Loading AI tools
perusahaan asal Prancis Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
TotalEnergies SE adalah sebuah perusahaan minyak dan gas multinasional terintegrasi asal Prancis yang didirikan pada tahun 1924 dan merupakan salah satu dari tujuh perusahaan minyak bumi "superbesar". Bisnis perusahaan ini meliputi seluruh rantai minyak dan gas, mulai dari eksplorasi dan produksi minyak mentah dan gas alam hingga pembangkitan listrik, transportasi, pemurnian, pemasaran olahan minyak bumi, serta perdagangan minyak mentah dan olahannya. TotalEnergies juga merupakan produsen bahan kimia berskala besar.
Sebelumnya | Total SE |
---|---|
Publik (Societas Europaea) | |
Kode emiten | |
ISIN | FR0000120271 |
Industri | Energi: Minyak dan gas |
Didirikan | 28 Maret 1924 |
Kantor pusat | Tour Total, Courbevoie, Prancis |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | Patrick Pouyanné (Chairman & CEO) |
Produk | Eksplorasi dan produksi minyak dan gas, perdagangan dan transportasi gas alam dan LNG, pemurnian minyak bumi, bahan kimia, surya, dan biomassa |
Jasa | SPBU |
Pendapatan | US$190 milyar (2021)[1] |
US$30,5 milyar (2021)[1] | |
US$15,5 milyar (2021)[1] | |
Total aset | US$320,5 milyar (2021)[1] |
Total ekuitas | US$115,0 milyar (2021)[1] |
Karyawan | 105.476 (2020)[1] |
Situs web | totalenergies.com |
TotalEnergies berkantor pusat di Tour Total yang terletak di La Défense, Courbevoie, barat Paris. Perusahaan ini adalah komponen dari indeks pasar saham Euro Stoxx 50.[2] Pada daftar Forbes Global 2000 tahun 2020, perusahaan ini menempati peringkat ke-29,[3] sementara pada daftar Fortune Global 500, perusahaan ini menempati peringkat ke-25.[4] Sebagaimana produsen bahan bakar fosil lain, TotalEnergies juga memiliki sejarah dampak lingkungan dan sosial, termasuk sejumlah kontroversi. Berdasarkan CDP Carbon Majors Report tahun 2017, perusahaan ini adalah salah satu dari 100 perusahaan yang paling banyak memproduksi emisi karbon, yakni sekitar 0,9% dari total emisi global pada periode 1998-2015.[5]
Perusahaan ini didirikan pasca Perang Dunia I, saat Presiden Prancis Raymond Poincaré menolak ide pembentukan kemitraan dengan Royal Dutch Shell, agar dapat membentuk perusahaan minyak bumi yang murni berasal dari Prancis. Atas perintah Poincaré, Kol. Ernest Mercier dengan dukungan dari 90 bank dan perusahaan pun mendirikan Compagnie française des pétroles (CFP) pada tanggal 28 Maret 1924, karena minyak bumi dianggap sebagai komoditas penting andaikan Prancis kembali berperang dengan Jerman.
Sesuai perjanjian yang disepakati pada Konferensi San Remo tahun 1920, pemerintah Prancis mendapat 25% saham Turkish Petroleum Company (TPC) yang dipegang oleh Deutsche Bank sebagai bagian dari kompensasi atas kerusakan perang yang disebabkan oleh Jerman selama Perang Dunia I. Saham TPC yang dipegang oleh pemerintah Prancis kemudian diserahkan ke CFP,[6] dan Perjanjian Garis Merah tahun 1928 kemudian mengatur ulang kepemilikan saham CFP di TPC (diubah namanya menjadi Iraq Petroleum Company pada tahun 1929) menjadi 23,75%.[7] Sejak awal, perusahaan ini diangap sebagai sebuah perusahaan sektor swasta, karena telah melantai di Paris Stock Exchange pada tahun 1929.
