Lê Quang Tung
From Wikipedia, the free encyclopedia
Kolonel Lê Quang Tung (13 Juni 1919 – 1 November 1963 ) adalah komandan Pasukan Pertahanan Khusus Republik Vietnam di bawah komando Ngô Đình Nhu. Nhu adalah saudara dari presiden Vietnam Selatan, Ngô Đình Diệm. Sebagai mantan pelayan keluarga Ngô, Tung memiliki latar belakang militer di bidang keamanan dan kontra-intelijen.
Lê Quang Tung | |
---|---|
Lahir | 13 Juni 1919 Distrik Hương Trà, Annam, Indochina Prancis |
Meninggal | 1 November 1963 (usia 44) Pangkalan Udara Tân Sơn Nhứt, Saigon, Vietnam Selatan |
Pengabdian | Partai Cần Lao |
Lama dinas | 1950an–1963 |
Pangkat | Kolonel |
Komandan | Panglima Pasukan Pertahanan Khusus Republik Vietnam |
Perang/pertempuran | Penyerbuan Pagoda Xá Lợi |
Pada dekade 1950-an, Tung adalah pejabat tinggi di Cần Lao, sebuah alat politik rahasia yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaan keluarga Ngô dengan cara memalak pengusaha kaya. Pada tahun 1960, Tung dipromosikan langsung ke pangkat kolonel dan dijadikan komandan pasukan khusus. Pada saat memimpin pasukan elit Vietnam Selatan tersebut, Tung paling dikenal karena melakukan penindasan kepada para pembangkang, bukannya melawan para pemberontak Viet Cong. Serangan paling terkenalnya adalah penyerbuan ke pagoda Xá Lợi pada tanggal 21 Agustus 1963, yang mengakibatkan ratusan orang tewas atau hilang.
Program militer utama Tung adalah menyusupkan personel Angkatan Darat Republik Vietnam ke Vietnam Utara untuk mengumpulkan intelijen dan melakukan sabotase. Tetapi program tersebut tidak berjalan efektif, karena mayoritas penyusup berhasil dibunuh atau ditangkap. Tung juga dikabarkan berencana membunuh Henry Cabot Lodge, Jr., Duta Besar Amerika Serikat untuk Vietnam Selatan.
Pasca penyerbuan ke pagoda, Amerika Serikat berhenti mendanai pasukan Tung, karena pasukan tersebut dipakai sebagai alat politik, bukannya sebagai alat untuk melawan komunis. Bersama Diệm dan Nhu, Tung lalu dibunuh pada kudeta November 1963. Nhu dan Tung sebelumnya telah menyiapkan kudeta dan kontra-kudeta palsu untuk mendemonstrasikan kekuatan rezim Nhu. Namun, keduanya tidak menyadari bahwa Jenderal Tôn Thất Đính, yang merencanakan operasi palsu tersebut, terlibat dalam rencana kudeta yang sebenarnya. Đính berhasil mengecoh Tung agar mengirim pasukannya ke wilayah pedesaan, sehingga meninggalkan rezim Nhu di Saigon tanpa perlindungan pasukan khusus. Hal tersebut pun membuat rezim Nhu dapat digulingkan dengan mudah.