![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Uremic_frost_on_forehead_and_scalp_of_young_Afro-Caribbean_male.jpg/640px-Uremic_frost_on_forehead_and_scalp_of_young_Afro-Caribbean_male.jpg&w=640&q=50)
Gagal ginjal kronis
kondisi medis / From Wikipedia, the free encyclopedia
Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah jenis penyakit ginjal yang mana terdapat kehilangan fungsi ginjal secara bertahap selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun.[3][1] Pada awalnya, gangguan ini tidak menimbulkan gejala, seiring waktu gejalanya mungkin termasuk pembengkakan kaki, merasa lelah, muntah, kehilangan nafsu makan, dan kebingungan.[3] Komplikasi termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit tulang, dan anemia.[4][5][10]
![]() | Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Gagal ginjal kronis | |
---|---|
![]() | |
Kristal urea atau uremic frost pada kepala pada seseorang dengan penyakit ginjal kronis | |
Informasi umum | |
Nama lain | Penyakit ginjal kronis, gagal ginjal, gangguan fungsi ginjal |
Spesialisasi | Nefrologi |
Penyebab | Diabetes, tekanan darah tinggi, glomerulonefritis, penyakit ginjal polikistik, asam urat[1][2] |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Awal: Tidak ada[3] Berikutnya: pembengkakan kaki, merasa lelah, muntah, kehilangan nafsu makan, kebingungan[3] |
Komplikasi | penyakit jantung, tekanan darah tinggi, anemia[4][5] |
Durasi | Jangka panjang[1] |
Diagnosis | Tes darah, tes urin[6] |
Perawatan | Obat untuk mengelola tekanan darah, gula darah, dan menurunkan kolesterol, terapi penggantian ginjal, transplantasi ginjal[7][8] |
Distribusi dan frekuensi | |
Prevalensi | 753 juta (2016)[9] |
Kematian | 1,2 juta (2015)[2] |
Penyebab penyakit ginjal kronis termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, glomerulonefritis, dan penyakit ginjal polikistik.[1][2] Faktor risiko termasuk riwayat keluarga dengan penyakit ginjal kronis.[3] Diagnosis dilakukan dengan tes darah untuk mengukur perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR), dan tes urin untuk mengukur albumin.[6] Ultrasonografi atau biopsi ginjal dapat dilakukan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.[1] Beberapa sistem penjenjangan berbasis keparahan tetap digunakan.[11][12]
Penapisan pada orang-orang yang memiliki faktor risiko dianjurkan pada pedoman.[6] Pengobatan awal mungkin termasuk obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.[8] Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) atau antagonis reseptor angiotensin II (ARB) pada umumnya merupakan agen lini pertama untuk pengendalian tekanan darah, karena obat-obat tersebut memperlambat perkembangan penyakit ginjal dan risiko penyakit jantung.[13] Loop diuretik dapat digunakan untuk mengontrol edema dan, jika perlu, untuk menurunkan tekanan darah lebih lanjut.[8][14][15] Penggunaan NSAID harus dihindari.[8] Langkah-langkah lain yang direkomendasikan termasuk tetap aktif, dan perubahan diet tertentu seperti diet rendah garam dan jumlah protein yang tepat.[8][16] Pengobatan untuk anemia dan penyakit tulang juga mungkin diperlukan.[17][18] Penyakit berat memerlukan hemodialisis, dialisis peritoneum, atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.[7]