Pengguna:Haikal FK 1705/Bak artikel
From Wikipedia, the free encyclopedia
Bahasa Sunda Klasik[3][4] atau Bahasa Sunda Peralihan[3] (juga disebut sebagai Basa Sunda Mangsa II atau dapat dialihbahasakan menjadi Bahasa Sunda Masa II)[5] adalah sebuah bentuk transisi bahasa Sunda antara bahasa Sunda Kuno dengan bahasa Sunda Modern. Bahasa Sunda Klasik mulai dipertuturkan dan digunakan dalam penulisan naskah-naskah pada abad ke-17 hingga abad ke-18 (sekitar 1600-1800 Masehi).[3]
Bahasa Sunda Klasik
Basa Sunda Klasik ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮊᮣᮞᮤᮊ᮪ Bahasa Sunda Peralihan Basa Sunda Mangsa II | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Wilayah | bagian barat pulau Jawa | ||||||||
Era | Berkembang menjadi bahasa Sunda Modern Awal menjelang abad ke-19. | ||||||||
| |||||||||
Sunda Kuno • Pegon • Cacarakan • Latin | |||||||||
Kode bahasa | |||||||||
ISO 639-3 | – | ||||||||
Linguasfer | 31-MFN-aa | ||||||||
| |||||||||
Portal Bahasa | |||||||||
L • B • PW | |||||||||
Bahasa Sunda Zaman Klasik (Peralihan) merupakan tahapan lanjutan dari bahasa Sunda Kuno.[6] Hal ini dapat dilihat di antaranya dalam naskah Carita Waruga Guru. Kosakata yang digunakan dalam naskah tersebut bukanlah kosakata yang arkais (kuno) sebagaimana terdapat dalam bahasa Sunda Kuno. Bahasa Sunda Klasik sangat dipengaruhi oleh bahasa Arab sebagai akibat dari dominasi agama Islam pada masyarakat Sunda masa itu.[7]