahwa Béla juga menerima Kroasia dari ayahandanya.[9] Apakah Syrmium juga bagian dari warisan Béla, atau jika ia mendapatkannya setelah kematian ayahandanya, tunduk pada perdebatan ilmiah.[6][8][10][11] Menurut sejarawan Warren Treadgold, warisan Béla juga termasuk Bosnia.[11] Tanggal pasti hibah Géza II tidak dapat ditentukan, tetapi menurut Makk, Béla tampaknya telah menerima kadipatennya pada sekitar tahun 1161.[6]
Géza II yang meninggal pada tanggal 31 Mei 1162, digantikan oleh putra sulungnya, István III.[12] István III tampaknya telah mengkonfirmasi kepemilikan Béla atas kadipaten tersebut, karena Kinnamos merujuk pada tanah yang "jauh sebelum diberikan"[13] kepada Béla oleh Géza dan István.[14] Sesaat setelah kenaikan takta, István III diusir oleh beberapa pamandanya, László II dan István IV.[14][15] Kaisar Romawi Timur, Manouel I Komnenos, mendukung pengambilalihan para pamanda, tetapi István III kembali ke Hungaria dan mendapatkan kembali mahkotanya dengan paksa pada pertengahan tahun 1163.[11] Béla mungkin tetap netral selama konflik saudaranya dengan pamanda mereka, karena tidak ada laporan mengenai kegiatan Béla pada tahun 1162 dan 1163.[14]
Pada tahun 1163, Kaisar Manouel menandatangani sebuah perjanjian damai dengan István III, di mana ia melepaskan dukungannya terhadap lawan-lawan István.[14][16] Sebagai gantinya, István III setuju untuk mengirim Béla ke Konstantinopel, dan membiarkan bangsa Bizantium mengambil alih harta kadipaten Béla.[8][10] Kaisar juga berjanji bahwa ia akan menjodohkan putrinya, Maria, kepada Béla.[11][17]
"Ketika [Kaisar Manouel I] datang [ke Belgrade] dan menyadari bahwa mustahil bagi [István IV] untuk memerintah tanah Hungaria (karena mereka telah menempatkan [István III] putra [Géza II] sekali lagi), ia beralih ke hal lain. Seperti yang dinyatakan, ia berhasrat dengan segena kekuatannya untuk mengklaim Hungaria, yang terletak di tengah-tengah negara-negara barat. Oleh karena itu, ia bermaksud untuk bersatu dalam pernikahan Béla, yang adalah putra [Géza II] setelah [István III], kepada putrinya sendiri, Maria."
Kaisar Manouel mengirim Sebastos George Palaiologos untuk mengawal Béla ke Kekaisaran Romawi Timur.[18] Béla tiba di Konstantinopel pada sekitar akhir tahun 1163.[18] Ia diganti namanya menjadi Alexius, dan menerima gelar despot ("lord"), yang hanya digunakan kaisar sebelumnya.[19][20] Pertunangan Béla dengan putri kaisar juga diumumkan secara resmi.[18]
István III menyerang Syrmium pada musim panas tahun 1164.[21][22] Kaisar Manouel memimin pasukannya melawan István, menyatakan bahwa ia datang "tidak berperang untuk melawan bangsa Hungaria melainkan untuk mengembalikan tanahnya untuk Béla",[13] menurut Kinnamos.[22] Béla-Alexius — bersama dengan pamandanya, István IV, dan kerabat jauh mereka, Stephanos Kalamanos — menemani kaisar selama kampanye.[23] Tak lama kemudian, sebuah perjanjian perdamaian baru ditandatangani, sekali lagi memaksa István III untuk meninggalkan kadipaten Béla.[11][24] Tentara Bizantium menduduki Syrmium, yang disusun menjadi thema, Bizantium atau distrik.[25]
István III meluncurkan serangan baru melawan Syrmium pada musim semi tahun 1165.[24][26] Kaisar Manouel mengarahkan serangan balik tersebut, dan Béla menemaninya lagi.[27] Setelah tentara kekaisaran merebut kembali Zimony (sekarang Zemun di Serbia), Béla membujuk kaisar untuk melarang eksekusi tentara Hungaria yang ditangkap di benteng tersebut.[28] Pasukan Bizantium juga menduduki Dalmasia.[27] Sebuah perjanjian perdamaian baru antara István III dan Kaisar Manouel menyusul, yang menegaskan suzerenitas di bekas kadipaten Béla.[29] Dalmasia dan Bosnia segera diubah menjadi thema Bizantium.[27]
