Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Paus Yohana adalah nama dari seorang paus perempuan yang diduga menjabat sejak tahun 853 hingga 855, yang berdasarkan sebuah legenda yang tersebar pada Abad Pertengahan. Paus Yohana menurut kebanyakan sejarawan adalah tokoh fiktif, yang mungkin lahir sebagai sebuah satir anti kepausan.
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Kisah Paus Yohana dikenal terutama berasal dari seorang penulis kronik Polandia pada abad ke-13 Martin dari Opava (Jerman: Martin von Troppau, juga dikenal sebagai Martin Polonus, "Martin si Galah"). Dalam karyanya, Chronicon Pontificum et Imperatum, ia menulis:
Peristiwa Paus Yohana diperkirakan terjadi di antara masa kepausan Paus Benediktus III dan Paus Nikolas I pada tahun 850-an. Berbagai versi kisahnya muncul di sumber-sumber yang lebih dahulu dari Martin; di antaranya yang paling umum disebut adalah Anastasius Bibliothecarius (meninggal 886 penyusun Liber Ponfificalis, yang kemungkinan sejaman dengan sang Paus perempuan. Namun, kisah ini tidak ditemukan di manuskrip asli dari Anastasius melainkan di sebuah salinannya. Faktanya, hanya satu manuskrip Anastasius Liber Pontificalis yang memiliki referensi mengenai sang Paus perempuan. Manuskrip ini, terletak di Perpustakaan Vatikan, berisikan sebuah bagian yang disisipkan sebagai sebuah catatan kaki di salah satu halaman, tidak berurutan, dengan tulisan tangan yang berbeda, catatan kaki yang pasti bertanggalkan dari masa setelah Martin von Trappau. Dengan kata lain, "saksi" akan sang Paus perempuan ini menulis dengan dasar cerita Martin, dan pastinya bukan sumber utama bagi Martin. Hal yang sama juga berlaku dalam karya Marianus Scotus Chronicle of the Popes (Kisah Para Paus), sebuah naskah yang ditulis pada abad ke-11. Naskah-naskahnya menyebutkan secara isngkat mengenai seorang Paus perempuan bernama Joanna (sumber paling kuno yang menyebutkan nama ini), tetapi semua naskah ini, sekali lagi, merupakan karya-karya yang lebih baru ketimbang karya Martin. Naskah-naskah yang lebih kuno tidak menyebutkan legenda itu.
Legenda ini juga disebutkan dalam buku Sign of the Cross yang ditulis Chris Kuzneski. Dalam buku ini dikisahkan bahwa Paus Yohana meninggal saat melahirkan di jalan kota Roma.
Hanya ada satu sumber mengenai Paus perempuan yang mendahului karya Martin of Opava, yakni dalam tulisan Jean de Mailly, yang menulis sedikit lebih awal pada abad ke-13. Dalam kisah-kisah mengenai Metz, Chronica Universalis Mettensis, ia menyebutkan bahwa skandal itu terjadi bukan pada tahun 850-an, tetapi pada 1099:
Dimulai sejak pertengahan abad ke-13, legenda itu tersebar dan dipercaya secara meluas. Bartolomeo Platina, seorang sarjana yang menjadi prefek Perpustakaan Vatikan, menuliskan buku Vitæ Pontificum Platinæ historici liber de vita Christi ac omnium pontificum qui hactenus ducenti fuere et XX pada tahun 1479 di bawah otoritas pelindungnya, Paus Siktus IV. Buku itu berisikan sebuah catatan mengenai sang Paus perempuan, sebagai berikut:
Referensi mengenai sang paus perempuan diceritakan secara meluas pada akhir abad pertengahan dan masa Renaissance. Pada abad ke-14 Giovanni Boccaccio menuliskan tentang sang Paus dalam De mulieribus claris. Chronicon karangan Adam dari Usk (1404) menyebutkan sang Paus dengan nama Agnes, dan lebih jauh menyebutkan sebuah patung di Roma yang merupakan gambaran sang Paus. Mengenai patung ini tidak pernah dibicarakan penulis mana pun sebelumnya, dan mungkin hanya sekadar asumsi saja. Sebuah buku pedoman bagi para peziarah ke Roma, Mirabilia Urbis Romae edisi akhir abad ke-14, menuliskan bahwa jenazah sang Paus perempuan telah dikuburkan di Basilika Santo Petrus. Pada masa yang sama, serangkaian patung dada para Paus yang telah meninggal dibuat untuk Duomo di Siena. Di antara patung-patung itu terdapat patung sang Paus perempuan, yang dilabeli "Johannes VIII, Foemina de Anglia" dan diletakkan di antara Leo IV dan Benediktus III. Dalam pengadilan pada tahun 1415, Jan Hus berargumen bahwa Gereja sebetulnya tidak memerlukan seorang Paus, apalagi dalam masa "Paus Agnes" (demikian Hus menyebut namanya), Gereja berjalan dengan cukup baik. Para penentang Hus dalam pengadilan ini bersikeras bahwa argumen Hus tidak membuktikan apa pun mengenai independensi Gereja, tetapi mereka tidak membantah sama sekali bahwa pernah ada seorang Paus perempuan.
