![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/86/Pernikahan_Adat_Dayak_Meratus.jpg/640px-Pernikahan_Adat_Dayak_Meratus.jpg&w=640&q=50)
Suku Dayak Meratus
suku bangsa di Indonesia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Suku Dayak Meratus adalah nama kolektif untuk sekumpulan sub-suku Dayak yang mendiami sepanjang kawasan pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan hingga di perbatasan Kalimantan Timur. Orang Banjar Kuala menyebut suku Dayak Meratus sebagai Urang Biaju (Dayak Biaju) karena dianggap sama dengan Dayak Ngaju (Biaju), sedangkan orang Banjar Hulu Sungai menyebut suku Dayak Meratus dengan sebutan Urang Bukit (Dayak Bukit/Buguet)[1][2] Selato menduga, suku Bukit termasuk golongan Suku Punan.[3] Tetapi Tjilik Riwut membaginya ke dalam kelompok-kelompok kecil seperti Dayak Alai, Dayak Amandit (Loksado), Dayak Tapin (Harakit), Dayak Kayu Tangi, dan sebagainya, selanjutnya ia menggolongkannya ke dalam Rumpun Ngaju. Namun penelitian terakhir dari segi liguistik, bahasa yang digunakan sub suku Dayak ini tergolong berbahasa Melayik, jadi serumpun dengan Suku Kedayan, Dayak Kendayan dan Dayak Iban.[4]
![]() | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Kalimantan Selatan: 35.838 (BPS - sensus th. 2000) Kalimantan Timur | |
Bahasa | |
Meratus, Banjar, Indonesia | |
Agama | |
• Kaharingan, Kristen dan Katolik | |
Kelompok etnik terkait | |
Dayak Ngaju, Banjar |
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3b/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Kleurenlithos_getiteld_Orang-Boekit_uit_de_Afdeeling_Amoentai_en_Dajaksche_vrouw_uit_Longwai_van_haar_werk_huiswaarts_keerend_TMnr_5795-30.jpg/640px-thumbnail.jpg)
Sesuai habitat kediamannya tersebut maka belakangan ini mereka lebih senang disebut Suku Dayak Meratus, daripada nama sebelumnya Dayak Bukit yang sudah telanjur dimaknai sebagai orang gunung. Padahal menurut Hairus Salim dari kosakata lokal di daerah tersebut istilah bukit berarti bagian bawah dari suatu pohon yang juga bermakna orang atau sekelompok orang atau rumpun keluarga yang pertama yang merupakan cikal bakal masyarakat lainnya.
Suku Buket, nama yang dipakai oleh BPS untuk etnik ini dalam sensus penduduk tahun 2000. Di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 suku Buket berjumlah 35.838 jiwa, sebagian besar daripadanya terdapat di kabupaten Kota Baru yang berjumlah 14.508 jiwa.
Suku Bukit juga dinamakan Ukit, Buket, Bukat atau Bukut. Suku Bukit atau suku Dayak Bukit terdapat di beberapa kecamatan yang terletak di pegunungan Meratus pada kabupaten Banjar, kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, kabupaten Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru.
Beberapa suku-suku Dayak Meratus yaitu:[5]
- Dayak Pitap, di desa Dayak Pitap dan sekitarnya.[6]
- Dayak Alai terdiri atas:
- Dayak Hantakan (Dayak Bukit), di desa Haruyan Dayak.[16]
- Dayak Labuan Amas
- Dayak Loksado (Dayak Amandit), di kecamatan Loksado.[17][18][19]
- Dayak Harakit (Dayak Tapin), di desa Harakit dan sekitarnya.
- Dayak Paramasan, di kecamatan Paramasan.[20][21]
- Dayak Kayu Tangi (mendiami kawasan Riam Kanan sebelum dijadikan waduk)
- Dayak Bangkalaan, di desa Bangkalan Dayak.[22][23][24]
- Dayak Sampanahan, di kecamatan Sampanahan, Kotabaru.
- Dayak Riam Adungan, di desa Riam Adungan.
- Dayak Bajuin, di desa Bajuin.
- Dayak Sebamban Baru[25]
- dan lain-lain
Rumah ritual adat (aruh) Dayak Meratus disebut balai.[26] Istilah balai juga masih dilestarikan oleh Dayak Meratus yang masuk Islam/Banjar Hulu Sungai untuk menyebut surau/langgar (lebih tepat Balai Islam).