Loading AI tools
artikel daftar Wikimedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Pertempuran Teluk Leyte, (Filipino: Labanan sa golpo ng Leyte; Japanese: レイテ沖海戦, romaji: Reite oki Kaisen) dikenal juga sebagai Pertempuran Laut Filipina Kedua, adalah pertempuran laut terbesar di Perang Dunia II dan, menurut beberapa kriteria, mungkin pertempuran angkatan laut terbesar dalam sejarah[4][5] yang melibatkan lebih dari 200.000 personel angkatan laut.
Pertempuran Teluk Leyte | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Pasifik pada Perang Dunia II | |||||||||
Kapal induk ringan Princeton terbakar, timur Luzon, 24 Oktober 1944. | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Amerika Serikat Australia | Kekaisaran Jepang | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
William Halsey, Jr. (3rd Fleet) Thomas C. Kinkaid (7th Fleet) Clifton Sprague (Taffy 3 / Task Unit 77.4.3) Jesse B. Oldendorf (Task Group 77.2) John Augustine Collins (Task Force 74) |
Takeo Kurita (Armada Utama) Shōji Nishimura † (Armada Selatan) Kiyohide Shima (Armada Selatan) Jisaburō Ozawa (Armada Utara) Yukio Seki † (Kamikaze) | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
Total ~300 kapal[1] 8 armada kapal induk 8 kapal induk ringan 18 kapal induk kawal 12 kapal tempur 24 kapal penjelajah 166 kapal perusak dan kapal perusak kawal Banyak PT boat, kapal selam, dan armada cadangan Sekitar 1,500 pesawat |
67+ kapal 1 armada kapal induk 3 kapal induk ringan 9 kapal tempur 14 kapal penjelajah berat 6 kapal penjelajah ringan 35+ kapal perusak 300+ pesawat[2] | ||||||||
Korban | |||||||||
~3,000 korban; 1 kapal induk ringan, 2 kapal induk kawal, 2 kapal perusak, 1 kapal perusak kawal 200+ pesawat |
~12,500 tewas; 1 armada induk, 3 kapal induk kawal 3 kapal tempur, 10 kapal penjelajah, 11 kapal perusak tenggelam ~300 pesawat[3] |
Pertempuran ini terjadi di perairan Teluk Leyte, dekat pulau Filipina Leyte, Samar dan Luzon, dari 23–26 Oktober 1944. Pertempuran ini terjadi antara persekutuan pasukan Amerika dan Australia dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang sekaligus menjadi bagian dari Invasi Leyte yang bertujuan untuk mengisolasi Jepang dari seluruh negara jajahannya di Asia Tenggara, dimana pada saat itu merupakan sumber vital dari industri dan suplai minyak.
Saat pertempuran berlangsung, Jepang hanya memiliki sedikit armada utama (Kapal Induk dan Kapal Tempur) dibandingkan Armada Kapal Induk yang dimiliki oleh Armada Persekutuan di Pasifik yang menujukkan betapa besarnya perbedaan kekuatan pada saat itu dalam perang.
Pertempuran tersebut terdiri dari empat pertempuran yang terpisah: Pertempuran Laut Sibuyan, Pertempuran Selat Surigao, Pertempuran Tanjung Engaño dan Pertempuran Samar, serta aksi lainnya.[6]
Peristiwa tersebut merupakan pertempuran pertama dimana pesawat Jepang melakukan serangan kamikaze secara terorganisir, dan pertempuran ini adalah pertempuran laut terakhir yang melibatkan Kapal Tempur dalam sejarah.[7][8] Angkatan Laut Kekaisaran Jepang menderita kerugian besar dan tidak pernah berlayar dengan kekuatan yang sebanding setelah nya, karena sisa nya terdampar di galangan selama sisa perang karena kekurangan bahan bakar dan hal itulah yang menyebabkan Sekutu berhasil dalam operasi Invasi Leyte.
Kampanye yang dilakukan Armada Sekutu di Bulan Agustus 1942 hingga Awal tahun 1944 menyebabkan Jepang menarik pasukannya dari banyak pangkalan di pulau-pulau bagian Utara dan Tengah samudera Pasifik, sembari mengisolasi banyak pangkalan mereka yang lain seperti Pulau Solomon, Kepulauan Bismarck, Pulau Admiralty, Papua Nugini, Kepulauan Marshall, dan Pulau Wake
Pada Bulan Juni 1944, serangkaian Pendaratan Amfibi oleh Amerika Serikat yang dibantu oleh Gugus Tugas Kapal Cepat Armada Kelima berhasil menduduki sebagian besar Kepulauan Mariana ( mengitari Rota ). Pendaratan ini berhasil menembus Strategi Jepang, Pertahanan Cincin Dalam dan memberikan Amerika pangkalan udara yang mana pengebom jarak jauh Boeing B-29 Superfortress bisa menyerang Kepulauan Jepang.
Jepang melakukan serangan balik pada Pertempuran Laut Filipina. Angkatan Laut Amerika Serikat menghacurkan 3 Kapal Induk Jepang, merusak beberapa kapal dan menembak jatuh sekitar 600 pesawat tempur Jepang, sehingga menyisakan Angkatan Laut Jepang kekuatan udara untuk Kapal Induk dan sedikit pilot senior. Walau demikian, banyak kekuatan udara basis darat Jepang telah berkumpul di Filipina dianggap berbahaya apabila dilewati oleh banyak perwira tinggi di luar Kepala Staf Gabungan, termasuk Laksamana Chester Nimitz.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.