Kaisar Manouel secara seremonial membuat putrinya dan Béla-Alexius menjadi ahli warisnya, dan memaksa bangsa Bizantium untuk bersumpah setia pada mereka pada musim gugur tahun 1165.[27][30] Hanya sepupu kaisar, Andronikos Komnenos, berani mengutuk tindakan ini, ia bertanya, "Apa kegilaan kaisar ini untuk menganggap setiap pria Romawi tidak layak tidur di ranjang putrinya, untuk memilih di hadapan seluruh orang asing dan pasangan ini menjadi kaisar Romawi dan duduk di atas segalanya sebagai tuan?",[31] menurut sejarawan yang hampir sejaman, Niketas Choniates.[27] Béla-Alexius berpartisipasi dalam Sinode Suci tahun 1166 di Gereja Ortodoks, bersama dengan Kaisar Manouel dan Patriark Ekumenis Luke Chrysoberges.[32] Pada musim semi tahun 1166, Béla-Alexius menemani Prōtostratōr Alexius Axuch, yang memimpin tentara Bizantium melawan Hungaria sebagai pembalasan atas serangan baru Hungaria atas Syrmium.[33] Pada tanggal 11 April 1166, meskipun Béla-Alexius dan istrinya saling terkait satu sama lain, Kaisar Manouel mengkonfirmasi keputusan Patriark Ekumenis, yang menyatakan bahwa pernikahan antara kerabat tingkat ketujuh tidak sah.[34] Manouel bahkan mengusulkan sebuah pernikahan antara putrinya (tunangan Béla-Alexius) dan Raja Sisilia yang baru, Gugghiermu II dari Sisilia, pada musim gugur tahun1166.[33]
Sebuah perang baru pecah antara Hungaria dan Kekaisaran Bizantium pada tahun 1167, karena Béla-Alexius "mengklaim kerajaan"[35] saudaranya, menurut Rahewin yang kontemporer.[36] Heinrich dari Mügeln juga menulis bahwa banyak orang Hungaria bergabung dan menjadi tentara Béla-Alexius, menyatakan bahwa "kerajaan Hungaria adalah miliknya [Béla-Alexius] menurut hak".[37] Pada tanggal 8 Juli 1167, tentara Bizantium memusnahkan tentara Hungaria dalam Pertempuran Sirmium.[36][38] Sebuah perjanjian damai ditandatangani, yang mengakhiri periode perang antara Hungaria dan Kekaisaran Bizantium, dan mengkonfirmasi dominasi Kekaisaran Bizantium di Dalmasia tengah, Bosnia dan Syrmium.[38]
Istri Kaisar Manouel, Maria dari Antiokhia, melahirkan seorang putra yang diberi nama Alexius pada tanggal 14 September 1169.[39][40] Kaisar membubarkan pertunangan putrinya dengan Béla-Alexius.[39] Kaisar juga menyingkirkan gelar despot Béla-Alexius, tetapi memberinya gelar caesar.[39][41] Pada musim semi tahun 1170, Béla-Alexius menikahi saudari ipar kaisar, Anna Châtillon.[39][41] Pasangan itu pergi berziarah ke Tanah Suci.[41] Di Yerusalem, mereka menyumbang 10,000 bezant kepada Ksatria Hospitaller sebagai kompensasi atas keramahan mereka.[41][42] Di dalam carter hibah, Béla-Alexius menggayakan dirinya sendiri "Lord, Adipati Hungaria, Dalmasia dan Kroasia", dengan mengabaikan gelar yang baru saja diberikan oleh kaisar kepadanya.[39]
Saudara Béla, István III, meninggal pada tanggal 4 Maret 1172.[43][44] Arnold dari Lübeck, yang tinggal di Esztergom, mencatat sebuah rumor yang menunjukkan bahwa István telah diracuni oleh pendukung Béla, tetapi tidak ada sumber lain yang memverifikasi desas-desus ini.[45][41] Janda István III, Agnes, meninggalkan Hungaria, meskipun ia hamil saat suaminya meninggal.[46] Delegasi Hungaria mengunjungi Kaisar Manouel dan Béla di Serdica (sekarang Sofia di Bulgaria).[46][38] Mereka menuntut agar "Béla dikirim ke mereka sebagai raja", karena "prinsip keadilan memandangnya" setelah kematian saudaranya,[47] menurut Kinnamos.[46][38] Kinnamos juga mengatakan bahwa Kaisar Manouel menjadikan Béla raja setelah Béla "berjanji akan bersumpah untuk menjalani seluruh hidupnya, apapun yang akan bermanfaat"[48] kepada kaisar dan Bizantium.[46] Sepucuk surat yang ditulis oleh Kaisar Bizantium, Isaakius II Angelus pada tahun 1196 mengatakan bahwa pada kesempatan yang sama, Béla berjanji bahwa ia tidak akan pernah mendukung bangsa Serbia jika mereka berperang melawan Kekaisaran bizantium.[46]
