Pedro Álvares Cabral
komandan militer dan penjelajah Portugis (c.1467/8 – c.1520) / From Wikipedia, the free encyclopedia
Pedro Álvares Cabral[upper-alpha 1] (pengucapan bahasa Portugis: [ˈpeðɾu ˈaɫvɐɾɨʃ kɐˈβɾaɫ] atau bahasa Portugis Brasil: [ˈpedɾu ˈawvaɾis kaˈbɾaw]; c. 1467 atau 1468 – c. 1520) adalah seorang penjelajah, navigator, komandan militer, dan bangsawan Portugis yang dipandang sebagai penemu Brasil. Cabral melakukan eksplorasi besar yang pertama di pesisir timur laut Amerika Selatan dan mengklaimnya untuk Portugal. Meskipun detail dari kehidupan awal Cabral tidak jelas, ia diketahui berasal dari suatu keluarga bangsawan rendah dan menerima pendidikan yang baik. Ia ditunjuk sebagai pimpinan suatu ekspedisi ke India pada tahun 1500, setelah dibukanya rute baru oleh Vasco da Gama di sekitar Afrika. Tujuannya adalah agar dapat kembali dengan rempah-rempah berharga dan membangun hubungan perdagangan di India—untuk memotong jalur monopoli perdagangan rempah-rempah yang dikuasai para pedagang Arab, Turki, dan Italia. Meskipun ekspedisi sebelumnya yang dilakukan Vasco da Gama ke India, sesuai rute lautnya, mencatat tanda-tanda adanya daratan di bagian barat Samudra Atlantik selatan (pada tahun 1497), Cabral dipandang sebagai kapten pertama yang pernah menjamah empat benua, memimpin ekspedisi pertama yang mempertemukan Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia.[2]
Pedro Álvares Cabral | |
---|---|
Lahir | 1467 atau 1468 Belmonte, Portugal |
Meninggal | 1520 – 1467; umur -54–-53 tahun Santarém, Portugal |
Nama lain |
|
Pekerjaan | Komandan armada kapal untuk Portugal |
Suami/istri | Isabel de Castro |
Anak |
|
Armada lautnya yang terdiri dari 13 kapal berlayar jauh ke Samudra Atlantik barat, mungkin disengaja, menuju tempat ia melakukan pendaratan pada apa yang awalnya ia anggap sebagai sebuah pulau besar. Karena daratan baru tersebut berada dalam ruang lingkup Portugis berdasarkan Perjanjian Tordesillas, Cabral mengklaimnya untuk Kerajaan Portugis. Ia menjelajahi pesisirnya, menyadari bahwa daratan luas itu kemungkinan sebuah benua, dan mengirim satu kapal untuk memberitahukan penemuan wilayah baru itu kepada Raja Manuel I. Benua tersebut adalah Amerika Selatan, dan daratan yang telah ia klaim untuk Portugal kelak dikenal sebagai Brasil. Armada lautnya mengangkut perbekalan dan kemudian berbalik ke arah timur untuk melanjutkan perjalanan menuju India.
Badai di Atlantik selatan menyebabkan ia kehilangan sejumlah kapal, dan enam kapal yang tersisa pada akhirnya bertemu di Selat Mozambik sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kalikut di India. Cabral mulanya berhasil menegosiasikan hak-hak perdagangan, namun para pedagang Arab melihat ekspedisi Portugal sebagai ancaman bagi monopoli mereka serta mencetuskan suatu serangan gabungan oleh kaum Arab dan India pada entrepôt Portugis. Banyak korban jatuh di pihak Portugis dan fasilitas-fasilitas mereka hancur. Cabral membalasnya dengan menjarah dan membakar armada kapal Arab, lalu membombardir kota tersebut sebagai pembalasan karena penguasanya tidak memberikan penjelasan mengenai serangan tak terduga itu. Dari Kalikut ekspedisi Portugis berlayar menuju Kerajaan Cochin, negara kota India lainnya; Cabral menjalin persahabatan dengan penguasa kerajaan itu dan memuati kapal-kapalnya dengan rempah-rempah yang dicari sebelum kembali ke Eropa. Meskipun kehilangan cukup banyak kapal dan nyawa manusia, pelayaran Cabral dianggap sebagai suatu kesuksesan sekembalinya ia ke Portugal. Keuntungan luar biasa yang dihasilkan dari penjualan rempah-rempah memperkuat keuangan Kerajaan Portugis dan membantu meletakkan dasar dari suatu Imperium Portugal yang kelak membentang dari Benua Amerika hingga Timur Jauh.[upper-alpha 2]
Di kemudian hari Cabral dilangkahi, mungkin sebagai akibat dari percekcokan dengan Manuel I, ketika suatu armada baru dihimpun untuk membangun keberadaan yang lebih kuat di India. Karena kehilangan dukungan sang raja, ia mengundurkan diri untuk menjalani suatu kehidupan pribadi, yang tentangnya hanya terdapat sedikit catatan yang masih terlestarikan. Pencapaian-pencapaiannya kebanyakan menghilang dalam ketidakjelasan selama lebih dari 300 tahun. Beberapa dasawarsa setelah kemerdekaan Brasil dari Portugal pada abad ke-19, reputasi Cabral mulai direhabilitasi oleh Kaisar Pedro II dari Brasil. Para sejarawan telah lama memperdebatkan apakah Cabral adalah penemu Brasil, dan apakah penemuan itu terjadi secara kebetulan atau terencana. Pertanyaan pertama telah terjawab melalui hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa kehadiran-kehadiran singkat para penjelajah sebelum Cabral di sana jelas disadari pada saat itu, tetapi tidak memberikan kontribusi apapun pada perkembangan masa depan dan sejarah daratan yang kelak menjadi Brasil, satu-satunya negara berbahasa Portugis di Benua Amerika. Mengenai pertanyaan kedua, tidak ada konsensus definitif yang telah terbentuk, dan hipotesis penemuan terencana tidak memiliki bukti kuat. Namun demikian, kendati ia dibayang-bayangi oleh para penjelajah sezamannya, saat ini Cabral dipandang sebagai seorang tokoh utama Abad Penjelajahan.