Ducati Corse S.r.l. merupakan bagian dari pabrikan sepeda motor Ducati yang merupakan divisi yang menangani seluruh kegiatan otomotif dari pabrikan motor asal Italia tersebut. Saat ini Ducati Corse dipimpin oleh Claudio Domenicali dengan pembagian tugas untuk bagian MotoGP kepada Vittoriano Guareschi dan tugas untuk bagian World Superbike kepada Ernesto Marinelli. Ducati Corse sendiri bermarkas di kota Bologna, Italia, dengan jumlah karyawan lebih dari 100 orang (10% diantaranya berasal dari induk perusahaan yaitu Ducati).[1] Ducati Corse saat ini berkompetisi di ajang MotoGP dan World Superbike serta kejuaraan taraf nasional lainnya.
Subsidiary | |
Didirikan | 1954 |
Kantor pusat | , |
Tokoh kunci | Claudio Domenicali, Ducati Corse CEO Vittoriano Guareschi, Team Principal Ducati MotoGP Ernesto Marinelli, Team Principal Ducati WSBK |
Induk | Ducati Motor Holding S.p.A |
Situs web | Ducati Corse |
Organisasi
Dalam hal struktur organisasi, tim ini dibagi menjadi empat divisi, yaitu Divisi Pengembangan dan Teknik, Divisi Olahraga, Divisi Komersial, dan Divisi Pemasaran dan Humas.[1]
Divisi Pengembangan dan Teknik
Di Divisi Pengembangan, Ducati Corse membagi dua lagi subdivisi mereka yaitu divisi yang khusus menangani sepeda motor untuk balapan di ajang MotoGP dan World Superbike. Kedua subdivisi ini terkenal akan pendekatan inovasi yang tinggi dan mampu bekerja dengan dua inovasi yang berbeda, seperti misalnya di subdivisi MotoGP, dua tim berbeda ditugaskan untuk membuat dua jenis mesin motor yang berbeda, yaitu tipe big-bang[2] dan tipe screamer.[3]
Divisi Olahraga
Bagian divisi ini khusus menangani semua kebutuhan logistik yang diperlukan saat berlangsungnya sebuah kompetisi olahraga, baik itu MotoGP maupun WSBK.
Divisi Komersial
Divisi Komersial dan Ducati Corse bertanggung jawab untuk melayani tim-tim privateer/satelit di ajang MotoGP dan WSBK dengan sepeda motor dan suku cadangnya, termasuk juga pelayanan konsultasi dan teknik dalam dua ajang balapan motor paling bergengsi tersebut. Ducati sendiri sejak musim 2004 juga membuka diri untuk melayani kebutuhan tim-tim satelit di ajang MotoGP.
Divisi Pemasaran dan Humas
Di divisi ini, Ducati berusaha untuk menciptakan citra yang positif di mata masyarakat, termasuk juga bagaimana caranya menjaring calon-calon sponsor baru yang berminat untuk bergabung bersama Ducati baik di ajang MotoGP maupun WSBK. Khusus untuk subdivisi MotoGP sendiri, mereka sangat berhubungan erat dengan tim Scuderia Ferrari (FIAT Group), karena itulah bisa kita lihat sponsor-sponsor yang ada di sepeda motor Ducati MotoGP sama dengan sponsor-sponsor yang ada di mobil F1 tim Ferrari. Divisi ini juga menangani penjualan souvenir resmi tim dan semua hal yang berhubungan dengan penggemar.[1]
Sejarah di ajang MotoGP
Awal mula
Ducati sebenarnya telah mengikuti ajang balapan MotoGP sejak tahun 1960-an. Sayangnya ketika peraturan teknik MotoGP berubah di awal 1970-an menjadi peraturan mesin dua tak 500cc, Ducati lantas mengundurkan diri dari ajang MotoGP. Mereka lantas kemudian menunggu perkembangan regulasi di ajang MotoGP yang memungkinkan bagi mereka untuk bisa berpartisipasi lagi pada masa yang akan datang.