Béla dan istrinya tiba di Székesfehérvár pada akhir April atau awal Mei.[49] Béla dengan suara bulat dipilih sebagai raja oleh "pejabat kerajaan Hungaria", menurut sepucuk surat yang ditulis oleh Paus Aleksander III pada tahun 1179.[50] Namun, penobatan Béla tertunda karena Lukács dari Esztergom menolak untuk melakukan penobatan tersebut.[49] Uskup Agung tersebut menuduh raja simoni, karena Béla memberikan sebuah mantel berharga kepada delegasinya.[51][52] Menurut sebuah teori ilmiah, Uskup Agung Lukács juga khawatir bahwa pengaruh "skismatik" akan meningkat di bawah pemerintahan Béla.[50][44][52] Meskipun demikian, mayoritas baron dan prelatus tetap setia kepada Béla.[53][54] Béla meminta bantuan Tahta Suci melawan Uskup Agung Lukács.[51] Atas permintaan Béla, Paus Aleksander III memberi wewenang kepada Uskup Agung Kalocsa untuk mengurapi Béla raja dan "meletakkan mahkota ke atas kepalanya".[55] Penobatan Béla berlangsung pada tanggal 18 Januari 1173.[43] Ia mengeluarkan sebuah piagam yang mengonfirmasi hak para Uskup Agung Esztergom untuk memahkotai penguasa monarki Hungaria.[56] Penyatuan mahkota "Yunani" dan "Latin" yang disebut Mahkota Suci Hungaria tampaknya terjadi di masa pemerintahannya.[57]
Archbishop Lukács tidak disukai oleh Béla, dan tidak diacuhkan olehnya pada tahun-tahun pertama pemerintahannya.[58] Daripada Lukács, Uskup Agung Kalocsa yang membaptis putra sulung Béla, Imre, pada tahun 1174. Namun, pemberian sakramen kepada anggota keluarga kerajaan selalu menjadi tugas Uskup Agung Esztergom.[58] Menurut kronik Bohemia (Continuatio Gerlaci abbatis Milovicensis), Béla memenjarakan adik laki-lakinya, Géza, tetapi Géza melarikan diri dan pergi ke Austria pada tahun 1174 atau 1175.[55][59] Justiciar István III, Lőrinc, menemani Géza.[60] Ketika Heinrich Jasomirgott, Adipati Austria, menolak untuk mengekstradisi Géza, Béla meluncurkan serangan penjarahan ke Austria, bersama dengan Sobeslav II dari Bohemia.[61] Sementara itu, Béla mengirim bala bantuan ke Kaisar Manouel untuk membantunya berperang melawan Seljuk, tetapi pasukan gabungan mereka mengalami kekalahan dalam Pertempuran Myriokephalon pada tanggal 17 September 1176.[62][63][64]
Géza mencoba membujuk Soběslav II dari Bohemia untuk membantunya menemui Friedrich I, Kaisar Romawi Suci, tetapi Soběslav menangkap Géza dan menyerahkannya kepada Béla pada tahun 1177.[62][61] Béla sekali lagi memenjarakan saudaranya, dan ia juga menahan ibunda mereka, Euphrosyne.[62][61] Sebagai balasan atas peran Soběslav di dalam penangkapan Géza, Kaisar Friedrich menurunkan takhta Soběslav dan menunjuk anggota lain dari Wangsa Přemyslid, Bedřich, ke posisi adipati.[61] Kaisar Romawi Suci memerintahkan adipati Austria yang baru, Luitpold V, untuk menyerbu Bohemia.[61] Béla segera turun tangan, mengancam Luitpold V dengan serangan, yang memaksa Luitpold meninggalkan Bohemia.[65]
Favorit Béla yang lama, András dari Kalocsa, menghinanya pada sekitar tahun 1178.[66][67] Béla segera mencabutnya dan pendukungnya, Provost Bab Székesfehérvár, dari kantor mereka dan menyita pendapatan Uskup Agung.[67][66] Paus Aleksander III menghukum Béla dengan sanksi gerejani, tetapi Béla berdamai dengan Uskup Agung Lukács dari Esztergom, yang membebaskannya dan mengekskomunikasi András dari Kalocsa.[66] Konflik berakhir dengan kompromi yang dimediasi oleh Tahta Suci: András meminta Béla untuk memaafkannya, dan Béla memulihkan jabatannya sebagai Uskup Agung.[67]
