Bahasa Indonesia Peranakan atau Bahasa Peranakan adalah bahasa kreol yang dituturkan orang Peranakan.[3] Penuturnya tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.[4] Bahasa ini merupakan bahasa kreol, karena pada dasarnya merupakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang tercampur unsur-unsur bahasa Tionghoa di dalamnya, terutama dari bahasa Hokkien.
Fakta Singkat Dituturkan di, Wilayah ...
Tutup
Bahasa Peranakan umumnya dipergunakan pada periode sebelum 1945. Setelah tahun 1945, para penuturnya beralih menggunakan bahasa Jawa dalam situasi rumah dan lingkungan sekitar dan bahasa Indonesia untuk situasi resmi dan tulisan.[5]
Bahasa Peranakan menunjukkan ciri-ciri bahasa sebagai berikut:[5]
- Akhiran -in sebagai padanan akhiran -kan dan -i dalam bahasa Indonesia, contoh naikin untuk naikkan.
- Akhiran -ken, berasal dari perubahan fonem -kan, contoh: salahken (salahkan).
- Konstruksi demonstrative adjective + noun, contoh itoe waktoe (waktu itu).
- Konstruksi punya, seperti saya punya ibu (ibu saya).
- Konstruksi ada + verb, contoh Ia ada jadi kaponakan Ali (Dia adalah keponakan Ali).
- Konstruksi bikin + verba untuk verba kausatif, contoh bikin jatuh ((meng-)jatuhkan).
- Kata yang sebagai kata hubung, contoh "pangeran-moe barangkali kira yang dia lebih senang...." (Pangeranmu barangkali kira dia lebih senang...).
- Kata bukan sebagai partikel negasi, alih-alih sebagai negasi kata benda, contoh bukan dipaksa (tidak dipaksa).
Contoh beberapa kata bahasa Indonesia Peranakan adalah:
- cepek: seratus
- iso: bisa/dapat
- sek: dulu/terlebih dahulu
- taci: kakak perempuan
- bibik: bibi
- pasat: pasar
- kamguan: beruntung
Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Dituturkan orang Tionghoa