Ketika peraturan teknik MotoGP berubah menjadi pemakaian mesin wajib 4 tak pada tahun 2002, Ducati kemudian menyatakan diri tertarik untuk mengikuti ajang MotoGP. Ducati lantas memperkenalkan sepeda motor Ducati Desmosedici di GP Italia 2002 di Mugello, yang menurut rencana akan mereka gunakan di musim 2003. Desmosedici sendiri berarti: distribusi desmodromic dengan 16 valves dalam bahasa Italia.[4] Tahun 2003 Ducati resmi memasuki ajang MotoGP dan mereka didukung penuh oleh sponsor Marlboro yang baru saja membelot dari tim
Nama resmi | Ducati Lenovo Team |
---|---|
Kantor pusat | Borgo Panigale, Bologna, Italy |
Pimpinan tim | General Manager: Luigi Dall'Igna Project Director: Paolo Ciabatti |
Rider | 23. Enea Bastianini 63 Francesco Bagnaia 51. Michele Pirro (test rider) |
Sepeda motor | Ducati Desmosedici GP21 |
Ban | Michelin |
Juara rider | 1 2007 - Casey Stoner |
Yamaha.[4] Sponsorship rokok sendiri belakangan kemudian dilarang di seluruh ajang olahraga, namun Marlboro tetap berkeras bertahan bersama Ducati (dan juga Scuderia Ferrari) sekalipun harus tampil dengan tampilan barcode polos.
2003-2006: Era pembangunan
Debut Ducati dengan dua pembalapnya yaitu Loris Capirossi dan Troy Bayliss di ajang MotoGP dimulai di GP Jepang 2003 di sirkuit Suzuka, Jepang, dan di balapan tersebut Ducati langsung meraih podium.[5] Di GP Catalunya di sirkuit Barcelona, Capirossi bahkan berhasil menang setelah pemimpin balapan dari tim Repsol Honda yaitu Valentino Rossi terjatuh.[6] Setelah itu berturut-turut podium mampu diraih Ducati sampai akhir musim. Capirossi secara umum berada di P4 klasemen akhir dan Bayliss berada di P6. Ducati sendiri mampu berada di P2 klasemen konstruktor di bawah Honda dan diatas Yamaha.
Musim 2004 dengan masih diperkuat duet Capirossi dan Bayliss, Ducati mencoba memodifikasi ulang motornya dengan harapan bisa menjadi penantang juara dunia yang sesungguhnya. Namun Ducati hanya mampu meraih posisi podium saja di musim 2004 tersebut, sekalipun motor Desmosedici sukses menjadi motor tercepat dalam sesi tes IRTA di sirkuit Catalunya dengan kecepatan 347km/j ditangan Loris Capirossi.
Musim balapan 2005 posisi Troy Bayliss di Ducati digantikan oleh pembalap veteran Carlos Checa.[7] Ducati juga beralih pasokan ban ke Bridgestone.[8] Perbaikan demi perbaikan yang Ducati lakukan akhirnya kembali berhasil mengantar Loris Capirossi meraih podium kemenangan di Motegi, Jepang[9][10] dan Sepang, Kuala Lumpur. Checa sendiri masih kalah jauh ketimbang Capirex dan hanya mampu meraih posisi minimal podium ketiga.