Atas undangan Béla, para biarawan Sistersien datang dari Prancis dan mendirikan beberapa biara Sistersien baru di Egres, Zirc, Szentgotthárd dan Pilis antara tahun 1179 dan 1184.[68] Pada tahun 1180-an, Béla memulai pembangunan sebuah istana kerajaan yang tinggi dan sebuah katedral baru di Esztergom.[67] Meski begitu, ia hampir selalu berkeliaran di seluruh negeri.[69] Menurut sebuah prasasti di sebuah batu bata yang ditemukan di Bulkeszi (sekarang Maglić di Serbia), Béla mensponsori pembaptisan "tamu pemukim" Jerman di desa tersebut.[70][71]
Di istana kerajaan Konstantinopel, Béla mengetahui pentingnya sebuah administrasi yang terorganisasi dengan baik.[72] Menurut Kronik iluminasi, Béla "memperkenalkan bentuk yang sama dalam menangani petisi seperti biasa di istana Romawi dan kekaisaran",[73] yang menunjukkan arsip umum kerajaan mulai berfungsi sebagai kantor terpisah di masa pemerintahannya.[74][72][75] Ia menekankan pentingnya catatan tertulis, memerintahkan pada tahun 1181 bahwa sebuah piagam akan dikeluarkan untuk semua transaksi yang berlangsung di hadapannya.[74][72][75]
Kaisar Manouel I meninggal pada tanggal 24 September 1180.[76] Dalam waktu enam bulan, Béla telah mengembalikan suzerenitasnya di Dalmasia, tetapi tidak ada catatan terperinci mengenai peristiwa tersebut.[77][78][79] Warga Split "kembali ke kerajaan Hungaria"[80] segera setelah kematian Manouel, menurut Thomas Archidiaconus dari abad ke-13.[81] Zadar juga menerima suzerenitas Béla pada awal tahun 1181.[81] Sejarawan John Van Antwerp Fine Jr. menulis bahwa Béla merebut kembali suzerenitas Dalmasia "tampaknya tanpa pertumpahan darah dan dengan persetujuan kekaisaran", karena pihak berwenang Bizantium lebih memilih bahwa Béla memerintah provinsi tersebut daripada di Republik Venesia.[77]
Rincian penaklukan kembali Sirmium juga tidak jelas.[82] Andronikos I Komnenos menuduh ibunda Kaisar Bizantium muda itu, Alexius II, menghasut Béla — saudara iparnya — untuk menghancurkan wilayah Beograd dan Barancs (sekarang Braničevo di Serbia) pada bulan Mei 1182, menyiratkan bahwa Béla pada saat itu menduduki Syrmium.[82] Di bulan yang sama, Andronikos Komnenos menangkap janda permaisuri dan membunuhnya pada akhir tahun.[83][84] Ambil keuntungan dari anarki yang muncul di Kekaisaran Bizantium, Béla maju sejauh Niš dan Serdica di paruh pertama tahun 1183.[85] Di Sardica, ia merebut peti yang berisi relikui Ioan dari Rila, dan memerintahkan untuk "diangkut dengan penghormatan besar terhadap tanah dan dimakamkan dengan kehormatan d gereja"[86] Esztergom, menurut Life from the Sofia Prologue.[84] Makk menulis bahwa Béla mengundurkan diri dari wilayah selatan sungai Danube, tetapi sejarawan Paul Stephenson mengatakan bahwa Béla mempertahankan tanah ini.[84][87]
Andronikos Komnenos membunuh Kaisar Alexius II pada akhir tahun 1183.[87] Eustathios dari Tesalonika yang kontemporer mengatakan bahwa lawan-lawan Andronikos mengirim surat kepada banyak raja, termasuk Béla III, yang mendesak mereka untuk menyerang Andronikos.[88] Menurut Ansbert dan penulis sejarah Eropa Barat lainnya, Béla menyerbu Kekaisaran Bizantium pada awal tahun 1185.[88] Setelah Andronikos I jatuh di bulan September, Béla menandatangani sebuah perjanjian damai dengan kaisar baru, Isaakius II Angelus.[89] Isaac menikahi putri Béla, Margit, dan Béla memberi wilayah Niš dan Barancs kepada Isaac sebagai mahar putrinya.[90][91] Relikui Santo Ioan dari Rila juga kembali ke Sardica pada kesempatan ini.[90] Béla menikahi Marguerite, saudari Philippe II dari Prancis, pada musim panas tahun 1186.[92]