Dalam seri Kartu Tarot yang muncul pada pertengahan abad ke-15, terdapat kartu Papesse (paus perempuan) yang berpasangan dengan Pape (paus laki-laki). Sejak akhir abad ke-19, keduanya disebut sebagai High Priestess (Pendeta Tinggi Perempuan) dan Hierophant dalam bahasa Inggris). Sering disebutkan, walau tanpa bukti nyata, bahwa gambaran Papesse ini diinspirasikan oleh legenda sang Paus perempuan.
Ada beberapa legenda yang dikaitkan dengan legenda Paus perempuan ini. Pada tahun 1290-an, Robert dari Uzès seorang dari Ordo Dominikan, menceritakan sebuah penglihatan di mana ia melihat sebuah kursi "di mana, dinyatakan, sang Paus terbukti adalah seorang laki-laki". Pada abad ke-14, dipercaya bahwa dua kursi marmer kuno, yang disebut sedia stercoraria, yang digunakan dalam pentahtaan para Paus baru di Basilika Yohanes Lateran memiliki lubang di masing-masing kursinya yang digunakan untuk memastikan jenis kelamin Paus yang baru terpilih. Diceritakan bahwa Paus harus duduk di salah satu kursi tersebut telanjang, dan sekelompok Kardinal harus memastikan ke lubang itu melalui bawah kursi, dan setelahnya menyatakan, "Testiculos habet et bene pendentes" — "Ia memiliki testikel, yang bergantung dengan baik." Praktik yang aneh ini dilakukan hingga akhir abad ke-15, yang diadakan sebagai respon terhadap skandal Paus perempuan pada abad ke-9.
Dalam penelitian yang lain, pernyataan ini adalah "Mas nobis nominus est" — "sang calon adalah seorang laki-laki".
Pada tahun 1601, Paus Klemens VIII mengumumkan bahwa legenda Paus perempuan itu adalah cerita bohong. Patung dada sang Paus perempuan di Duomo di Siena yang telah ada sejak tahun 1400-an dan dicatat oleh para pengunjung, telah dihancurkan atau dipahat dan dilabel ulang, digantikan dengan sebuah patung Paus Zakarias (Stanford 1999; J.N.D. Kelly, Oxford Dictionary of Popes).
Sebuah legenda lain menyatakan bahwa Yohana adalah seorang putri dari salah satu Paus pendahulunya dan mendapatkan penglihatan dari Tuhan bahwa ia harus mengikuti jejak ayahnya dan menjadi seorang Paus. Legenda lainnya mengatakan bahwa salah satu jalan di Italia dinamai menurut namanya dan jenazahnya dikuburkan di sana. Dalam beberapa legenda, Paus Yohana tidak dibunuh setelah ditemukan sebagai perempuan. Ia diberhentikan, dan menghabiskan hidupnya dalam sebuah biara, dan putranya dijadikan sebagai Uskup Ostia.
Sejak abad ke-14, figur Paus Yohana telah dianggap sebagai semacam figur "Santo/Santa". Muncul berbagai cerita mengenai kemunculan dirinya di beberapa tempat dan melakukan keajaiban. Franceso Petrarch (1304-1374) menulis dalam Chronica de le Vite de Pontefici et Imperadori Romani bahwa setelah Paus Yohana ditemukan sebagai seorang perempuan:
Pada tahun 1675, sebuah buku dalam bahasa Inggris terbit dengan judul Hadiah bagi seorang Paus: atau Kehidupan dan Kematian Paus Yohana. Buku ini menggambarkan di antaranya kisah di mana Paus Yohana melahirkan seorang anak laki-laki di tengah-tengah kerumunan khalayak, yang disertai dengan sebuah lukisan yang menggambarkan seorang bayi yang tampak keheranan keluar dari jubah sang Paus. Dalam buku itu juga dinyatakan "Oleh seorang yang MENCINTAI KEBENARAN, Menolak Infabilitas Manusia." Dalam kata pengantarnya dinyatakan bahwa penulis buku itu telah bertahun-tahun meninggal pada waktu buku itu terbit.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.