Perang Saudara Afganistan (1996–2001)
konflik militer di Afganistan (1996-2001) / From Wikipedia, the free encyclopedia
Perang Saudara Afganistan 1996–2001, juga dikenal sebagai Perang Saudara Afganistan Ketiga, berlangsung dari penaklukan Kabul oleh Taliban dan pendirian Keamiran Islam Afganistan pada 27 September 1996,[7] dan invasi Afganistan oleh Amerika Serikat dan Britania Raya pada 7 Oktober 2001:[8] sebuah periode yang merupakan bagian dari Perang Saudara Afganistan yang telah dimulai pada 1989, dan juga bagian dari perang (dalam pengertian luas) di Afganistan yang telah dimulai pada 1978.
Perang Saudara Afganistan Ketiga | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari konflik Afganistan | |||||||||
Situasi militer di Afganistan pada 2000, antara Taliban (hijau) dan Aliansi Utara (biru) | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Templat:Country data Negara Islam Afganistan |
| ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Burhanuddin Rabbani Ahmad Shah Massoud Ismail Khan Bismillah Khan Mohammadi Abdul Rashid Dostum Mohammad Qasim Fahim Hamid Karzai Abdul Haq Haji Abdul Qadeer Asif Mohseni Sayed Hussein Anwari Muhammad Mohaqiq Karim Khalili |
Templat:Country data Keamiran Islam Afganistan (1996–2001) Muhammad Omar Osama bin Laden Ayman al-Zawahiri Nawaz Sharif | ||||||||
Pasukan | |||||||||
|
| ||||||||
Korban | |||||||||
35.775 tewas[6] |
Pemerintah Negara Islam Afganistan tetap menjadi pemerintahan sah di Afganistan menurut pandangan sebagian besar dunia internasional, meskipun, Keamiran Islam Afganistan yang dipimpin oleh Taliban mendapat pengakuan dari Arab Saudi, Pakistan dan Uni Emirat Arab.[9][10]
Menteri pertahanan Negara Islam Afganistan, Ahmad Shah Massoud, menciptakan Front Persatuan (Aliansi Utara) untuk menandingi Taliban. Front Persatuan mencakup semua suku bangsa Afganistan: Tajik, Uzbek, Hazara, Turkmen, beberapa Pashtun dan lain-lain. Selama konflik, Taliban mendapatkan dukungan militer dari Pakistan dan dukungan keuangan dari Arab Saudi.[11][12] Al-Qaeda mendukung Taliban dengan ribuan pejuang lokal dan asal Pakistan, negara-negara Arab, dan Asia Tengah.[13][14]