Selama dekade 1930-an, perusahaan ini terlibat dalam eksplorasi dan produksi minyak bumi, terutama di Timur Tengah. Pada tahun 1933, perusahaan ini mulai mengoperasikan kilang minyak pertamanya di Normandy. Pasca Perang Dunia II, CFP terlibat dalam eksplorasi minyak bumi di Venezuela, Kanada, dan Afrika, sembari mencari sumber energi di dalam Prancis. Pada tahun 1946, perusahaan ini mulai melakukan eksplorasi minyak bumi di Aljazair, dan pada dekade 1950-an, Aljazair pun telah menjadi sumber minyak bumi terkemuka.[8]
Pada tahun 1954, CFP memperkenalkan produk hilir, yakni bensin Total di Eropa dan Afrika.[8][9]
Pada tahun 1980, Total Petroleum (North America) Ltd., yang 50% sahamnya dipegang oleh CFP, membeli aset pemurnian dan pemasaran minyak bumi milik Vickers Petroleum di Amerika yang dijual oleh Esmark. Pembelian tersebut pun menambah kapasitas pemurnian, transportasi, dan 350 SPBU di 20 negara bagian bagi perusahaan ini.[10][11][12]
Pimpinan perusahaan ini telah menyadari dampak negatif dari pemanasan global setidaknya sejak tahun 1971, tetapi perusahaan ini secara terbuka menolak temuan-temuan iklim hingga dekade 1990-an. Total juga menerapkan sejumlah strategi untuk menutupi ancaman dan kontribusinya terhadap krisis iklim.[13]
Pada tahun 1985, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Total CFP, untuk memanfaatkan popularitas dari merek bensinnya.[9] Pada tahun 1991, perusahaan ini kembali mengubah namanya menjadi Total, saat perusahaan ini melantai di New York Stock Exchange. Pemerintah Prancis yang memegang lebih dari 30% saham perusahaan ini pada tahun 1991, pun menguranginya menjadi kurang dari 1% pada tahun 1996.[9][14] Antara tahun 1990 dan 1994, kepemilikan asing terhadap perusahaan ini meningkat dari 23% menjadi 44%.
Sementara itu, Total terus mengembangkan bisnis ritelnya di Amerika Utara dengan sejumlah merek. Pada tahun 1989, Total Petroleum, unit Total CFP yang berkantor pusat di Denver, Colorado, membeli 125 lokasi ritel Road Runner milik Truman Arnold Companies yang berkantor pusat di Texarkana, Texas.[15] Pada tahun 1993, Total Petroleum telah mengoperasikan 2.600 gerai ritel dengan merek Vickers, Apco, Road Runner, dan Total. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mulai menyatukan semua merek gerainya menjadi Total.[16] Empat tahun kemudian, Total menjual bisnis pemurnian dan ritelnya di Amerika Utara ke Ultramar Diamond Shamrock dengan harga $400 juta dalam bentuk saham dan $414 juta dalam bentuk utang.[17]
Setelah mengambil alih Petrofina asal Belgia pada tahun 1999, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Total Fina. Setelah itu, perusahaan ini mengakuisisi Elf Aquitaine untuk membentuk TotalFinaElf pada tahun 2000. Perusahaan ini mengubah namanya kembali menjadi Total pada tanggal 6 Mei 2003.[18]
Pada tahun 2003, Total resmi memegang 30% saham South Rub' al-Khali, sebuah perusahaan patungan di Arab Saudi yang didirikan bersama Royal Dutch Shell dan Saudi Aramco.[19] Saham yang dipegang oleh Total kemudian dibeli oleh Shell dan Aramco.
