Kabupaten Garut

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Kabupaten Garut

Kabupaten Garut (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮌᮛᮥᮒ᮪) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di bagian selatan provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Tarogong Kidul. Kabupaten Garut berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di bagian utara, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka di bagian timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di bagian barat.

Fakta Singkat Transkripsi bahasa daerah, • Aksara Sunda ...
Kabupaten Garut
Transkripsi bahasa daerah
  Aksara Sundaᮌᮛᮥᮒ᮪
Thumb
Thumb
Thumb
Thumb
Dari kiri, ke kanan: Aliran Sungai Cikaengan, Gunung Cikuray dari Cisurupan, Pantai Sayang Heulang, dan Situ Cangkuang
Thumb
Thumb
Julukan: 
  • Kota Domba
  • Kota Intan
  • Swiss Van Java
Motto: 
Tata tengtrem kerta raharja
(Sunda) Tertib, tenteram, sejahtera, dan berkecukupan
Thumb
Peta
Thumb
Garut
Peta
Thumb
Garut
Garut (Jawa Barat)
Thumb
Garut
Garut (Jawa)
Thumb
Garut
Garut (Indonesia)
Koordinat: 7.20469407°S 107.88758994°E / -7.20469407; 107.88758994
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri16 Februari 1813;
212 tahun lalu
 (1813-02-16)
Dasar hukumPeraturan Daerah Kabupaten Garut №30/2011
Ibu kotaTarogong Kidul
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 42
  • Kelurahan: 21[1]
  • Desa: 424
Pemerintahan
  BupatiAbdusy Syakur Amin
  Wakil BupatiLuthfianisa Putri Karlina
  Sekretaris DaerahNurdin Yana
  Ketua DPRDEuis Ida Wartiah
Luas
  Total3.065,19 km2 (1,183,48 sq mi)
Populasi
  Total2.482.302
  Kepadatan810/km2 (2,100/sq mi)
Demografi
  Agama
  • 98,83% Islam
  • 0,01% Buddha
  • 0,01% Hindu
  • 0,01% Lainnya[4]
  BahasaSunda
Indonesia
  IPM 67,41 (2022)
sedang[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3205
Kode area telepon+62 262
Pelat kendaraanZ xxxx
Kode Kemendagri32.05
PADRp538.398.717.097 (27 Desember 2021)[6]
DAURp1.876.965.358.000.000,00- (2020)
Situs webwww.garutkab.go.id
Tutup

Sejarah

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Hotel Ngamplang pada tahun 1920-an.

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibu kotanya dipindahkan ke Garut kini karena sering kali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibu kota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813–1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibu kota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Cimanuk.

Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibu kotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, telah muncul ide untuk nama kabupaten baru, yaitu "Garut". Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari.

Geografi

Ringkasan
Perspektif
Titik ekstrem Kabupaten Garut
Barat7°27′44.3″S 107°25′13.2″ECimahi, Caringin, Garut
Selatan7°44′25.8″S 107°52′29.5″ESancang, Cibalong, Garut
Timur7°3′3.6″S 108°8′8.4″EMalangbong, Malangbong, Garut
Utara6°56′44.62″S 107°54′57.4″EPangeureunan, Balubur Limbangan, Garut

Luas wilayah Kabupaten Garut adalah 3.065,19 km2.[7] Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.

Iklim dan Cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari "klasifikasi iklim Koppen". Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500–4000mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C – 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572mm/tahun.[butuh rujukan] Dalam sehari intensitas hujan yang melanda Kabupaten Garut melebihi 200mm.[8] Adapun kapasitas ambang batas serapan hujan menurut BMKG dipatok pada 150mm sehingga ada 50mm air hujan yang tidak terserap.[8] Air hujan yang tidak terserap tersebut membuat Kabupaten Garut menjadi daerah rawan banjir.[8]

Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Tiongkok Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

Thumb
Sociestraat atau Jalan Jend. Ahmad Yani pada sekarang pada tahun 1936.

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.

Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas vulkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakkan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen vulkaniklastik di atasnya.
  1. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudra Indonesia yang menyusup sekitar 6–10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudra setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudra bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).

Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.

Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umumnya memiliki lereng dengan kemiringan 30-45% di sekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian di antaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, di antaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan di bawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.

Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudra Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 36 buah sungai dan 112 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.403,35 km; di mana sepanjang 92 km di antaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah anak sungai.[9]

Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Thumb
Air terjun Cisanggiri pada tahun 1920-an.

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunung api, di antaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material vulkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kuarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.

Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk di antaranya adalah breksi vulkanik bersifat basaltik yang kompak, menunjukkan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material vulkaniklastik berupa alluvium berisi pasir, kerakal, kerikil, dan lumpur.

Jenis tanah kompleks podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

Berdasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pemerintahan

Bupati

Informasi lebih lanjut Bupati, Mulai jabatan ...
Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Jabatan Prd. Wakil Bupati
Thumb Abdusy Syakur Amin 20 Februari 2025 Petahana 8 hari 25
(2024)
Thumb Luthfianisa Putri Karlina
Tutup

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Garut dalam tiga periode terakhir.