Musim 2006 Ducati mengontrak Sete Gibernau untuk menggantikan posisi Carlos Checa.[11] Setelah tampil secara impresif di tes musim dingin, Ducati melalui tangan Loris Capirossi akhirnya mampu memenangi balapan pembuka musim 2006 di Jerez, Spanyol.[12][13] Ia kemudian sempat memimpin klasemen sebelum akhirnya ketika balapan GP Barcelona Capirossi dan Gibernau mengalami kecelakaan saat start. Kedua pembalap lantas mengalami cedera dan dilarikan ke rumah sakit. Capirex yang masih mengalami kesakitan kemudian tampil buruk di Assen, Belanda dan Gibernau yang cedera untuk sementara digantikan Alexander Hoffman.[14] Kondisi Gibernau yang masih cedera sampai balapan terakhir akhirnya membuat Ducati memanggil Troy Bayliss yang saat itu berkompetisi di ajang World Superbike untuk balapan di seri terakhir di Valencia.[14] Secara mengejutkan Bayliss tampil luar biasa dengan meraih pole dan kemudian mampu menerjemahkannya menjadi kemenangan manis bagi Ducati di akhir musim 2006 dengan Loris Capirossi yang berhasil finish P2, sekaligus menjadi finish 1-2 pertama Ducati di ajang MotoGP.[15][16]
2007-2010: Era Casey Stoner
Musim 2007 kapasitas mesin MotoGP diturunkan dari 990cc menjadi 800cc.[17] Ducati lantas bergerak cepat, dimana sejak awal Agustus 2006 mereka telah membangun 20 tipe mesin 800cc dengan berbagai variasi (merujuk pada insinyur senior Ducati, Filippo Preziosi).[18] Ducati kemudian merekrut pembalap muda Australia, Casey Stoner dan mantan direktur teknis F1 Alan Jenkins untuk menangani motor mereka,[19] sementara Loris Capirossi sendiri masih tetap bertahan dalam tim. Debut Stoner di Ducati berakhir manis dengan kemenangan luar biasa di seri perdana di Losail, Qatar.[20][21] Stoner kemudian menambahkan catatan kemenangannya di Turki, China, Catalunya, Inggris, AS, Ceko, dan San Marino yang kemudian mengantarkannya menjadi juara dunia MotoGP untuk pertama kalinya, baik bagi dirinya maupun bagi tim Ducati.[22] Stoner lantas menambahkan dua kemenangan lain di Australia dan Malaysia. Satu-satunya lawan serius bagi Stoner adalah pembalap Repsol Honda, Daniel Pedrosa, yang sayangnya ia lebih banyak tampil angin-anginan sepanjang musim. Sementara itu Loris Capirossi hanya berhasil meraih satu kali kemenangan saja yaitu di Jepang (seri dimana Stoner memastikan diri sebagai juara dunia 2007), sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke tim Suzuki mulai musim 2008. Motor Ducati GP7 sendiri selain tercatat sebagai motor tercepat di ajang MotoGP 2007 dengan kecepatan maksimal 337km/h juga terkenal sebagai motor dengan sisi aerodinamika paling baik, sampai membuat pembalap Yamaha Valentino Rossi terkagum-kagum dengan performa motor tersebut.
Musim 2008 Stoner masih menjadi favorit untuk mempertahankan gelar juara dunianya bersama Ducati. Ducati juga kemudian merekrut Marco Melandri untuk menggantikan Loris Capirossi yang hengkang ke Suzuki.[23] Sepanjang musim 2008 Stoner berhasil menang di Qatar, Inggris, Jerman, Australia, dan Valencia. Namun kegagalan yang dialami Stoner di Ceko dan San Marino memupus harapannya untuk bisa mempertahankan gelar juara dunia dan ia kalah dari Valentino Rossi. Sementara itu Melandri tampak kesulitan untuk mengendarai motor Desmosedici GP8 dan akhirnya tim Ducati memutuskan untuk memutus kontrak Melandri lebih cepat dari durasi yang sebenarnya yaitu dua musim pada akhir tahun 2008.[23] Posisi Melandri sendiri kemudian digantikan oleh mantan juara dunia Nicky Hayden.[23][24]
Musim 2009 Casey Stoner masih bertahan bersama Ducati dan ditemani oleh Nicky Hayden,[25] dan Marco Melandri pindah ke tim satelit Kawasaki.[26] Stoner mengalami masalah kesehatan di pertengahan musim (diduga ia mengalami anemia dan masalah tenggorokan), dan posisinya kemudian digantikan oleh pembalap Finlandia, Mika Kallio.[27][28] Stoner lantas kembali membalap di seri Portugal dan berhasil meraih gelar juara di seri Australia[29] dan Malaysia[30] sebelum ia memutuskan untuk kembali absen di seri terakhir 2009 di Valencia. Hayden sendiri posisi finish terbaiknya hanya P3 di seri Indianapolis.