Orio Mastropiero, Doge Venesia, mengepung Zadar pada tahun 1187, tetapi armada Veesia tidak dapat merebut kota yang berbenteng dengan baik.[89] Vladimir Yaroslavich, Pangeran Halych, melarikan diri ke Hungaria pad akhir tahun 1188, karena beberapa boyarnya memberontak.[93] Roman yang Agung, Pangeran Galisia dan Volhynia, segera menduduki Halych, tetapi Béla menyerang kepangeranan tersebut dan mengusirnya.[93][94] Daripada memulihkan Vladimir Yaroslavich ke posisinya semula, Béla memenjarakannya dan memberikan kendali atas Halych kepada András II, putra Béla yang lebih muda.[95][96] Sebagai tanda penaklukannya, Béla menggayakan dirinya Raja Galisia.[95]
Pada musim panas tahun 1187, tentara salib Jerman bergerak melalui Hungaria di bawah komando Friedrich I, Kaisar Romawi Suci.[97] Béla menyambut Friedrich, dan mengirim pasukan untuk mengawal tentara salib melintasi Balkan.[97][98] Atas permintaan Friedrich, Béla membebaskan saudaranya yang dipenjara, Géza, yang bergabung dengan tentara salib dan meninggalkan Hungaria.[97][94] Béla menengahi sebuah perjanjian damai antara Friedrich I dan Isaac II, yang ketidakpercayaannya hampir menyebabkan perang di antara tentara salib Jerman dan Bizantium.[97]
Vladimir Yaroslavich melarikan diri dari penawanan pada awal tahun 1189 atau 1190.[95][99] Dengan bantuan Kazimierz II Sprawiedliwy, ia mengusir András dari Halych, dan mendapatkan kembali kendali atas kepangeranan tersebut.[95] Pada tahun 1191, Béla bertemu dengan menantunya, Isaac II, di Philippopolis (sekarang Plovdiv di Bulgaria) dan Syrmium, tetapi hasil perundingan mereka tetap tidak diketahui.[100][101] Atas permintaan Béla, Tahta Suci menyetujui kanonisasi László I dari Hungaria pada tahun 1192.[102] Béla menyerang Serbia pada awal tahun 1193.[101] Isaac II menuntut penarikan pasukannya, dan mengancam Béla dengan perang.[101] Di saat yang sama, Doge Enrico Dandolo berusaha untuk menduduki Zadar, tetapi gagal.[89] In 1193, Béla memberikan Provinsi Modruš di Kroasia kepada Bartholomew dari Krk, anggota Wangsa Frankopani.[103] Ini adalah contoh paling awal dari sebuah kantor yang diberikan sebagai martabat turun-temurun di Kerajaan Hungaria.[104]
Pada tahun 1194, Béla menunjuk putra sulungnya, Imre, yang telah dinobatkan sebagai calon raja, untuk mengelola Kroasia dan Dalmasia.[105][106] Setelah Bulgaria bersatu, tentara Cuman dan Vlach mengalahkan Bizantium di dalam Pertempuran Arcadiopolis pada tahun 1194, Béla bersedia membantu Kekaisaran Bizantium.[107][108] Namun, kampanyenya dibatalkan, karena menantu Béla, Kaisar Isaac II, dipecat oleh Alexius III Angelus pada bulan April 1195.[109][110] Heinrich VI, Kaisar Romawi Suci, berencana untuk melancarkan kampanye melawan Kekaisaran Bizantium atas nama Kaisar yang diturunkan takhtanya, tetapi Béla melarang rakyatnya untuk bergabung dengan Heinrich.[111]
Béla mengambil salib sebagai tanda keinginannya untuk memimpin sebuah perang salib ke Tanah Suci.[112] Namun ia tdak dapat memenuhi sumpahnya, karena ia jauh sakit dan meninggal pada tanggal 23 April 1196.[94][113][112] Ia dimakamkan di Katedral Székesfehérvár.[94] kerangkanya diidentifikasi dengan yakin oleh para arkeolog selama penggalian pada abad ke-19, karena sumber kontemporer — Richard dari London — menulis tentang tinggi badan Béla yang luar biasa.[105] Kerangka Béla menunjukkan bahwa tinggi badannya 190 sentimeter (75 in).[94][105] Jenazah Béla dimakamkan kembali di Gereja Mathias, Budapest.[94][105]
