B. J. Habibie
Presiden Indonesia ke-3 (1998–1999) dan Wakil Presiden Indonesia ke-7 (1998) / From Wikipedia, the free encyclopedia
Prof. Dr.-Ing. Ir. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng.[1] (25 Juni 1936 – 11 September 2019 )[2][a] adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998.[3][4] Sebelum memasuki dunia politik, Habibie dikenal luas sebagai seorang profesor dan ilmuwan dalam teknologi aviasi internasional dan satu-satunya presiden Indonesia hingga saat ini yang berlatarbelakang teknokrat.
Bacharuddin Jusuf Habibie | |
---|---|
Presiden Indonesia ke-3 | |
Masa jabatan 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999 | |
Wakil Presiden | Tidak ada |
Wakil Presiden Indonesia ke-7 | |
Masa jabatan 11 Maret 1998 – 21 Mei 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia ke-4 | |
Masa jabatan 29 Maret 1978 – 11 Maret 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Kepala Badan Pengusahaan Batam ke-3 | |
Masa jabatan Maret 1978 – Maret 1998 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 25 Juni 1936 Afdeeling Parepare, Celebes, Hindia Belanda |
Meninggal | 11 September 2019(2019-09-11) (umur 83) Jakarta, Indonesia |
Sebab kematian | Gagal jantung |
Makam | Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta |
Kebangsaan | |
Partai politik | Golkar |
Suami/istri | |
Hubungan | Junus Effendi Habibie (Adik Kandung) |
Anak |
|
Orang tua | |
Alma mater | |
Profesi |
|
Tanda tangan | |
Sunting kotak info • L • B | |
| ||
---|---|---|
Presiden Indonesia Kebijakan Keluarga
|
||
B.J. Habibie kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid[5] (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari (sebagai wakil presiden) dan juga selama 1 tahun dan 5 bulan (sebagai presiden), B. J. Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek.[6] B. J. Habibie merupakan presiden Indonesia pertama yang terlahir di luar Jawa dan berasal dari etnis Bugis[7][8][9]-Gorontalo[10][11] dari garis keturunan ayahnya yang berasal dari Kabila, Gorontalo dan etnis Jawa dari ibunya yang berasal dari Yogyakarta.[12]
Saat ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah membangun Monumen B.J. Habibie di depan pintu gerbang utama Bandar Udara Djalaluddin, di Kabupaten Gorontalo.[13][14] Selain itu, masyarakat Provinsi Gorontalo pun sempat mengusulkan nama B.J. Habibie digunakan sebagai nama universitas negeri setempat, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo yang masih digunakan.