Pada bulan Mei 2006, Saudi Aramco dan Total meneken sebuah nota kesepahaman untuk mengembangkan Proyek Pemurnian dan Petrokimia Jubail di Arab Saudi yang ditargetkan dapat memproduksi 400.000 barel minyak per hari. Pada tanggal 21 September 2008, keduanya resmi mendirikan sebuah perusahaan patungan yang diberi nama Saudi Aramco Total Refining and Petrochemical Company (SATORP), yang mana 62,5% sahamnya dipegang oleh Saudi Aramco, sementara sisanya dipegang oleh Total.[20][21]
Pada tahun 2006, Total menghentikan semua proyeknya di Iran, karena adanya kekhawatiran dari PBB yang menyebabkan sanksi mengenai kemungkinan pemanfaatan program nuklir Iran untuk tujuan militer.[22]
Pada lelang kontrak jasa minyak Iraq 2009–2010, konsorsium yang dipimpin oleh CNPC (37.5%), serta beranggotakan Total (18,75%) dan Petronas (18,75%), berhasil mendapat kontrak produksi untuk "Ladang minyak Halfaya" di Iraq bagian selatan, yang diperkirakan mengandung minyak bumi sebanyak 41 miliar barel (6,5×109 m3).[23][24]
Hingga tahun 2010, Total mempekerjakan lebih dari 96.000 orang dan beroperasi di lebih dari 130 negara.[25] Pada bulan September 2010, Total mengumumkan rencananya untuk keluar dari pasar ritel di Britania Raya.[26]
Pada bulan November 2012, Total mengumumkan penjualan 20% saham dan izin operasi atas sebuah proyek lepas pantai di Nigeria ke salah satu unit dari China Petrochemical Corp dengan harga $2,5 milyar.[27]
Pada tahun 2013, Total mulai beroperasi di Kashagan bersama North Caspian Operating Company.[28] Cadangan minyak bumi yang ditemukan di sana merupakan yang terbesar sejak tahun 1968. Pada tahun 2013, Total meningkatkan kepemilikan sahamnya di Novatek menjadi 16,96%.[29][30] Pada bulan September 2013, Total dan mitranya setuju untuk membeli bisnis distribusi ritel milik Chevron Corporation di Pakistan.[31]
Pada bulan Januari 2014, Total menjadi perusahaan minyak dan gas besar pertama yang mengakuisisi hak eksplorasi gas serpih di Britania Raya, setelah Total membeli 40% saham dari dua ijin di kawasan Gainsborough Trough di Inggris bagian utara dengan harga $48 juta.[32] Pada bulan Juli 2014, perusahaan ini mengungkapkan bahwa mereka sedang berdiskusi untuk menjual bisnis distribusi LPG-nya di Prancis ke UGI Corporation asal Pennsylvania dengan harga €450 juta ($615 juta).[33]
Pada Desember 2022, LSM Friends of the Earth, Survie, dan empat LSM Uganda mengirim grup minyak Total ke pengadilan dan menuduhnya melanggar undang-undang atas tugas kewaspadaan perusahaan besar Prancis dalam hal hak asasi manusia dan lingkungan..
Total E&P Indonesie didirikan di Jakarta, 14 Agustus 1968, dengan lapangan awal di seputar delta Mahakam. Lapangan awal mereka di Bekapai dan Handil diperkuat dengan ditemukannya lapangan Tambora pada tahun 1974 dan lapangan Tunu pada tahun 1977. Lapangan Tunu yang dikembangkan pada tahun 90-an menjadi penyumbang utama supply gas bagi Total E&P Indonesie hingga kini.
Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) SKKMIGAS, Total E&P Indonesie memproduksi migas dari lapangan BEKAPAI, Handil, Tunu dan Peciko yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Total telah beroperasi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1968 dibawah Production Sharing Contract (PSC) dengan perusahaan minyak dan gas milik pemerintah, Pertamina. Eksplorasi pertama pada tahun yang sama adalah eksplorasi lapangan minyak Muara Tebo di Jambi tetapi eksplorasi ini tidak membuahkan hasil.
Pada tahun 1971, Total berkolaborasi dengan Inpex untuk memulai ekplorasi di blok Mahakam di Kalimantan timur, yang nantinya akan menjadi produsen minyak dan gas paling produktif di Indonesia yang membawa Total menjadi produsen gas terbesar di Indonesia. Di Kalimantan timur sendiri, Total memproduksi sekitar 80% dari seluruh produksi gas yang akan dikirim ke Bontang. Karena telah beroperasi di Indonesia selama hampir 45 tahun, Total telah menjadi salah satu bagian dari eksplorasi dan produksi migas Indonesia. Total telah menjaga hubungan baik dengan pemerintah Indonesia dengan berdasarkan kepentingan bersama untuk menyediakan energi fosil bagi masyarakat Indonesia.
Selama operasinya, khususnya di delta Mahakam, Total telah menemukan beberapa lapangan minyak dan gas. Dimulai dari lapangan minyak lepas pantai Bekapai pada tahun 1972, diikuti dengan penemuan lapangan minyak Handil dan Tambora tahun 1983, dan penemuan lapangan gas Sisi/Nubi]] di akhir 1986. Pada tahun 1976, didirikan terminal loading area dan penyimpanan minyak di Senipah. Selanjutnya pada tahun 1982, Total membuat perjanjian dengan Pertamina untuk mendistribusikan gas alam dan melakukan pengiriman gas pertama ke Bontang pada tahun yang sama. Sampai dengan tahun 2008 lapangan minyak dan gas yang telah ditemukan telah memproduksi minyak dan gas.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.