Istri pertama Béla, Agnes, merupakan putri Renaud dari Châtillon, Pangeran Antiokhia, dan istrinya, Constance dari Antiokhia.[114] Agnes lahir pada sekitar tahun 1149 dan meninggal pada sekitar tahun 1184.[41] Pada saat pernikahannya tahun 1170, ia dinamai Anna di Konstantinopel.[41][39]
Anak pertama Béla dan Anna, Imre, lahir pada tahun 1174.[115] Adinda Imre, Margit, yang dinamai Maria di Konstantinopel, lahir pada tahun 1175.[116][91] Pada usia 9 atau 10 tahun, ia dinikahkan dengan Kaisar Bizantium, Isaakius II Angelus, yang berusia sekitar 30 tahun saat itu.[89][91] Suami Maria meninggal pada tahun 1204, sebelum Pengepungan Konstantinopel (1204) selama Perang Salib Keempat.[117] Margaret–Maria menikah dengan salah satu pemimpin perang salib, Bonifacius I dari Montferrat, yang merebut Thessaloniki setelah Kekaisaran Bizantium jatuh.[118] Sejarawan Makk menulis bahwa pada sekitar tahun 1210, Maria menikah dengan Nicholas I dari Saint Omer setelah kematian Bonifacius, amun sarjana Peter Lock menyatakan bahwa istri Saint Omer dan Margit–Maria tidak sama.[119][120]
Putra kedua Béla dan Anna, András, lahir pada sekitar tahun 1177.[121] Kedua adik laki-lakinya, Salamon dan István, meninggal waktu kecil.[122] Adinda mereka, Konstancia, menikah dengan Raja Ottokar I dari Bohemia pada sekitar tahun 1198.[120] Putri ketiga Béla dan Agnes-Anna, yang namanya tidak diketahui, meninggal waktu kecil.[122]
Setelah kematian Anna, Béla meminang cucu saudari Kaisar Manouel, Theodora Komnena.[88][91] Namun sebuah sinode dari Gereja Bizantium melarang pernikahan itu pada tahun 1185, karena Theodora telah memasuki sebuah biara.[88][91] Pada akhir tahun 1185 atau awal tahun 1186, Béla meminang Matilda dari Sachsen, putri Heinrich der Löwe, Adipati Sachsen, tetapi Henry II dari Inggris, kakek Matilda, menghalangi pernikahan ini.[89] Akhirnya, Béla menikahi menantu Henry II yang menjanda, Marguerite, pada musim panas tahun 1186.[89] Ia adalah putri Louis VII dari Prancis.[123] Ratu Marguerite hidup lebih lama dari Béla, dan pindah ke Tanah Suci setelah kematiannya.[105]
Béla adalah salah satu raja abad pertengahan yang paling terkemuka di Hungaria.[15] "Pemerintahannya tidak hanya mewakili puncak kejayaan kerajaan Wangsa Árpád, tetapi juga menandai akhir zaman", menurut sejarawan Pál Engel.[15] Pembentukan Arsip Umum Kerajaan memberikan kontribusi terhadap "perluasan catatan tertulis" di Hungaria; Piagam-piagam pertama yang dikeluarkan oleh para baron muncul pada tahun 1190-an.[125][126] Menurut daftar pendapatan Béla yang kontemporer, pendapatan tahunannya mencapai hampir 170,000 mark (sekitar 23 ton perak murni).[127][128] Jika daftarnya dapat diandalkan, pendapatannya melampaui pendapatan Raja Prancis dan Inggris kontemporer, tetapi keandalan daftar tersebut diragukan oleh banyak sejarawan, termasuk Pál Engel.[127][129][130]
Pada sekitar tahun 1190, setelah kebakaran menghancurkan Esztergom, Béla mengundang pemahat batu Prancis untuk membangun kembali istana kerajaan dan katedral.[67][131] Pemahat batu memperkenalkan bentuk-bentuk arsitektur baru; istana kerajaan dan katedral baru adalah contoh-contoh awal Arsitektur Gotik di Eropa Tengah.[131][132] Koin-koin yang menggambarkan salib dua silang, yang terutama digunakan di Gereja Kekaisaran Bizantium, dicetak dari sekitar tahun 1190, menunjukkan apa yang disebut "salib ganda" menjadi bagian dari heraldik kerajaan Hungaria di bawah Béla III.[133]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.