Informasi lebih lanjut Partai Politik, Jumlah Kursi dalam Periode ...
Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[10] 2019–2024[11] 2024–2029[12]
PKB 5 Kenaikan 6 Kenaikan 8
Gerindra 4 Kenaikan 8 Penurunan 7
PDI-P 6 Penurunan 5 Penurunan 4
Golkar 8 Steady 8 Steady 8
NasDem 2 Penurunan 0 Kenaikan 3
PKS 4 Kenaikan 5 Kenaikan 7
Hanura 5 Penurunan 1 Penurunan 0
PAN 5 Steady 5 Penurunan 2
Demokrat 5 Steady 5 Penurunan 4
PPP 6 Kenaikan 7 Steady 7
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 10 Penurunan 9 Steady 9
Tutup

Kecamatan

Kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan, 21 kelurahan, dan 421 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.210.017 jiwa dengan luas wilayah 3.074,07 km² dan sebaran penduduk 719 jiwa/km².[13][14]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Garut, adalah sebagai berikut:

Informasi lebih lanjut Kode Kemendagri, Kecamatan ...
Kode
Kemendagri
KecamatanKelurahanDesaKodepos[15]StatusDaftar
Desa/Kelurahan
32.05.23 Banjarwangi 1144172Desa
32.05.06 Banyuresmi 1544191Desa
32.05.17 Bayongbong 1844162Desa
32.05.38 Balubur Limbangan 1444186Desa
32.05.31 Bungbulang 1344165Desa
32.05.36 Caringin 644169Desa
32.05.29 Cibalong 1144176Desa
32.05.12 Cibatu 1144185Desa
32.05.40 Cibiuk 544193Desa
32.05.18 Cigedug 544156Desa
32.05.25 Cihurip 444179Desa
32.05.22 Cikajang 1244171Desa
32.05.30 Cikelet 1144177Desa
32.05.19 Cilawu 1844181Desa
32.05.35 Cisewu 944166Desa
32.05.28 Cisompet 1144174Desa
32.05.20 Cisurupan 1744163Desa
32.05.01 Garut Kota 11-44111-44119Kelurahan
32.05.10 Kadungora 1444153Desa
32.05.02 Karangpawitan 41644182Desa
Kelurahan
32.05.16 Karangtengah 444189Desa
32.05.13 Kersamanah 644194Desa
32.05.09 Leles 1244152Desa
32.05.11 Leuwigoong 844192Desa
32.05.14 Malangbong 2444188Desa
32.05.32 Mekarmukti 544199Desa
32.05.33 Pakenjeng 1344164Desa
32.05.27 Pameungpeuk 844175Desa
32.05.34 Pamulihan 544168Desa
32.05.41 Pangatikan 844195Desa
32.05.08 Pasirwangi 1244154Desa
32.05.26 Peundeuy 644178Desa
32.05.07 Samarang 1344161Desa
32.05.39 Selaawi 744187Desa
32.05.24 Singajaya 944173Desa
32.05.42 Sucinaraja 744196Desa
32.05.21 Sukaresmi 744155Desa
32.05.15 Sukawening 1144184Desa
32.05.37 Talegong 744167Desa
32.05.04 Tarogong Kaler 11244131-44139Desa
Kelurahan
32.05.05 Tarogong Kidul 5744121-44129Desa
Kelurahan
32.05.03 Wanaraja 944183Desa
TOTAL21421
Tutup

Demografi

Kependudukan

Pada tahun 2021 tercatat penduduk di Kabupaten Garut berada pada jumlah 2.636.637 jiwa dengan kepadatan 857/km². Wilayah yang berada di bagian tengah Kabupaten Garut seperti Garut Kota, Wanaraja, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul dan Samarang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, hal itu dikarenakan sebagian pusat ekonomi dan pemerintahan berpusat di wilayah-wilayah tersebut. Sementara wilayah Garut bagian selatan seperti kecamatan Pakenjeng, Cikelet, Cisewu, Bungbulang dan Pameungpeuk memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah karena sebagian besar wilayah disana masih berupa hutan.

Bahasa

Bahasa Sunda digunakan oleh mayoritas warga Garut sebagai bahasa ibu dan sebagai bahasa pergaulan.

Agama

Islam merupakan agama mayoritas penduduk Kabupaten Garut. Namun ada sebagian kecil pemeluk agama Katolik dan Protestan yang umumnya di anut oleh etnis Tionghoa, Batak, dan sebagian kecil Jawa. Lalu agama Buddha dan Konghucu dianut oleh warga keturunan Tionghoa.

Pendidikan

Kabupaten Garut memiliki Sarana Pendidikan yang dikelola dengan baik, baik yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Sarana Pendidikan yang ada di kawasan kota:

SMA/SMK/MA

Beberapa sekolah di Kabupaten Garut meliputi

MA PERSIS TAROGONG

Perguruan Tinggi

Kesehatan

Catatan BKKBN menyebutkan bahwa Garut, bersama dengan Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Kota Cirebon, di tahun 2022, menjadi daerah berstatus darurat stunting. Hal ini disebabkan persentase stunting pada anak berusia di bawah 12 tahun[butuh rujukan] mencapai lebih dari 30%.[16]

Transportasi

Pariwisata

Kabupaten Garut menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Jawa Barat. Terbentangnya Kabupaten Garut dari Garut Utara sampai dengan Garut Selatan juga memiliki berbagai objek wisata. Kondisi topografi yang berada di ketinggian terendah 0 mdpl di sepanjang pesisir pantai Garut Selatan sampai dengan ketinggian 2821 mdpl di puncak gunung Cikuray, menawarkan berbagai jenis wisata di Garut.[butuh rujukan]

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.