Musim 2010 Stoner dan Hayden masih bertahan di tim Ducati Marlboro. Di paruh pertama, Stoner tampaknya kesulitan menguasai motor Ducatinya, karena ia lebih banyak tampil angin-anginan. Stoner baru bisa menunjukan tajinya di paruh musim kedua 2010 dengan memenangi tiga seri lomba di Aragon,[31] Jepang, dan Australia. Sementara Nicky Hayden hanya sekali mencatat posisi podium yaitu di seri Aragon setelah Andrea Dovizioso jatuh 100 meter menjelang finish.[31] Stoner sendiri dipastikan pindah ke tim Repsol Honda mulai musim 2011 dan posisinya digantikan oleh Valentino Rossi.[32]
2011-2012: Era Valentino Rossi
Merujuk pada buku biografi Valentino Rossi berjudul What Ff I Had Never Tried It, Rossi menyatakan bahwa Ducati sebenarnya telah mengincar dirinya sejak pertengahan musim 2003 dimana saat itu Rossi tidak puas dengan standar kerja yang ada di tim Repsol Honda. Namun Rossi kemudian menolak tawaran Ducati karena ia berpendapat bahwa tim dengan gaya kerja beraroma kekeluargaan tidak sesuai dengan gaya kerja Rossi yang perfeksionis.[33] Kemudian pada pertengahan 2009 isu tersebut muncul kembali seiring mulai tergusurnya dominasi Rossi di Yamaha oleh Jorge Lorenzo. Pada 15 Agustus 2010, usai GP Ceko, Rossi akhirnya dipastikan akan membalap untuk Ducati Marlboro mulai musim 2011 dan ia akan bertandem kembali dengan Nicky Hayden yang sempat menemaninya di Repsol Honda pada musim 2003.[34][35]
Di seri pertama, yang berlangsung di Losail, Qatar, Rossi hanya finish ke-7. Di seri berikutnya Rossi tampil dahsyat start dari P12 langsung naik ke P4, lalu berhasil menyalip Jorge Lorenzo di depannya, di lap ke-6, Rossi terpeleset dan motornya terseret dan motor Repsol Honda milik Stoner tidak bisa menghindar dan menabrak motor Rossi. Rossi masih bisa melanjutkan balapan, sedangkan Stoner DNF. Di Portugal, Rossi nyaris finish di P4 sebelum kemudian Andrea Dovizioso berhasil menyalipnya tepat di garis finish. Di Prancis, Rossi memberikan podium keduanya bagi Ducati setelah yang pertama di Jerez, diraih oleh Nicky Hayden. Selanjutnya Rossi selalu finish di luar podium dan akhirnya di Jepang, ia terjatuh setelah motor duo Yamaha, Jorge Lorenzo dan Ben Spies, memepetnya. Di Australia lagi-lagi DNF karena terpeleset setelah menyalip Alvaro Bautista. Di Sepang terjadi kecelakaan horor yang melibatkan Valentino Rossi, Marco Simoncelli, dan Colin Edwards. Akibat kecelakaan itu Marco Simoncelli meninggal dunia. Di seri terakhir, Rossi kembali DNF karena tertabrak motor Bautista dan menyeret Randy De Puniet dan Nicky Hayden. Posisi akhir klasemen Rossi adalah di P7 klasemen dengan 139 poin.
Di seri pertama musim 2012, lagi-lagi Rossi hanya finish di P10 di seri pembuka, Losail. Di seri berikutnya di Jerez, ia hanya finish ke-9. Tim Ducati mengakhiri musim 2012 menempati urutan ke-4 klasemen dengan dua kali podium runner-up yang keduanya disumbangkan oleh Rossi.[36]
2013-2020, Era Dovizioso
Andrea Dovizioso resmi bergabung di tim Ducati mulai musim 2013 hingga 2020. Selama karirnya di Ducati, Dovizioso berkali-kali berganti rekan satu tim, mulai dari Hayden (2013), Cal Crutchlow (2014), Andrea Iannone (2015-2016), Jorge Lorenzo (2017-2018), dan Danilo Petrucci (2019-2020). Tujuh musim membela Ducati, Dovizioso selalu menjadi rider terbaik Ducati, dengan capaian terbaiknya menjadi peringkat kedua di klasemen selama tiga musim berturut-turut (2017 hingga 2019). Di musim terakhirnya, Dovizioso membawa Ducati meraih gelar juara dunia Konstruktor untuk kedua kali.
Sejarah di ajang WSBK
Ducati telah berpartisipasi di ajang World Superbike dari tahun 1988 sampai tahun 2010. Ducati menggunakan mesin 1000cc V-twin yang kemudian mengantarkan pabrikan Italia ini mendominasi ajang WSBK di pertengahan 1990-an, diawali gelar juara dunia pertama dari Raymond Roche pada tahun 1990 dan kemudian masa keemasan datang saat Ducati berhasil meraih empat gelar juara dunia dari Carl Fogarty yang diraih di musim 1994-1995 dan 1998-1999. Kemudian pembalap Australia Troy Corser berhasil menjadi juara dunia WSBK bersama Ducati di musim 1996 dan Troy Bayliss yang menjadi juara dunia di 2001.
Pada musim 2003, Ducati mulai mengalihkan fokus mereka ke ajang MotoGP yang baru saja memberlakukan mesin empat tak.[37] Namun Ducati sendiri masih tetap mendominasi ajang WSBK di musim 2003 dengan memenangi 20 dari 24 lomba WSBK (satu even WSBK menggelar dua kali sesi balapan). Neil Hodgson memenangi gelar 2003 dan kemudian disusul oleh James Toseland di musim 2004 dengan mengalahkan pembalap Honda, Chris Vermeulen.
Musim 2006, Troy Bayliss kembali ke ajang WSBK setelah tiga tahun berkarier di ajang MotoGP. Sekali lagi duet Bayliss dan Ducati kembali mendominasi ajang WSBK dengan memenangi 12 lomba. Selanjutnya di musim 2007, dengan motor baru Ducati 1098, Bayliss gagal mempertahankan gelarnya dan hanya mampu finish di P4 klasemen. Musim 2008 Ducati memodifikasi motor 1098 menjadi 1098R yang telah dihomologasi oleh FIM dengan standar mesin baru dua silinder 1200cc.[38] Bayliss kemudian memenangi gelar juara dunianya yang ketiga di musim 2008, dan kemudian pensiun di akhir musim setelah 10 musim membalap bersama Ducati (kecuali di 2005 saat ia membalap di ajang MotoGP bersama tim Sito Pons Honda).
Musim 2009 posisi Bayliss di tim Ducati pabrikan digantikan oleh pembalap asal Jepang Noriyuki Haga yang bertandem bersama Michel Fabrizio.[39] Haga mempertunjukan kemampuan terbaiknya saat mendominasi musim bersama Ducati sebelum akhirnya kalah tipis 6 poin dalam klasemen dari Ben Spies (Yamaha). Michel Fabrizio sendiri finish P3 dalam klasemen pembalap. Untuk musim 2010 duet Haga dan Fabrizio masih bertahan di tim Ducati pabrik, namun pengumuman besar dibuat oleh Ducati pada 27 Agustus 2010 bahwa mereka tidak akan berkompetisi lagi di ajang WSBK pada musim 2011, setelah selama 23 musim mereka mampu mendominasi WSBK dengan total raihan gelar 29 kali (dari pembalap dan juga konstruktor). Namun Ducati sendiri tidak sepenuhnya keluar dari WSBK, karena mereka masih akan memasok motor dan mesin bagi tim-tim privateer.[40]
Statistik
Prestasi tim MotoGP
- 2007 - Juara Dunia Nersama Casey Stoner
- 2020 - Juara Dunia Konstruktor
- 2022 - Juara Dunia Bersama Francesco Bagnaia
- 2023 - Juara Dunia Bersama Francesco Bagnaia
- 2022 - Juara Dunia Konstruktor
- 2022 - Juara Dunia Team
Prestasi tim WSBK
- 1990 - Juara dunia bersama Raymond Roche
- 1991-1992 - Juara dunia bersama Doug Polen
- 1994-1995 - Juara dunia bersama Carl Fogarty
- 1996 - Juara dunia bersama Troy Corser
- 1998-1999 - Juara dunia bersama Carl Fogarty
- 2001 - Juara dunia bersama Troy Bayliss
- 2003 - Juara dunia bersama Neil Hodgson
- 2004 - Juara dunia bersama James Toseland
- 2006 - Juara dunia bersama Troy Bayliss
- 2008 - Juara dunia bersama Troy Bayliss
Catatan kaki
Pranala luar
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.